"Jangan berharap lebih, ya. Barangkali dia hanya menghargai, bukan mencintai."
Udara malam seakan tengah memeluk erat setiap manusia yang melintas di daerah ibu kota. Namun, hal itu tidak mampu menghentikan langkah mereka untuk menepati janji yang telah disepakati sebelumnya. Di balik dinginnya Jakarta malam ini, terdapat lukisan indah dengan taburan gemerlap lintang yang menghiasi. Pemandangannya membuat setiap pasang mata terbius seketika menyaksikan bagaimana sempurnanya ciptaan Tuhan.Leo yang tengah mengemudikan motornya tersenyum kala melihat sahabat kecilnya menarik bibir seraya mendongak ke atas. Tangannya tidak lolos dari dekapan tangan Leo. Leo harus segera menyadarkan diri bahwa mereka hanya sekedar sahabat. Iya, sahabat.
Puluhan menit mengemudi, akhirnya keduanya sampai di tempat tujuan. Gramedia.
"Ih, lo ngapain fotoin gw diem-diem?" protes Leo seraya menutupi wajahnya.
"Yaelah, cuma gini doang. Lagian bagus tau, kaya cowok-cowok estetik gitu," jawab Livi dengan santai, sedangkan yang diajak bicara justru menaikkan satu alisnya seakan tidak puas dengan jawaban Livi.
"Mau beli buku apa, lo?"
Livi berjalan menyusuri rak buku sambil meletakkan jari tangannya pada dagu, berpikir.
"Mending lo baca ini biar ngga jadi jomblo akut." Sial, Leo hampir saja terbahak melihat Livi yang kini tengah memelototinya. Bagaimana tidak? Matanya yang sipit dia pelototkan bukannya seram justru terlihat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularity (On Going)
Teen FictionPopularity merupakan cerita yang mengangkat kisah siswa SMA Negeri Pelita Bangsa yang berusaha keras untuk mendapatkan popularitas. Berbagai hal mereka lakukan agar keberadaan mereka dapat terlihat. Mulai dari selalu menjadi bintang kelas bahkan bin...