eight - sight

1.9K 196 13
                                    

Hari ini, Mingyu tidak pergi ke manapun dan ia tidak memiliki jadwal untuk ia lakukan, jadi setelah selesai makan siang, ia langsung menuju kamar Wonwoo dan menganggu pria Jeon itu yang tengah membaca di kamarnya.

Wonwoo duduk di lantai, bersandar pada sisi ranjang, ia begitu fokus dengan bukunya dan hanya diam saat Mingyu masuk. Pria Kim itu mendudukkan diri di samping Wonwoo, melihat buku apa yang Wonwoo baca, ia lalu memperhatikan Wonwoo yang begitu fokus sebelum dirinya menyandarkan kepalanya di pundak kiri Wonwoo.

Membuat sang pria Jeon itu menoleh dan menatapnya bingung. "Mingyu, menyingkirlah." ucapnya kesal sembari menggerakkan pundaknya.

"Kau hanya perlu membaca, aku akan diam dan tak akan menganggumu." balas Mingyu.

Wonwoo memutar bola matanya dengan malas, ia membenarkan kacamatanya dan melanjutkan bacaannya, malah merasakan Mingyu yang menyamankan kepalanya di pundaknya. Ia terus membaca sampai akhirnya tiba-tiba mendengar dengkuran halus dari Mingyu. Pria Kim itu tertidur.

Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar, ia menoleh dan melihat wajah tertidur Mingyu dari samping. Wonwoo menurunkan kedua tangannya yang memegang bukunya, ia melepas kacamatanya dan beristirahat dari bacaannya. Wonwoo menatap tangan kanan Mingyu, tumben pria Kim itu tak memakai jam.

Ia meraih tangan Mingyu dan melihat sebuah luka goresan di pergelangan tangan Mingyu. Dahi Wonwoo mengernyit, ia tahu bahwa luka itu pasti cukup dalam hingga membuat bekas luka yang begitu kentara.

Dengan perlahan, ia meletakkan tangan Mingyu tapi hal itu malah membuat pria itu terbangun. Mingyu mengerjap dan bangkit. "Maaf." ucapnya, karena tertidur.

Wonwoo memperhatikan Mingyu. "Apa kau sering tidur seperti ini?" tanyanya dan Mingyu mengangguk kecil. "Bukankah kau harus ke dokter karena insomnia akutmu Mingyu? Juga.. serangan panikmu." ucap Wonwoo menyarankan.

Mingyu menggeleng kecil untuk menanggapi. "Tidak.. aku tidak perlu."

"Mingyu--"

"Mingyu!"

Mata Wonwoo membulat lebar saat mendengar suara sang kekasih. "Chanyeol?" lirihnya, ia menutup bukunya dan meletakkannya di lantai. "Chan--mphh!" mulutnya dibekap oleh Mingyu dengan kuat.

Wonwoo memukul lengan Mingyu, malah tubuhnya di tarik ke pangkuan Mingyu dan tangan kiri Mingyu memegangi tubuhnya dengan kuat.

Ia terus memukul-mukul lengan Mingyu, tapi Mingyu malah mengeratkannya hingga napasnya bahkan tercekat, wajahnya memerah. Wonwoo ingin sekali menangis, padahal ia dengan jelas mendengar suara Chanyeol di luar sana sedang berbincang dengan Seokmin.

"Mingyu tidak ada."

"Kapan dia akan pulang? Aku harus bertemu dengan Mingyu."

"Tidak tahu, akan aku beritahu dia kalau kau datang ke sini."

"Baiklah, suruh Mingyu menemuiku di kantor besok."

"Baik."

Wonwoo menyikut dada Mingyu dengan tangan kanannya, ia bisa terlepas dari Mingyu, ia segera bangkit. "Chan--Mingyu lepas!" kesalnya, berusaha melepas diri dari Mingyu yang sudah menahan tangannya lagi.

Mingyu menarik Wonwoo, kembali membekap mulut Wonwoo dengan tangan kirinya, ia menahan tubuh Wonwoo yang berdiri didepannya. "Diam atau Chanyeol terbunuh oleh anak buahku di luar." ucapnya lirih.

"Aku seperti mendengar seseorang memanggil namaku."

"Ah, itu Chan, Lee Chan."

"Sungguh? Tapi suaranya mirip Wonwoo."

The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang