"M-Mingyu.."
Mingyu terus melangkah mendekat, ia memperhatikan luka di ujung bibir Wonwoo, wajah Wonwoo yang memerah dan juga kedua kakinya yang tak beralas dan juga terluka. "Apa yang terjadi padamu?" tanyanya.
Wonwoo mengerjapkan kedua matanya, ia melangkah mundur. "A-aku tidak apa, lebih b-baik kau pergi." ucapnya, Wonwoo takut ia akan diculik lagi oleh Mingyu.
Tapi Mingyu terus mendekat. "Apanya yang tidak apa-apa huh?!" serunya dan membuat Wonwoo semakin takut. "Sekarang masuk." ucap Mingyu sembari menunjuk mobilnya.
Wonwoo langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak.." ia terus memundurkan langkahnya. "Aku tidak mau Mingyu!"
"Masuk Jeon Wonwoo!" seru Mingyu lagi dan membuat Wonwoo terperanjat kaget. "Tidak mungkin kau berkeliaran di jalanan dengan seperti ini. Cepat masuk!" tegasnya.
Wonwoo menggigit bibir bawahnya, ia lalu melangkah mendekati mobil Mingyu, pria Kim itu membuka pintu bagian penumpang dan mendorongnya masuk, menutup pintunya dengan keras.
Mingyu lalu masuk ke bagian pengemudi dan mengendarai mobilnya pergi dari sana, ia menoleh ke arah Wonwoo selama sebentar, melihat pria Jeon itu menundukkan kepalanya. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan nada lebih rendah tapi masih marah.
"Chanyeol.." Wonwoo menghapus air matanya, ia menoleh ke arah keluar jendela. "Ia.. akan memerkosaku.. hiks.." Air matanya mengalir begitu saja, Wonwoo langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menangis tersedu di balik tangannya itu.
Mingyu menghela napasnya dengan kasar, Mingyu terus melaju hingga ia memasuki area Itaewon yang masih ramai, menghentikan mobilnya di area parkir dan ia menoleh ke arah Wonwoo yang masih menangis. Ia mengulurkan tangan kanannya untuk menepuk pelan pundak Wonwoo.
Pria Jeon itu menurunkan kedua matanya, ia menghapus air matanya sendiri. "Aku tidak mengerti.. kenapa Chanyeol tidak mempercayaiku.." ia menoleh ke arah Mingyu, menatap pria Kim itu dengan tajam. "Kau.. tidak bilang padanya bahwa.. kita bersetubuh kan Mingyu? Kau--"
"Aku tidak bilang, ia juga tidak bertanya." jawab Mingyu dengan menyela Wonwoo, ia memperhatikan Wonwoo yang semakin tersedu. "Dia mencintaimu tapi dia tidak mempercayaimu.." gumamnya sinis dan Wonwoo hanya terdiam, mengiyakan apa yang Mingyu katakan. Mingyu menghela napasnya. "tunggu di sini." lalu ia membuka pintu dan keluar.
Wonwoo tak peduli Mingyu akan pergi kemana, ia masih menangis dan terus menghapus air matanya. Sampai ia benar-benar berhenti menangis dan menunggu Mingyu hingga pria Kim itu kembali.
Mingyu membuka pintu bagian tempat duduk Wonwoo, ia menarik pria Jeon itu agar duduk menghadap keluar. Mingyu menatap luka di ujung bibir Wonwoo, ia membersihkan darahnya dan mengobatinya dengan obat yang ia barusan beli.
Setelah selesai, ia berjongkok dan meraih kantong belanja, mengeluarkan sebuah sepatu dan kaos kaki. Mingyu membersihkan kaki Wonwoo dengan tisu. "Kau harus membasuhnya setelah ini." ucapnya sembari memakaikan kaos kaki tersebut ke kaki Wonwoo.
Wonwoo hanya terdiam dan memperhatikan Mingyu, melihat perban yang melingkar di tangan kanan Mingyu guna menutupi luka sayat di sana. "Mingyu.." panggilnya dan Mingyu hanya berdeham pelan. "Maafkan aku.. atas perkataanku hari itu." ucapnya kemudian.
Mingyu terdiam selama beberapa saat sebelum ia memakaikan sepasang sepatu berwarna putih itu ke kaki Wonwoo, ia mendongak dan menatap wajah pria Jeon yang masih memerah dengan mata sembabnya. Ia mengangguk kecil untuk menanggapi dan ia bangkit, menyuruh Wonwoo masuk dan ia menutup pintunya.
Ia memasuki bagian pengemudi dan mengendarainya pergi dari sana. "Apa ada luka lain?" tanyanya dan Wonwoo menggeleng kecil. "Bagaimana dengan punggungmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist
FanfictionMINWON • COMPLETED - book version of 'antagonist' at Mingyu × Wonwoo Orang bilang bahwa jatuh cinta pandangan pertama itu menyenangkan, tapi bagaimana jika jatuh cinta karena kasihan? Bukankah itu akan menjadi sebuah pintu perasaan yang benar-benar...