05! hujan

150 27 5
                                    

Sudah 2 hari ini Heeseung tidak melihat Winter. Sejak kejadian tempo hari lalu, Winter benar-benar tidak terlihat di pandangannya.

Heeseung melihatnya saat pelajaran sedang berlangsung, yaitu saat Winter di dalam kelasnya. Setelah memasuki jam istirahat, dirinya hendak melihat Winter. Gadis itu sudah tidak terlihat. Hal tersebut membuat Heeseung heran, Heeseung berpikir Winter mungkin butuh waktu karena kejadian itu.

Siapa yang tidak takut, diganggu oleh dua laki-laki yang kurang ajar secara bahasa maupun fisik. Heeseung saja geram, bagaimana mereka yang perempuan?

Heeseung hari ini berniat untuk tidak mengganggunya Winter.

Dirinya tidak sengaja melihat Winter sedang mengikuti jam pelajaran olahraga. Gadis itu terlihat kesusahan men-shooting bola basket di tangannya.

Gemas. Batinnya

Tadinya Heeseung izin keluar kelas dengan niatan ingin ke kamar mandi. Tetapi melihat Winter dihadapannya setelah sejak pagi tidak terlihat, membuat kaki Heeseung seakan tertahan untuk melihat kelas yang sedang mendapatkan jam olahraga itu.

Winter mengusap peluh di keningnya, memang waktu yang tidak tepat untuk olahraga. Tapi pemandangan didepannya ini sungguh tepat untuk menenangkan dirinya.

Heeseung kembali ke dalam kelas kala kelas Winter sudah selesai dengan pelajaran olahraganya. Respon Winter saat melihat Heeseung adalah sikap biasanya, acuh. Hal tersebut membuat Heeseung kembali terkekeh dan mengikuti Winter di depannya lalu kembali ke kelasnya.

Saat jam pelajaran terakhir selesai, langit tiba-tiba turun hujan yang cukup hebat. Beberapa orang nekat untuk menerobos hujan tersebut agar cepat sampai rumah dan beberapa ada yang bertahan untuk menunggu hujan reda.

Bahkan gak jarang, beberapa orang dijemput oleh orang tua, pacar, bahkan supir orang tua mereka karena hujan cukup lebat.

Berbeda dengan Winter yang menunggu hujan karena tidak ada siapapun yang akan menjemputnya. Satu-satunya transportasi yang ia gunakan adalah Ojek Online.

Tetapi pemesanan nya berulang kali dibatalkan.

Winter menunggu sampai 30 menit bahkan 1 jam setelahnya, hujan tidak mau mereda. Siswa sudah banyak yang pulang, hanya beberapa orang yang tersisa disana. Sudah cukup gelap tetapi pesanan nya sampai saat ini belum juga di terima.

"Yuk?" Winter melihat kearah samping, mendapati Heeseung sedang memberikan jaket nya untuk Winter.

"Mau pulang gak?" Tanya Heeseung setelah melihat diam nya Winter.

Winter masih coba acuh, membuat Heeseung menghela nafasnya. Di Keadaan seperti ini gadis itu masih aja berpegang teguh dengan sikap jeleknya?

"ck," Heeseung menarik Winter mendekat, dan memakaikan Jaket miliknya yang terlihat kebesaran saat dipakai Winter.

Lalu Heeseung membetulkan kupluk dari jaket tersebut di kepala Winter. Sebagai sentuhan terakhir ia menyentil jidat Winter pelan.

"Susah banget sih, kalo di tolongin tuh jangan nolak." Ucapnya menarik Winter.

Heeseung membuka payung dan menarik Winter dalam rangkulannya untuk mencapai parkiran mobil entah milik siapa.

"Deres banget lo mau nunggu sampe malem?" Ucap Heeseung saat keduanya sudah memasuki mobil.

Heeseung mengelap bagian tubuhnya yang basah  karena terkena air hujan. Lalu tangannya mengambil tangan Winter yang saling menautkan, "dingin ya?"

Winter mengangguk, sebetulnya jaket Heeseung memanglah sangat membantu dirinya. Karena jujur saja dirinya tidak kuat dingin. Apalagi hujan kali ini sangat deras dan lumayan lama.

"Masih dingin gak?" Tanya Heeseung,

"Kalo masih mending kita pelukan."

Yang tentu saja langsung mendapatkan satu bogeman tidak bertenaga dari Winter.









attention's, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang