Pemandangan aneh Winter dapati di pagi hari ini. Pukul 6 pagi, Heeseung sudah berada di depan rumahnya dengan motor kesayangannya itu.
Itu adalah suatu hal yang cukup gila, tetapi hal yang lebih gila lagi adalah ayah Winter mengajak Heeseung untuk sarapan bersama di meja makan rumah Winter.
Pagi yang cukup melelahkan bagi Winter.
"Makasih," ucap Winter saat menuruni motor Heeseung yang baru saja terparkir "Kalo bisa itu yang terakhir." Lanjutnya
Heeseung terkekeh, "kenapa?"
"Gue ga minat memperkenalkan lo sebagai pacar gue kaya yang lo lakuin tadi." Setelah mengatakan hal itu, Winter langsung pergi meninggalkan Heeseung menuju kelasnya.
Heeseung hanya terkekeh, setelah ditanya oleh ayah Winter terkait siapa dirinya. Heeseung dengan lantang menjawab dirinya ialah, Pacar Winter. Yang tentu saja langsung mendapat tendangan cukup keras di bagian kakinya di bawah meja makan.
Setidaknya respon Ayah Winter benar-benar hangat, tidak seperti anak gadisnya. Jadi Heeseung terlihat lebih banyak bicara, bahkan mereka sudah merencanakan untuk memancing bersama di minggu selanjutnya. Hal itu tentu tidak diketahui oleh Winter.
Entah mengapa, hari ini jauh lebih berat dari yang Winter pikirkan. Mungkin karena pagi nya sudah ia lewati dengan berat, saat menuju siang pun sepertinya lebih berat karena hari ini ada ulangan harian dadakan. Yang dimana Winter belum dan tidak mempersiapkan apapun.
Walaupun akhirnya Winter keluar dari kelas dengan nyawa yang tersisa hanya belasan persen di dirinya.
Ia makin melemah melihat Heeseung dengan semangat melambaikan tangannya di depan pintu kelas Winter.
Cowok gila, batin Winter lemas.
"Padahal udah gue chat lo, hari ini sejarah wajib ulangan harian. Tapi lo kayaknya off soalnya centang satu." Jelas Heeseung berjalan disamping Winter.
Winter diam saja, dirinya masih mengumpulkan energinya yang hampir terkuras.
"Lo beneran off ya? kenapa? gaada data?" Tanya Heeseung runtut.
"Gue blokir"
"hah? apanya?"
"No lo, gue blokir."
Heeseung mematung, matanya membesar, lalu dirinya berhenti membuat Winter menatapnya aneh.
"HAHAHAHA" Heeseung benar-benar melepaskan tawanya besarnya.
Ia sampai memegang perut karena dirinya tertawa seperti orang gila, walaupun memang dia gila sih.
"Kacau," Heeseung mensejajarkan lagi langkahnya dengan Winter yang lebih dulu berjalan meninggalkan Heeseung yang mendapatkan perhatian beberapa murid yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
attention's, please!
Fanfiction(+15) Heeseung kira Winter sama seperti gadis lain yang mengidamkan dirinya. Ternyata salah! shortstory