|07| Meluapkan Emosi

84 23 11
                                    

®Story Of Anko Anbe

"Baru segini aja sakit, dasar lemah!"

-Anara Alexandria-
__________

Happy Reading

__________

"Anara," panggil Zrenda.

"Eh, hai." Jawab Anara gugup.

"Bang." Sapa Raihan.

"Han, sudah selesai?"

"Sudah. Pulang yuk bang?"

"Ayok dah."

Zrenda mengalihkan pandangan ke Anara. "Ouh ya untuk lo Anara, kita sudah ketemuan di cafetaria milikku."

"Cafetaria ini milik kamu Zren?" Tanya Anara kaget. Dia kira cafetaria yang dia dan Raihan tempatkan bukan milik Zrenda.

"Yap, dan mulai saat ini lo jangan pernah datang lagi ke cafetaria ini. Kita pun mulai sekarang nggak ada hubungan apa-apa."

"Tapi Zren-"

"Gue nggak terima protes dari lo."

"Jadi selama ini kalian mempermainkan aku gitu?"

"Bukan mempermainkan lo, tapi gue sedang menguji lo. Dan ternyata lo cewek nggak baik buat adik gue, Raihan."

Raihan dan Zrenda tanpa bicara apapun lagi meninggalkan Anara yang masih terdiam dalam pikirannya.. Anara tampak kecewa menatap kedua punggung Kakak beradik yang mulai menjauh.

Tanpa pikir panjang Anara berlari menuju parkiran dan langsung masuk ke dalam mobil mewah miliknya. Dia menyeka air matanya yang sebentar lagi akan turun. Sungguh sangat kecewa dengan apa yang baru saja terjadi menimpanya.

Dia bingung ingin pulang kemana, mensionnya atau markaz Beauty Girl. Anara melaju kencang menyusuri jalanan yang tampak sepi karena hari mulai semakin malam.

"Sial,"

"Mereka berdua telah mempermainkan gue tanpa memikirkan siapa yang sedang mereka hadapi. Dasar adik kakak brengsek!"

"Tidak tau diri."

Sepanjang jalan Anara mengoceh tentang kejadian yang baru saja menimpanya. Setan telah membisikkan hatinya agar membuat buruk.

Jalanan yang tidak terlalu sepi itu membuat Anara menurunkan kecepatan mobilnya. Matanya menyapu setiap jalan yang dia lihat. Dia ingin melampiaskan amarahnya kepada seseorang yang tak bersalah.

Anak Konglomerat Vs Anak Beasiswa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang