11! hukuman

64 10 1
                                    

Hari senin merupakan hari yang tidak banyak orang sukai. Winter salah satu orang yang tidak menyukai hari senin, apalagi tadi dirinya sempat mengantar sang Ayah ke bandara lebih dahulu, lalu terjebak macet saat ingin mendekati sekolah. Sehingga Winter memilih untuk lari ke sekolah menembus macet jalanan.

Winter memasuki gerbang sekolah dengan tergesa, segera menuju kelasnya untuk menaruh tas karena perintah segera kelapangan untuk melaksanakan upacara akan segera dimulai.

"Sial" Umpat Winter saat mencari barang yang ia butuhkan tidak ada.

Winter dengan gontai berjalan kearah lapangan. Perhatian beberapa orang tertuju pada winter yang tidak menggunakan topi untuk upacara.

Winter mendengus sebal, masih tidak biasa menjadi pusat perhatian.

Sampai akhirnya satu topi upacara yang ia butuhkan sudah ada diatas kepalanya. Pelaku utamanya adalah bukan orang lain melainkan Heeseung.

Setelah memasangkan topi miliknya kepada Winter, Heeseung pergi ke barisan siswa yang tidak lengkap atribut upacaranya. Tentu saja rata rata siswa yang sering melanggar peraturan dan sudah biasa di hukum.

Winter merasakan perasaan yang membuatnya bingung. Sampai Olivia disampingnya menepuk pelan pundaknya "Padahal itu topinya juga dia minjem ke anak basket lain" menunjukan topi yang digunakan oleh Winter.

Winter hanya menghela nafasnya pelan. Lagi-lagi tingkah Heeseung tidak bisa ia tebak dan tentunya setiap pergerakan Heeseung pasti langsung mendapatkan perhatian dari beberapa siswa.

Seperti saat ini, bisikan sudah mulai Winter, tetapi kembali diam kala Olivia menatap mereka tidak santai.

"Thanks, Liv." Ucap Winter pelan

"Mereka bacot banget, pusing gue" Jawabnya dengan menggelengkan kepala.

Upacara berjalan dengan lancar, dengan siswa yang tidak lengkap menggunakan atribut kembali menjadi contoh agar seluruh siswa tidak melanggar. Juga pemberian hukuman bagi yang melanggar untuk hari ini.

Heeseung berkali kali melihat ke arah Winter, setiap tatapan mereka bertemu, Heeseung selalu mengedipkan matanya menggoda. Membuat Winter mendengus sebal. Perasaan bersalahnya secepat itu hilang dengan perasaan yang sangat amat menyebalkan karena oknum bernametag Heeseung Lee itu.

Winter saat ini keluar kelas, pas dengan bel istirahat berbunyi. Setelah upacara tadi, ia di tarik oleh Olivia untuk segera masuk kedalam kelas dan meninggalkan Heeseung yang akan di hukum karena tidak memakai atribut lengkap.

Karena merasa tidak enak, Winter mencari Heeseung di kantin. Matanya melihat kearah meja yang biasa Heeseung tempati bersama teman-temannya.

Tetapi nihil,

Ia tidak menemukan Heeseung disana.

"Cari Heeseung?"

Winter Menoleh setelah satu suara menginterupsi nya, "iya." jawab Winter.

"Di gudang belakang, disuruh piket" Beomgyu memberikan satu botol isotonik kepada Winter.

"Thanks?" Kata Winter dengan bingung melihat Beomgyu dan minuman isotonik di tangannya.

"Hahahahaha tolong kasih Heeseung ya. Gue takut dia pingsan" Ucapnya lalu segera beranjak pergi menghampiri meja temannya.

Winter yang tidak memiliki kepentingan lain di kantin melangkahkan kakinya menuju gudang belakang seperti yang di katakan oleh Beomgyu.

Kakinya melangkah sampai menemuka Heeseung dengan lap di pundaknya dan sapu di tangannya tertangkap nyata dihadapannya.

"Hi!" sapa Heeseung saat mengetahui Winter yang datang.

"Nih," Winter langsung melemparkan minuman isotonik itu ke Heeseung, untungnya Heeseung anak basket, jadi tangkapannya selalu baik.

Mata Heeseung berbinar, "KOK LO BAIK? JANGAN JANGAN LO UDAH SUKA SAMA—"

"Dari Beomgyu." Belum selesai Heeseung menyelesaikan kalimatnya, Winter lebih dahulu memotong.

"Ah, gue kira lo udah suka sama gue hahahaha" tawa Heeseung membuat Winter memutar bola matanya malas.

"In Your Dream, Dude" Ucap Winter lalu memberikan topinya.

"Thanks,"

Heeseung yang melihat itu terkekeh membuat Winter menyirit bingung,

"kenapa?" tanya Winter

"Gak," Heeseung mengambil topinya dari tangan Winter "Berati turnamen gue nanti lo fix nemenin gue ya?" ucapnya

Winter membulatkan matanya terkejut "Turnamen?"

Heeseung mengangguk, "iya, turnamen basket di pertengahan bulan nanti."

Winter mengangguk, "gak janji"

Heeseung segera menolehkan kepalanya ke Winter "kok??????"

"Gue gak yakin kalo lo ga akan ajak cewek lain di turnamen yang keliatan penting buat lo itu sih." Jawab Winter santai.

Memang benar, Winter tidak memiliki gambaran bahwa hubungannya dengan Heeseung akan berlanjut lebih lama dari ini. Winter tebak sampai minggu depan, setelah itu Winter benar-benar tidak mau dan tidak membayangkan hidupnya jika terus bersama Heeseung.

"Lo doang kok," Jawab Heeseung yakin "Lo bisa tunggu sampe akhirnya gue cuma ngajak lo di turnamen gue."

"Terserah" Winter bersiap untuk pergi.

"Lo cemburu ya?" Pertanyaan dadakan yang langsung secara spontan keluar dari mulut Heeseung.

"Jangan harap." Jawab Winter ketus dan langsung meninggalkan Heeseung dengan tawanya.

attention's, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang