CHAPTER 1

342 70 65
                                    

   Up cerita baru, jangan lupa baca ya!
        
                     Jangan lupa klik ⭐

                    Lanjut komennya🤗
     
                        Happy reading

                                  ***

Lagi capek-capeknya ngerjain tugas kampus, Galin juga harus menghadapi banyaknya reporter serta wartawan yang begitu hobi mengusik kehidupannya. kalau tidak diladeni, reporter serta wartawan itu akan terus mengganggunya dan Galin tidak akan bisa fokus menyelesaikam tugas numpuknya.

"Galin, kami tahu anda ada didalam. Keluarlah, kami hanya minta waktu lima menitnya!" Teriak salah satu wartawan dengan berkali-kali menggedor pintu

Dengan sangat terpaksa Galin berjalan menuju pintu dan bersiap untuk meladeni reporter serta wartawan tidak jelas itu. begitu pintu terbuka, para reporter berbondong masuk ke dalam rumah Galin.

"Maaf, apakah benar anda seorang pelacur?" Tanya wartawan itu dengan menyodorkan mic ke arah Galin, namun Galin menolaknya

"Keluar atau saya siram air got?" Tanya Galin penuh mengintimidasi

"Kami akan pergi setelah anda menjawab satu pertanyaan dari kami." Balas reporter itu. "Apakah benar anda seorang pelacur?" Ucapnya kembali bertanya

"Pelacur adalah pekerjaan saya, bukan jati diri saya. Jadi maaf, jangan usik atau mengkeponi kehidupan saya. Maaf, saya ada kesibukan lain." Balas Galin yang setelah itu langsung mendorong reporter didepannya untuk keluar dari rumahnya.

Galin langsung merebahkan tubuhnya, menutup mata sejenak guna merilekskan otaknya sebelum mengerjakan tugas yang menumpuk. Galin tersentak kaget dan langsung membuka mata setelah mendengar ketukan pintu, padahal dirinya hampir terhipnotis alam mimpi. Dengan malasnya Galin berjalan menuju pintu utama dan segera membukanya.

"Hai Galin. Senang bertemu denganmu, gimana kabarmu hari ini?" Tanya seseorang itu nampak sangat senang bisa bertemu dengan Galin

"Baik, Om. Tumben kesininya sore, biasanya malam atau kalau nggak ya pagi." Balas Galin tak kalah ramah

"Nanti malam bisa ikut saya?" Tanya lelaki berumur itu, namanya Surya

"Kemana, Om?" Tanya Galin balik

"Ke hotel."

"Lagi?" Tanya Galin, Surya mengangguk

"Tak ada lagi yang lebih aman selain hotel. Kamu siap-siap sekarang. Dua jam lagi saya jemput." Balas Surya yang setelah itu pamit pulang

Galin pun segera bersiap-siap, memakai dress selutut berwarna merah yang terlihat sangat mencolok. Berdiri di depan cermin besar, Galin nampak seperti jalang yang akan melayani para hidung belang.

***

Arvin langsung memakirkan mobilnya setelah melihat Galin bersama dengan seseorang yang sangat ia kenali. Yang membuat Arvin terkejut adalah ketika Galin yang melepas jaketnya dan menampakkan dress merah yang cukup ketat. Juga dengan Galin yang langsung menarik ikat rambutnya dan memperlihatkan rambut sedikit berwarnanya tergerai.

"Dasar jalang!"

Arvin segera turun dari mobil, berjalan mengendap guna mengikuti langkah Galin dan Surya yang akan memasuki hotel. Sampai ke lantai sembilan pun Arvin masih mengikuti Galin dan Surya sampai keduanya masuk ke dalam kamar nomor sembilan ratus dua puluh tiga.

Arvin buru-buru sembunyi setelah kebodohannya yang lupa mematikan cahaya flash saat akan mengambil foto Galin bersama Surya.

Lain dengan Galin yang langsung menghentikan langkah dan segera menoleh ke belakang untuk mencari tahu siapa yang berusaha mengambil foto dirinya bersama Surya.

PELACUR GALINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang