10! latihan basket

41 9 0
                                    

Winter lagi-lagi mendengus sebal. Baru saja pukul 10 pagi, saat ia keluar dari kamar dengan handuk yang membaluti rambutnya yang basah sudah melihat Heeseung duduk di ruang keluarga bersama sang ayah dengan gitar di tangannya.

"Nah kalo ini lagu kesukaan om waktu caper ke tante" Ayah Winter memetikan gitar dengan lagu lawas kebanggaannya.

Heeseung sesekali menimpali dengan sedikit bernyanyi.

"tidak buruk" Batin Winter

Keseruan dua lelaki tersebut bahkan tidak menyadari Winter yang sudah bolak balik membantu sang bunda di dapur untuk membuat kue.

"Dia udah dari jam berapa, Ma?" Dia yang di maksud oleh Winter adalah Heeseung.

"Sekitar jam setengah sembilan sih"

Winter hanya mengangguk, cukup lama Heeseung berada dirumahnya. Sudah lama sekali Winter tidak membawa teman mainnya kecuali Ningning yang sudah pindah ke Surabaya dan Giselle yang kembali ke negara asalnya, Jepang.

Maka dari itu, Mama Winter di pagi hari sudah sibuk membuat aneka macam bolu dan kue kering agar bisa dinikmati bersama dengan Heeseung. Pemuda yang memperkenalkan dirinya sebagai pacar Winter.

sudah pukul 11, Heeseung dan Ayah Winter sudah berganti kegiatan. Saat ini mereka sedang memilih film yang rencana nya akan mereka tonton. Tanpa mengajak sang istri juga Winter.

"Winter, kamu mau nonton film apa?" Winter yang baru saja mengantarkan bolu dan puding yang baru saja jadi seketika melihat kearah tv.

"Kecuali Tangled ya!" Tambah sang ayah membuat Winter memajukan bibirnya sebal.

"Hei, udah gede nontonnya masa Tangled terus sih? malu ah ada pacarnya juga" Jawab sang ayah melihat Winter yang sebal.

"Biar" Winter langsung mengambil posisi duduk disamping Heeseung.

Heeseung yang melihat itu hanya tersenyum karena sejujurnya Winter dengan baju rumahnya, rambut yang di kuncir asal, dan ekspresi yang baru saja Heeseung lihat itu cukup membuat sensasi baru pada Heeseung.

"Kita nonton film film marvel aja, super hero yang kakak biasa nonton" Saran dari sang ibunda langsung duduk di samping sang suami.

Keluarga Winter serta Heeseung yang menjadi tamu undangan sang ayah menonton film bersama. Menghabiskan Weekend mereka dengan tittle Family Time.

Walau sebenarnya, Heeseung baru pertama kali memiliki agenda keluarga seperti ini. Momen yang baru, perasaan baru, juga bersama seseorang yang baru saja Heeseung kenal lebih dekat.

Sampai film selesai, Winter meregangkan tubuhnya.

"Om, tante, nanti sore saya izin ajak Winter latihan basket ya." Izin Heeseung kepada kedua orang tua Winter membuat sang gadis melotot tidak terima.

Perasaan Heeseung belum mengatakan apa apa sebelumnya. Kenapa tiba tiba ajakan main basket untuk mengajari Winter di ulangan olahraga pekan depan menjadi alasan Heeseung?

Sesuai seperti rencana Heeseung, Winter saat ini sudah siap memakai pakaian dan bahkan sepatu olahraga.

Dengan malas ia mengikuti instruksi Heeseung yang berlagak seperti coach basket disekolahnya.

Winter diminta untuk pemanasan, Winter diminta lari dengan membawa bola, Winter diminta untuk Lay Up, Winter diminta untuk push up, sit up. Membuat Winter sebal dengan Heeseung.

"Capek." Winter melempar asal bola basket ke Heeseung dan mendudukan dirinya segera

peluh keringat sudah melewati wajahnya, sedangkan Heeseung kali ini melakukan permainan basketnya sendiri, Shooting bola, Dribble bola, Lay Up, dan banyak lainnya.

Dengan keseriusan yang terlihat juga santai. Permainannya rapih sehingga Winter sempat berpikir, "Oh, Kapten basket sekolah gue mainnya gini."

Sampai akhirnya Heeseung memanggil dirinya mendekat, dengan malas Winter menghampiri Heeseung tanpa tenaga.

"Nih, gue kasih tau caranya Shoot bola" Heeseung memberikan bola kepada Winter.

Winter mengambil ancang-ancang untuk shooting bola seperti yang Heeseung minta.

"Bukan gitu," Heeseung mendekatkan dirinya ke belakang Winter, tangannya membantu tangan Winter untuk mengarahkan bola yang akan di Shoot.

"Perhatiin ringnya, tangan kiri yang ini untuk ngarahin," Heeseung menepuk jari Winter

"Yang kanan itu untuk ngedorong bola, coba" jelasnya

Winter mendengar suruhan tersebut dan segera menshoot bola setelah ia rasa pas.

dan,

One Point!

Membuat Winter kegirangan dan Heeseung yang melihat itu tepuk tangan bangga.

"GUE BISA!" Winter sedikit meninggikan suara.

"Gara-gara gue ajarin" Ucap Heeseung membuat Winter yang tadinya tersenyum kembali mendatarkan mimik wajahnya kesal.

Winter mengurungkan niatnya untuk berterima kasih kepada Heeseung.

attention's, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang