CHAPTER 3

104 54 24
                                    

Masih di part ke tiga, kritik dan kasih saran ya kalau ada yang kurang.✨

✨Jangan lupa vote, komentar ya guys. Jangan lupa follow juga🙏✨

______________

Arvin mencoba berpikir tentang Galin, nama dengan lima huruf itu terus mengiyang  di kepala Arvin. Arvin sendiri juga bingung. Pikirannya mulai menangkap sesuatu yang dialami dirinya selama bersama Galin.

"Kalau dia beneran pelacur, kenapa dia nggak tergiur sama gue? Padahal gue yang lebih tampan, duit juga ngalir terus. Kenapa dia sukanya sama om Surya dan papa?" Sedetik kemudian Arvin langsung memukul kepalanya. "Arvin goblok! Yang namanya pelacur itu nggak mandang fisik, soalnya yang paling penting itu duit." Sambungnya

Tangannya mulai mengotak-atik ponsel. Mencari nomor yang akan ia tuju. Tertera nama Haris yang selalu ia andalkan dalam hal informasi. Selain orang terpercaya papanya, Haris juga menjadi teman baik Arvin di dalam rumah. Bahkan Arvin sudah menganggapnya seorang kakak yang berselisih dua tahun.

Haris koplak
Tuan Arya memintamu
untuk keruang kerjanya

Tuan mudaku
Temui gue sekarang!!

Arvin sangat malas jika harus berhadapan dengan Arya. Pasti Arya nanti akan memintanya untuk belajar mengelola perusahaan yang setiap tahunnya pasti membuat cabang baru.

Tak perlu menunggu lama, Haris sekarang sudah ada di depan Arvin. Masuk tak ketuk pintu, bertemu tak menunduk dan malah ikut duduk menyambar camilan. Meski terlihat lancang tapi Arvin tak mempermasalahkan. Arvin justru yang meminta Haris untuk tidak berlaku formal layaknya atasan dan bawahan.

"Bantuin gue cari tau tentang Galin." Ujar Arvin

"Ogah kalau cowok." Tolak Haris dengan merebahkan tubuhnya di sofa yang empuk

"Cewek, njir!"

"Lihat nanti, kalau cantik gue mau."

"Dia itu pelacur, pelakor dan selalu morotin uang papa."

"Oh, mbak Alin."

"Lo tahu?" tanya Arvin penuh mengintimidasi

"Cewek gue tuh!"

"Bangsat! Gue serius."

Tanpa pikir panjang, Haris keluar diikuti Arvin di belakangnya. Berniat mau menunjukkan Galin, Haris malah merasa panas sendiri melihat Galin dan Galih yang tengah duduk santai berdua di cafe. Mana tertawa penuh bahagia pula.

Berbeda dengan Galin da Galih yang begitu asyik mengobrol dan tertawa tanpa peduli jika hal itu mengganggu kenyamanan orang lain. Namun, suasana itu kembali hening ketika Galih mengusap puncak kepala Galin.

"Saya ingin lebih dekat sama kamu, Galin." ujar Galih  menatap Galin tulus

"Pak tap-"

"Saya tidak peduli tentang siapa kamu. Saya hanya ingin lebih dekat dan selalu ada buat kamu." potong Galih membuat Galin bungkam

"Galin, boleh saya peluk kamu?" pandangan teduh itu membuat Galin menunduk. Tak berani menatap apalagi membalas ucapan Galih. Terlalu lama menunggu persetujuan Galin. Galih menarik lengan Galin dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Saya sangat merindukan seseorang dan saya harap itu adalah kamu."

Ekhem!

Keduanya terlonjak kaget mendapati Haris yang sudah ada di depannya, tak lupa juga dengan Arvin yang berdiri di samping Haris. Galih tampack santai tanpa ada sedikit pun rasa malu ketika dipergoki mahasiswa dan temannya, Galih justru memasang wajah malas melihat Haris dan Arvin. Sedangkan Galin terfokus pada Haris yang merupakan asisten pribadi Arya.

"Maaf mbak Alin mengganggu waktunya, boleh bicara sebentar?" tanya Haris membuat Galih menatapnya malas

"Boleh, di mana?" tanya Galin balik

"Di seberang sana." 

Ketika Galin hendak melangkah pergi, Galih menahannya dan membawa Galin pergi dari cafe. "Itu hanya modus." bisiknya sambil berjalan meninggalkan cafe

***

"Jadi, dia itu siapa?" tanya Arvin setelah mendengar cerita singkat Haris tentang Galin

Dengan penuh yakin Haris menjawab. "Bisa jadi calon istri."

Plak!

"Gausah ngawur!"

Tak mau membuang waktu lebih banyak lagi, akhirnya Arvin memilih pergi. Mencari detail pribadi Galin dengan tangannya sendiri tanpa campur tangan orang lain. Belum lagi berpikir cara, Arvin sudah lebih dulu disuguhkan pemandangan harmonis. Jika kalau sudah begini, ngapain repot-repot cari informasi? Batinnya

Dilihatnya seorang Galin tengah bermain dengan anak kecil berumur sekitar empat tahunan. Tak hanya itu, di sana juga ada surya yang menjaga Galin dan anak kecil itu.

"Ma, pa." panggil anak kecil itu seraya berjalan mendekati Surya

Mendengar panggilan itu, Arvin sangat terkejut. Jadi benar jika Surya dan Galin punya hubungan gelap dan punya anak yang sudah sebesar itu? Arvin menggeleng kepala tak percaya jika Surya sebodoh itu dan Galin yang semurah itu. Benar-benar ngga ngotak!

"Emely mau libulan sama mama papa Emely." ujar anak kecil bernama Emely itu

"Papa sama mama kan kerja cari uang buat Emely. Nanti kalau uangnya banyak, kita naik pesawat sama-sama. Iya kan, pa?" Galin berusaha semaksimal mungkin untuk Emely percaya padanya dan juga surya

"Iya, sayang. Kalau Emely udah gede nanti, papa ajak naik pesawat bareng."

Emely tersenyum manis ke arah Galin. "Mama sayang Emely?"

"Tentu dong. Emely kan kesayangannya mama." balas Galin dengan mencium pipi kiri Emely

Emely berganti menoleh ke arah Surya. "Papa sayang Emely?"

"Janga ditanya lagi, papa udah tentu pasti sayang dan cinta sama Emely." balas Surya berakhir mencium pipi kanan Emely

"Mama sayang papa?" tanya Emely membuat Galin bingung menjawab

"Kenapa Emely tanya begitu?"

"Papa sayang mama?"

"Kalau papa enggak sayang mama, Emely enggak akan ada di dunia." balas Surya menenangkan

"Kenapa papa enggak pernah cium mama?"

Surya dan Galin saling tukar pandang. Bingung mau bereaksi apa pada Emely, pada akhirnya Surya meminta persetujuan pada Galin untuk dirinya melalukan sesuatu pada Galin untuk memperlihatkannya pada Emely. Galin pun menyetujui jika hal tersebut bisa membuat Emely bahagia.

Surya merangkul Galin dan memamerkan senyum manisnya pada Emely. "Sayang, mama itu pemalu apalagi kalau di depan Emely. Emely jangan tanya seberapa besar sayang papa ke mama, karena enggak ada bandingannya dengan siapa pun. Bulan pun kalah cantik dengan mama." balas Surya membuat Emely tersenyum bahagia dan langsung mendaratkan kecupan di pipi Galin dan Surya.

"Drama mana lagi yang lo lakukan, Galin nadiva?"

                Happy reading guys🤗

                Ditunggu follow nya👤+

                          Vote nya

      Jangan lupa juga komentarnya ya😉

#pensi
#eventpensi
#pensivol14
#teorikatapublishing

TeoriKata









PELACUR GALINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang