two - eyes

2.4K 246 9
                                    

Kelima orang di ruang makan tersebut terus memperhatikan Mingyu yang terus memotong-motong daging steak yang ada dihadapannya. Hingga bunyi decitan antara pisau dan piring terdengar dengan jelas.

Wonwoo mengerjapkan kedua matanya bingung, tangan kirinya yang digenggam oleh Chanyeol mengerat. Chanyeol menatap sang adik tiri yang kedua matanya menatap kosong daging yang sedang di potong-potongnya. Terjadi sesuatu pada Mingyu.

"Mingyu?" tuan Kim memanggil, karena memang Mingyu tak menanggapinya sedari tadi dan terus menggerakkan kedua tangannya. "Mingyu.." panggilnya lagi.

Seokmin yang memperhatikan Mingyu kemudian mendekat, ia berdiri di samping Mingyu, menahan tangan kanan pria Kim itu yang masih menggerakkan pisaunya. "Mingyu.." panggilnya, ia merendah. "Mingyu." panggilnya lirih tapi lebih tegas dan membuat Mingyu menghentikan gerakan tangannya. Pisau dan garpu itu langsung terjatuh di atas piring.

Seokmin lalu menatap tuan Kim yang menampilkan wajah bingungnya itu. "Sebentar tuan Kim." ucapnya lalu ia menarik Mingyu untuk pergi dari ruang makan tersebut, meninggalkan keempat orang lainnya yang kebingungan dengan sikap Mingyu barusan.

Ia membawa Mingyu ke ruang tamu, menatap pria seumuran dengannya itu yang tatapan mata merahnya begitu kosong. Ia kemudian meraih kedua bahu Mingyu. "Mingyu, tenanglah." ucapnya.

Mingyu menghirup oksigen dengan kasar, ia mendongak dan menatap Seokmin. "Aku ingin pulang." ucapnya dan melangkah pergi tapi Seokmin segera menghentikannya.

Pria Lee itu menatap Mingyu dengan lekat. "Setidaknya habiskan makananmu. Aku tahu kau tidak akan makan jika kita pulang." bujuknya.

"Seokmin--"

"Aku yakin bahwa tuan Kim memintamu datang tidak hanya ingin kau kembali tinggal di sini, ada alasan lain pastinya. Kau tidak penasaran dengan itu?" Seokmin mengerjapkan kedua matanya.

Mingyu menghela napas panjang. "Hanya sampai makananku habis." ucapnya dan setelah Seokmin mengangguk, Mingyu berbalik dan kembali memasuki ruang makan. Ia langsung mendudukkan diri di kursi yang ia gunakan tadi.

Tuan Kim menatap bingung Mingyu, memperhatikan anaknya yang kini malah mulai memakan daging yang sudah dipotong acak oleh Mingyu tadi. Ia kemudian menyuruh yang lain untuk mulai makan tapi tentu saja dengan suasana yang canggung.

Wonwoo yang baru pertama kali satu meja makan dengan Mingyu sungguh merasa bingung. Ia sesekali memperhatikan Mingyu, pria Kim itu makan dengan cepat dan seperti tak menikmati makanannya.

"Sebenarnya ayah memintamu datang juga untuk membahas hal lain." ucap tuan Kim kembali membuka percakapan. "Ayah ingin kau menggantikan ayah di perusahaan."

Tidak hanya Mingyu yang menunjukkan wajah terkejutnya, tapi juga wanita paruh baya di seberang Mingyu. Sedangkan Chanyeol dan Wonwoo hanya diam.

Wanita paruh baya itu terkekeh kecil. "Sayang, tidak seharusnya kau membahas hal itu sekarang.." ucapnya.

Tuan Kim menatap sang istri. "Tidak apa.. aku hanya punya waktu sekarang." balasnya dan ia menatap Mingyu yang kini menatapnya dengan wajah yang bingung. "Kau mau kan Mingyu?" tanyanya lagi.

Mingyu langsung menggelengkan kepalanya, ia kemudian menatap sang ibu tiri di seberangnya. "Aku tidak mau." jawabnya.

"Benar.." ibu tirinya terkekeh dengan canggung. "Kenapa tidak Chanyeol saja yang menggantikanmu sayang? Ia sudah lebih berpengalaman dan.. Mingyu juga tidak pernah bekerja di kantor." ucapnya.

"Tapi Mingyu bisa belajar." jawab tuan Kim, ia menghela napasnya panjang.

Mingyu kembali menunduk, mengunyah daging steak itu dengan cepat, tanpa menikmati rasanya juga. Ia ingin cepat-cepat pergi dari sana.

The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang