Wonwoo menerima pemberian air putih dari Mingyu yang baru saja keluar dari rumah, ia meminumnya dan memberikan gelas kosong itu kepada Mingyu yang berdiri di depannya. Wonwoo menghela napasnya panjang, ia mengelus perut ratanya sendiri yang sudah mulai membuncit. Memasuki kehamilan bulan keempat-nya.
Mingyu meletakkan gelas tersebut di teras rumah, ia menatap Wonwoo yang duduk di sebuah kursi di depan rumah tersebut. Ia mengernyitkan dahinya bingung karena Wonwoo menatapnya dengan senyuman aneh di wajahnya. "Kenapa?" tanyanya.
"Kau seperti nelayan." jawab Wonwoo sembari terkekeh. Mingyu saat ini menggunakan celana pendek selutut, kaos berlengan pendek dengan topi di kepalanya.
Mingyu mendudukkan diri di samping Wonwoo. "Aku memang seorang nelayan sayang." balasnya dan membuat Wonwoo terkekeh. Mingyu mendengus kesal, ia mengusap perut Wonwoo dengan tangan kirinya. "Ayah berangkat dulu ya nak, jaga ibumu.."
"Papa." kesal Wonwoo.
Mingyu memutar bola matanya dengan malas. Ia mengecup perut Wonwoo lalu mengecup bibir Wonwoo dan bangkit. "Aku berangkat sayang." ucapnya.
Pria Jeon itu mengangguk kecil. "Hati-hati." timpalnya dan Mingyu mengangguk kecil untuk menanggapi. Mingyu lalu meraih jaring yang sudah ia siapkan dan berjalan keluar dari halaman rumah tersebut, membuka pintu gerbang.
"Sudah pamitannya?" Seungkwan memutar bola matanya, menampilkan wajah kesalnya pada Mingyu. Dia adalah pemuda yang bekerja sama dengan Mingyu sejak Mingyu dan Wonwoo pindah ke desa tersebut.
Mingyu menatap Seungkwan dengan sinis. "Bilang saja kau iri." balasnya dan ia mengajak Seungkwan pergi dari sana.
Sementara Wonwoo, masih duduk di tempatnya, ia menunduk dan mengusap perutnya dengan gerakan kecil.
dorr
"Mingyu!!"
Wonwoo terperanjat kaget saat mendengar teriakan Seungkwan, ia bangkit dari duduknya. Ia juga mendengar suara tembakan tadi. Ia bergegas membuka pintu gerbang dan berlari ke arah Mingyu dan Seungkwan pergi tadi.
Kedua matanya mengerjap saat melihat Mingyu bersimpuh di jalanan dengan luka di kakinya, ia menatap Chanyeol yang memegang sebuah pistol. Sedangkan Seungkwan mencoba untuk membantu Mingyu untuk berdiri. Wonwoo berjalan mendekat, beberapa warga yang mendengar suara tembakan itu juga mendekat.
Chanyeol menatap Wonwoo yang mendekat, ia melihat ke arah perut Wonwoo. "Aku dengar kau sedang hamil." gumamnya dan pria Jeon itu hanya menatapnya dengan marah. "Wah, serendah itukah kau Wonwoo? Sampai membiarkan Mingyu menghamilimu?" tanyanya begitu Wonwoo berdiri di samping Mingyu yang bersimpuh.
Mingyu menelan ludahnya dengan kasar, ia menahan tangan kiri Wonwoo agar tidak mendekat ke arah Chanyeol karena pria Park itu memegang pistol.
Pria Jeon itu mengangkat tangan kanannya. "Kami sudah menikah." ucapnya.
"Wonwoo!" seru Chanyeol.
"Siapa kau?" sang kepala desa berseru seraya berjalan mendekat, ia mendapati salah satu warganya itu bersimpuh dengan luka tembak di betis kirinya.
Chanyeol mengangkat pistolnya. "Ini bukan urusan kalian." mengarahkannya kepada sang kepala desa.
Wonwoo melepas tangan Mingyu dan berjalan mendekat.
"Won--Wonwoo!" seru Mingyu, ia berusaha bangkit dengan bantuan Seungkwan untuk mencegah sang suami yang terus mendekat.
Chanyeol mengerjapkan kedua matanya, tangannya bergetar saat Wonwoo berdiri di depan pistolnya yang mengarah ke kepala pria Jeon itu. "Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku Wonwoo? Kau selalu melarangku untuk mengeluarkannya di dalam dan kau.." ia mendekati Wonwoo. "dengan mudah membiarkan Kim sialan itu?" tegasnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist
FanfictionMINWON • COMPLETED - book version of 'antagonist' at Mingyu × Wonwoo Orang bilang bahwa jatuh cinta pandangan pertama itu menyenangkan, tapi bagaimana jika jatuh cinta karena kasihan? Bukankah itu akan menjadi sebuah pintu perasaan yang benar-benar...