Dari judulnya, kali ini kita balakan seneng-seneng, nih.
Seru kan? Belajar itu menyenangkan.
Siapa yang setuju?Happy reading guys🥰
Sedari tadi Leo tampak tengah berkutat dengan komputernya. Jemarinya aktif mengetikkan berbagai tombol. Kali ini wajahnya benar-benar serius hingga tidak sadar seseorang tengah mengawasinya sambil menikmati sebuah apel.
Muak dengan Leo yang tidak kunjung menghentikan kegiatannya, Livi akhirnya mendekat dan melihat hal penting apa yang sedang Leo kerjakan.
"Lo lagi ngapain sih, Le?" Pertanyaan Livi yang terdengar tiba-tiba membuat Leo terkejut seketika.
"Livi lo bisa ngga sih, kalo masuk ke rumah gue minimal salam. Jangan ngagetin orang. Kaya kunti lo tiba-tiba nongol," tegur Leo sambil berusaha menetralkan detak jantungnya.
"Heh, gue udah salam ya. Kuping lo aja yang budek. Lagian lo lagi ngapain, sih? Sibuk banget," selidik Livi.
"Ngga ada. Tadi gue gabut aja, jadi iseng searching pola belajar orang Korea. Ngeri juga ya di sana." Leo masih menatap layar komputernya.
"Kalo gue juga kayanya ngga kuat mental deh. Dah mending gabut keluar yok!"
"Ke mana, sih? Lo ngga belajar?"
"Nanti deh, gue laper," rengek Livi sambil mengerucutkan bibirnya.
Livi lucu juga kalo lagi ngerengek gini, batin Leo.
"Udah, gue pesenin aja. Sekarang kita belajar bareng, gimana?"
"Padahal gue pengen nyari angin, tapi ya udah deh. Gue ambil buku dulu."
Mereka akhirnya belajar bersama. Meskipun kelas keduanya berbeda, tetapi mata pelajaran yang mereka dapat sama karena masih satu jurusan. Livi memilih untuk mempelajari fisika. Tidak terasa, hari sudah larut. Namun, sepertinya mereka melupakan sesuatu. Benar, sejak tiga jam yang lalu makanan tidak kunjung datang. Anehnya, Livi sudah tidak merasakan lapar. Apakah iya karena sebuah apel bisa membuat Livi kenyang?
"Le, makanannya mana?"
Leo yang baru saja menyadari segera mengecek ponselnya. Ketika menyadari sesuatu, dia sontak menutup mulut lalu meringis ke arah Livi.
"Li, sorry banget. Ternyata belum gue klik order. Sorry banget. Lo pasti udah kelaperan, ya? Bentar gue keluar ya." Leo tampak sangat khawatir pada Livi. Wajahnya terlihat bingung sekaligus panik.
"Sans Le, gue udah ngga laper kok. Sumpah."
"Jangan gitu Li, biar gue beliin bentar, ya."
"Ngga usah, Le. Serius."
"Ngga, ngga. Lo tunggu di sini. Ngga ada penolakan. Ini salah gue, jadi gue harus tanggung jawab. Lo diem di sini."
Livi sendiri bingung harus bersikap apa. Namun, rasanya senang ada yang memerhatikannya. Baginya, Leo adalah sosok yang bisa menjelma jadi siapa saja. Bisa menjadi ayah, ibu, kakak, teman, atau bahkan ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularity (On Going)
Teen FictionPopularity merupakan cerita yang mengangkat kisah siswa SMA Negeri Pelita Bangsa yang berusaha keras untuk mendapatkan popularitas. Berbagai hal mereka lakukan agar keberadaan mereka dapat terlihat. Mulai dari selalu menjadi bintang kelas bahkan bin...