three - people

2.3K 225 12
                                    

Wonwoo melajukan mobilnya untuk pulang dari tempat dirinya dan Chanyeol bertemu yaitu sebuah kafe. Ia kemudian mengabari kedua orang tuanya bahwa ia akan segera sampai di apartemen karena kedua orang tuanya dari Changwon sudah ada di sana. Wonwoo meletakkan ponselnya di kursi penumpang sampingnya, begitu mendongak, ia langsung menginjak rem mobil tersebut. 

Mata rubahnya membulat lebar saat melihat beberapa orang keluar dari mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya itu. Wonwoo membuka pintu. "Maaf, tapi kalian tiba-tiba berhenti di depan saya." ucap Wonwoo dengan tegas. 

Salah satu pria bermasker itu mendekat ke arah Wonwoo, ia langsung meraih tangan Wonwoo dan menariknya. Wonwoo menepis tangannya, ia tahu ada yang tidak beres. Wonwoo lalu berlari menuju mobilnya tapi tangannya kembali di tarik, kini dua orang pria bermasker itu yang menariknya menuju mobil mereka. 

"Lepas!" seru Wonwoo,  ia tak bisa meminta bantuan kepada siapapun berhubung jalanan begitu sepi karena sudah malam. Wonwoo terus mencoba melepas diri, sampai akhirnya ia menendang perut salah satu dari mereka, memukul dada yang satu dan Wonwoo berhasil kabur. Berlawanan arah dengan letak mobilnya. 

Wonwoo berlari di trotoar pinggir jalan tersebut, sesekali ia menoleh ke belakang untuk melihat apakah para pria itu mengejarnya atau tidak.  Wonwoo terus berlari hingga sebuah mobil berhenti di sampingnya, ia menoleh, tapi bukan pria tadi, melainkan Mingyu yang ia lihat di dalam mobil tersebut. Tanpa pikir panjang, Wonwoo langsung masuk. 

Dan di sinilah sekarang dirinya, di rumah Mingyu yang ia kunjungi minggu lalu. Ia duduk di sofa ruangan tersebut, menatap Mingyu yang berdiri tak jauh darinya sedang menelepon entah siapa. Wonwoo menelan ludahnya kasar. "Mingyu-ssi.." panggilnya begitu Mingyu mengakhiri panggilannya. "Bisakah aku meminjam ponselmu untuk mengabari Chanyeol?" pintanya. 

Mingyu berjalan mendekat. "Kenapa? Malam ini kau menginap saja Wonwoo. Besok aku antar." jawab Mingyu. 

"Tapi--"

"Tuan Mingyu." 

Wonwoo mengerjapkan kedua matanya, ia menoleh ke arah pintu dan melihat dua orang pria bermasker yang ia tahu siapa memasuki area rumah tersebut. Salah satu dari mereka memberikan kunci mobil dan sebuah ponsel kepada Mingyu, yang tentu Wonwoo tahu jelas milik siapa. Miliknya.

Ia bangkit dari duduknya. "Mingyu-ssi, apa.." ia berjalan mendekat ke arah Mingyu, masih berusaha untuk berpikir positif meskipun ia mendengar pria tadi memanggil Mingyu dengan sebutan tuan. "Kau menyuruh seseorang untuk menangkap penculik itu? Kau--" kalimatnya terhenti saat tiba-tiba ponselnya di banting oleh Mingyu di lantai ruangan tersebut.

Mata Wonwoo membulat lebar. "Mingyu, apa yang kau lakukan?!" serunya, malah melihat Mingyu yang menginjak-injak ponselnya hingga benar-benar hancur. "Mingyu, berhenti, jangan!" Wonwoo berusaha menghentikan Mingyu tapi malah ia ditepis oleh Mingyu.

Pria Kim itu berhenti saat ponsel Wonwoo benar-benar mati dan hancur, ia lalu menatap kunci mobil Wonwoo dan berjalan ke arah laci tempat ia menyimpan kacamata Wonwoo. Ia masukkan ke sana, berbalik dan menatap Wonwoo yang masih menatapnya terheran. "Kau bertanya siapa yang menculikmu? Aku Wonwoo." ucap Mingyu.

Sang pria Jeon itu menatap tajam ke arah Mingyu. "Kau.. Kenapa kau melakukan ini semua?!" tanyanya dengan seru.

"Karena aku jatuh cinta padamu." jawab Mingyu dengan santai, ia berjalan mendekat ke arah Wonwoo.

Dahi Wonwoo mengernyit. "Apa?" ia benar-benar bingung dengan sikap Mingyu. Ia memundurkan langkahnya saay Mingyu terus mendekat. Ia menggeleng. "Kau benar-benar bajingan!" serunya, berbalik untuk pergi dari sana tapi ia terhenti. "Akh! Mingyu sakit!" serunya.

Wonwoo memegangi pergelangan tangan kanan Mingyu yang menjambak rambutnya, lalu ia ditarik begitu saja oleh Mingyu. Rasa sakit menjalar di seluruh kepalanya. Wonwoo hanya bisa melangkah untuk mengurangi rasa sakit tersebut. "Mingyu.. kumohon.. lepaskan, ini sakit.." pinta Wonwoo, ia sudah ingin menangis.

The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang