"Apa sekarang, hidupku jadi milikimu Mingyu?" Wonwoo bertanya dengan kepala menunduk setelah mereka menjauhi rumah kedua orang tuanya. Kedua tangannya saling bertautan dan membuat gerakan abstrak dengan jari-jari lentiknya.
Mingyu tak langsung menjawab, dirinya masih begitu bingung kenapa ada orang tua yang tega menjual anaknya sendiri seperti itu, dan itu di alami oleh pria yang ia cintai. Ia menghela napasnya kasar. "Aku membelimu bukan untuk itu." jawabnya.
Wonwoo menoleh, menatap Mingyu dengan bingung. "Lalu untuk apa?" tanyanya dengan suara yang parau, nyaris membuat dirinya kembali menangis.
Mingyu menghentikan mobilnya di sebuah pinggir jalan, ia menoleh dan menatap lekat Wonwoo yang air matanya kembali mengalir. Sering kali ia melihat Wonwoo menangis ketika bersamanya, tersenyum? Apakah Wonwoo pernah tersenyum kepadanya?
Ia mengulurkan tangannya, menghapus air mata Wonwoo. "Hidupmu bukan milikku meskipun aku membelimu dari kedua orang tuamu, aku melakukannya karena aku tidak ingin kau di usir seperti tadi dan menyuruhmu kembali pada Chanyeol setelah ia menyakitimu." ia menghela napasnya panjang, menurunkan tangannya. "Sementara, kau boleh tinggal di rumahku, setelah itu, kau bebas ingin melakukan apa jika sudah memutuskan. Aku.. tidak akan memaksamu lagi." lanjutnya.
"Kenapa? Apa yang kau.. rasakan padaku hanya suka sementara?" tanya Wonwoo lalu menelan ludahnya dengan kasar.
Mingyu terdiam selama beberapa saat, ia mengalihkan pandangannya dari Wonwoo dengan menundukkan kepalanya. "Yang kau katakan benar.. aku tidak bisa dicintai siapapun selain ibu, kakek dan juga Seokmin.." jawabnya.
Air mata Wonwoo mengalir begitu saja. "Maafkan aku.. hiks.. Mingyu aku m-minta maaf, a-aku mengatakannya.. karena.. hiks.. hari itu aku marah.. k-kau mengurungku dan tak memperbolehkanku bertemu d-dengan Chanyeol, j-jadi.. hiks.." ia menunduk dalam, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Mingyu malah terkekeh kecil melihat tingkah Wonwoo sekarang yang entah kenapa begitu menggemaskan di matanya. Ia melepas sabuk pengamannya dan mendekat ke arah Wonwoo, memeluknya dengan erat dan membuat pria Jeon itu menurunkan tangannya dan menenggelamkan wajahnya di pundak Mingyu.
Ia mengusap punggung Wonwoo dengan lembut. "Tidak apa Wonwoo.." ucapnya, ia juga tidak ingin melihat Wonwoo terus-terusan menangis apalagi sampai sesenggukan seperti sekarang. Menjadikan wajah dan mata Wonwoo bengkak karena tangisannya.
Kedua tangan Wonwoo beralih memeluk Mingyu dengan erat, sangat erat bahkan membuat napas Mingyu terganggu. Tapi itu malah membuat Mingyu tersenyum, tidak pernah sekalipun Wonwoo memeluknya jika bukan ia sendiri yang memeluk Wonwoo secara paksa.
Ia melepas pelukan tersebut setelah tangisan Wonwoo mereda, menangkup wajah bengkak Wonwoo dan menghapus air matanya. "Sudah menangisnya hm?" tanyanya dan Wonwoo mengangguk kecil meskipun di matanya masih ada sisa air matanya.
Pria Jeon itu menatap lekat Mingyu, entah bagaimana dirinya bisa berakhir seperti ini terhadap penculiknya sendiri. Ia tidak mengerti kenapa disaat seperti ini malah Mingyu yang ada di sampingnya, bukan Chanyeol, kekasihnya sendiri.
Meskipun Mingyu bilang bahwa Mingyu memberikan uang pada orang tuanya bukan untuk memiliki hidupnya, Wonwoo tetap merasa bersalah. Mingyu bukan siapa-siapa, bahkan keduanya tak terikat hubungan adik-kakak ipar karena ia tidak menikah dengan Chanyeol.
Namun Mingyu memberikan yang sebanyak itu kepada kedua orang tuanya, bahkan ia harus bekerja selama lima puluh bulan lebih untuk mendapatkan yang sebanyak itu. Ia menelan ludahnya dengan kasar. "Aku akan tinggal di rumahmu.. bukan karena aku membalas perasaanmu.. t-tapi karena.. uang itu." ucap Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist
FanfictionMINWON • COMPLETED - book version of 'antagonist' at Mingyu × Wonwoo Orang bilang bahwa jatuh cinta pandangan pertama itu menyenangkan, tapi bagaimana jika jatuh cinta karena kasihan? Bukankah itu akan menjadi sebuah pintu perasaan yang benar-benar...