Dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk berangkat ngampus, Galih meminta Galin untuk tetap istirahat dirumah. Galih tidak ingin hal buruk seperti kemarin terjadi lagi.
"Ini sarapannya, jangan lupa di makan ya." ujar Galih menyiapkan sarapan untuk Galin yang ia bawa dari apartemen
"Seharusnya pak Galih tidak perlu repot-repot bawakan saya sarapan. Saya masih bisa masak kok." balas Galin merasa tidak enak hati pada Galih
"Tidak repot kok, ini memang sebagian tugas dari saya, Galin. Kemarin saya telat menyelamatkan kamu, jadi, saya coba tebus dengan hal-hal kecil seperti ini."
Galin berkaca-kaca mendengar ucapan Galih yang setulus itu. Barusan ucapan tulus Galih mengingatkan Galin pada sosok ayah yang begitu persis dengan Galih. Ayahnya selalu bilang jika ada keterlambatan atau kesalahan kecil, sang ayah selalu berusaha menebusnya dengan hal-hal kecil. Persis seperti yang Galih lakukan saat ini.
"Kamu kenapa, Galin?" tanya Galih bingung campur khawatir dengan Galin yang tiba-tiba akan menangis
Galin menggeleng lemah, "Sikap bapak mengingatkan saya pada sosok ayah yang dulu selalu begitu jika ada kesalahan kecil dalam melindungi putrinya."
Galih mendekat, membawa Galin kedalam pelukannya tanpa harus diminta. Galih juga ikut berkaca-kaca sembari mengusap punggung Galin.
"Izinkan saya menggantikan posisi itu. Bukan sebagai ayah tapi sebagai seseorang yang berarti dalam hidup setelah ayah kamu, Galin." ujar Galih tulus, Galin semakin kejer dibuatnya
"Pantaskah hal itu ada pada saya, pak?"
"Iya, Galin. Secepatnya saya akan buat status saya dengan kamu."
Galin melepas pelukan itu paksa, menatap Galih dengan pandangan yang sulit diartikan. "Pak Galih mau jadi suami saya?"
Galih tertawa. "Lihat saja besok."
***
+62823xxxxxxxx
Hallo, gue butuh lo!!+62812xxxxxxxx
Hai, saya membutuhkan anda sekarang+62859xxxxxxxx
Galin? Saya kerumahmu sekarang!Mendapat tiga pesan sekaligus, Galin jadi bingung. Galih memintanya untuk istirahat, tapi, banyak orang membutuhkannya sekarang. Hingga suara ketukan pintu menjadi pilihan Galin untuk melayani para tamunya.
"Selam-" belum juga selesai bicara, mulutnya sudah lebih dulu dibungkam oleh seseorang. Dihadapannya sudah ada tiga orang laki-laki yang mendorongnya masuk kedalam rumah.
"Kalian siapa?!" tanya Galin ketakutan
"Mari kita bersenang-senang!!" Salah satu dari ketiga lelaki itu merangkul Galin sampai keempatnya duduk di kursi sofa
"Kal-"
"Minum dulu lah, biar asik."
"Maaf, saya tidak minum alkohol." tolak Galin, ia segera menjauh dari ketiga lelaki disampingnya.
"What?! Pelacur gak minum? Jangan omong kosong!"
"Kalian salah alamat, ini bukan klub." Galin berusaha untuk tidak panik meski sebenarnya ia sangat takut jika terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan
"Gue baru putus, sekarang butuh pelayanan lo."
"Istri saya selingkuh, saya butuh penenang."
"Saya ditipu, sekarang saya butuh pelampiasan."
Galin mengangguk setelah mendengar alasan ketiga lelaki itu datang kerumahnya. Galin sendiri segera menyiapkan semuanya untuk para tamunya.
"Satu-satu atau barengan?" tanya Galin
KAMU SEDANG MEMBACA
PELACUR GALIN
Teen FictionGalin Nadiva. Seseorang yang mendirikan bisnis pelacur di umurnya yang tergolong masih sangat muda dan baru saja lulus masa SMA. Dengan status dirinya yang menjadi leader pelacur, hidupnya tak seburuk masa lalunya. Menjadi pelacur tentunya tak mudah...