Part 46

106K 5.9K 451
                                    

Hai gais 🤗

Aku mau cerita sedikit
Jadi aku lagi mau menambah pertemanan lewat dating apps gitu kan. Terus ketemu sama cowo, emang niatnya temenan aja, chat tuh aku sama dia sampe akhirnya pindah ke line, aku sama dia jadi sering chat, telpon gitu. Terus dia minta foto aku kan, tapi aku minta dia kirim duluan.
Orangnya biasa aja dan aku juga yang ga gimana2, terus aku kirim foto aku. Namanya cewe foto pas kadang pake filter kan, trs dia ngomong 'kok pake filter, coba dong yang natural'. Yaudah aku kirim, dia ga ngerespon apa2, nggak chat lagi malah. Udah aja gitu ilang. Yaudahlah ya aku ga peduli

Terus aku ketemu lagi sama orang, cowo juga. Udah deket juga, lagi2 aku juga niatnya temenan ga lebih. Dia minta Instagram aku, aku kasih. Kata dia 'yang ini ya' Aku bilang 'iya', kalian tau abis itu dia juga ilang, ga chat lagi. Dua kali ngalamin hal kaya gini buat aku insecure sama diri aku sendiri, aku sampe mikir, emang aku sejelek itu ya? Aku emang gendut terus kenapa? Emang sengga mau itu ya? Padahal mereka juga b aja, tapi aku tetep respon, ga ngejelekin atau tiba2 ngilang. Tapi kenapa mereka kaya gitu?. Sumpah aku jadi insecure gara2 hal ini, padahal niatnya cari temen buat saling bagi cerita. Tapi...ah sudahlah

Btw kalian ada yang ngalamin hal yang sama kaya aku juga ga? Atau kalian punya pengalaman yang berbeda pas deket sama cowo online?

Eh jangan lupa vote dan komen dulu ya sebelum masuk ke jalan cerita 😊

Happy reading 💕

^^^

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, hingga membuat Zidan, Ezza, Nabella serta Olivia semakin dekat. Nabella mengubah panggilan kakak, menjadi Mas saat memanggil Zidan dan Ezza seperti Olivia, ya itupun juga karena Olivia yang menyuruhnya.

"Abis ini mau kemana lagi Mas?" Tanya Nabella pada Ezza yang berjalan di sebelahnya. Semalam tiba-tiba Ezza mengirim pesan padanya, pria itu bertanya apa dia mau menemaninya membeli sepatu untuk Zidan. Nabella menjawab iya, tapi setelah mata kuliah berakhir sekitar jam setengah tiga sore. Walaupun sebenarnya Nabella tidak tahu tujuan Ezza membelikan sepatu untuk Zidan.

"Kamu maunya kemana?" Tanya balik Ezza seraya memasang helm lalu memberikan satu helm lagi untuk Nabella. "Nggak tau bingung" Balas Nabella sambil memasang helm berwarna Biru.

"Mau ke pasar gede? Kuliner jajanan disana, mau?"

"Boleh"

Ezza menyalakan motor sederhananya, sebuah vespa lama berwarna biru muda yang dibeli dari teman semasa SMA. Vespa yang menemaninya selama awal memasuki masa perkuliahan, Ezza bukan dari anak orang kaya yang bisa membeli motor keren atau mobil mahal yang digunakan untuk berangkat kuliah. Ezza bahkan bekerja setelah kelas berakhir untuk membayar uang kuliah dan kebutuhannya sehari-hari. Ezza, pria sederhana yang tidak neko-neko.

Diperjalanan, Ezza sebisa mungkin membuat Nabella nyaman. Ezza mengajak Nabella ngobrol hal-hal kecil hingga tertawa bareng di bawah langit Solo yang kian lama semakin berubah jingga. Nabella semakin menyadari bahwa Ezza merupakan pria yang hangat. Saat di pasar, ketika mereka membeli sepatu, Ezza meminta izin untuk menggenggam tangannya menjaganya agar dia tidak tersenggol orang lain.

Sedari awal mereka pergi, Ezza selalu meminta izin dan mengucapkan maaf perihal kecil seperti memakaikan Nabella helm ketika perempuan itu kesusahan. Meminta izin menggenggam tangan Nabella ketika mereka menyebrang jalanan, menggenggam tangannya ketika beberapa kali perempuan itu terdorong oleh orang-orang di pasar. Meminta maaf karena harus menyuruh Nabella menunggu di depan toko, walaupun pria itu telah meminjam bangku untuk Nabella duduk. Meminta maaf karena telah minta diantar membeli sepatu untuk Zidan ke pasar yang dia sendiri tidak tahu kalau akan seramai biasanya.

ATLAS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang