08! Claim

50 9 3
                                    

Hari ini Heeseung belum melihat Winter. Gadis itu susah sekali di tebak pergerakannya, bahkan gemar sekali menghilang. Membuat Heeseung lelah memutar satu sekolah untuk mencari Gadis bernametag Winter Kim.

Lupakan keberadaan gadis itu sebentar, Langkahnya saat ini terhenti kala mendengar beberapa benda berjatuhan di gudang belakang. Ada suara pekikan juga dan beberapa suara yang Heeseung tebak adalah suara ancaman dan tawa dari beberapa gadis.

Heeseung sedikit mengintip diantara tumpukan meja, dilihatnya 3 perempuan dengan dandanan yang cukup mencolok mendorong satu gadis lain yang terlihat enggan untuk menatap dirinya dan antek-anteknya.

Heeseung memperhatikan kembali gadis berambut pendek itu, tidak asing baginya.

"Winter?" cicitnya saat melihat sekelompok gadis yang mengganggu Winter tersebut pergi kearah lain.

Heeseung bergegas menghampiri Winter yang masih memungut beberapa barangnya, ia melihat di belakang Winter ada beberapa tumpukan meja berantakan dan beberapa bahkan ada yang terjatuh.

"Winter?" panggil Heeseung. Winter sempat terkejut, tetapi ia dengan cepat mengatur ekspresi wajahnya agar terlihat lebih tenang.

Winter hanya menoleh dan melanjutkan kegiatannya, buku-buku yang mereka ambil dari loker Winter belum semuanya ia bawa.

"Dari kapan?" Heeseung bertanya dengan membantunya mengambil beberapa kertas hasil ujiannya di lantai.

"Dari kapan lo di rundung kaya gini?" Tanya Heeseung karena Winter sejak tadi enggan menjawab pertanyaannya.

Winter kembali acuh, berniat meninggalkan Heeseung sendiri disana, sampai akhirnya Heeseung menarik tangan Winter.

"Gue tanya dari kapan lo kaya gini Winter kim!" Bentak Heeseung.

"Satu hari setelah lo bilang gue pacar lo." Winter menepis tangan Heeseung yang mengenggam lengannya, "Puas?!" Tambahnya.

Tidak ada yang bersuara saat itu, Heeseung terlihat cukup berpikir membuat Winter jengah, ia lelah dan lapar. Bekalnya masih tertinggal di lokernya tadi sebelum di tarik ke gudang belakang.

"Lo mau tau cara lepas dari mereka?" tanya Heeseung dengan yakin, Winter hanya menatapnya tanpa bicara dan lagi-lagi dengan wajah datarnya.

"Akuin gue," Winter menyirit bingung, "akuin gue sebagai pacar lo." Heeseung melanjutkan ucapannya.

Winter hanya menggeleng lalu bergegas pergi, cukup lelah menghadapi tiga cewek gila di tambah satu cowo gak waras saat ini.

Heeseung menyamakan langkahnya dengan Winter, "Wint, mereka cuma butuh validasi dari gue dan lo." Jelasnya.

"Validasi apa?"

"Validasi lo pacar gue atau bukan, itu aja. Setelah lo bilang lo pacar gue, mereka gak akan ganggu lo lagi, Win. Hidup lo aman." Jelasnya lagi.

Winter menghentikan langkahnya, "Sejak lo ada, hidup gue jauh dari kata aman, Heeseung." Ucapnya dengan penuh penekanan.

"Karena itu!" Heeseung menahan kedua tangannya di pundak Winter, "Lo harus bilang kalo lo pacar gue. Biar mereka gak ganggu lo. Siapa yang berani ganggu cewek gue?" Heeseung meyakinkan Winter.

"Gue bisa ngomong apapun soal lo pacar gue, tapi mereka butuh validasi dari lo langsung, Wint. Toh, seenggaknya hidup lo aman walaupun sebentar bukan? Manfaatin nama gue, Wint."

Winter sedikit berpikir, lalu kembali tampak acuh. Namun dirinya juga memikirkan saran dari Heeseung.

btw kalian ngebayangin winter nya yang di mv unhappy yaaaa. jangan yang lain, soalnya dia rambut pendek hot af hahaha

 jangan yang lain, soalnya dia rambut pendek hot af hahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
attention's, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang