KYB 05. Si Penjaga Kamar

56 27 0
                                    

Jangan lupa!!
Vote dan komen ya!!

Happy Reading

"Aku memilih kamar untuk menjadi penenang berisiknya dunia" ~RL

****

Zaza tiba-tiba menarik bibirnya ke atas saat mereka ulang kejadian di UKS. Ternyata ada orang serandom itu, pikirnya. Terlalu hanyut dalam pikirannya ia tidak sadar jika pintu kamarnya terbuka dan menampilkan seorang laki-laki yang berjalan menghampirinya.

Laki-laki itu memukul bahunya pelan membuat ia melonjak kecil karena kaget. "Astagfirullah!" Ia tidak lupa mengusap dadanya "Kaget bang!"

"Mikirin apaan sih sampai nggak sadar ada orang masuk. Mana senyum-senyum sendiri lagi! Hayoloh mikirin apa? Cowok kan?" Bang Givarlo memicingkan matanya dan tersenyum curiga.

"Ng-nggak, nggak mikirin cowok." Zaza berusaha untuk tidak gugup dengan memfokuskan dirinya ke buku-buku yang ada di depannya.

"Yang bener." Bang Givarlo semakin gencar meledeknya sambil menaik-turunkan alisnya.

"Beneran Bang Givarlo Laquizo!" jawab Zaza mengeraskan suaranya kesal yang membuat Abangnya tergelak keras berhasil membuat adeknya marah. Setelah meredakan tawa Bang Givarlo berkata "Keluar yok! Nggak bosen buku terus?"

"Nggak," jawab Zaza ketus.

Bang Givarlo mencolek dagu adeknya "Weleh, ngambek nih bocil."

"Gue nggak bocil lagi ya," seru Zaza sinis memalingkan wajahnya dari sang Abang.

"Iya ya dek, ayolah keluar," rengek Bang Givarlo menarik-narik tangannya.

Zaza menghela napas panjang lalu meletakan bolpoin dan menatap Abangnya. "Mending lo nyari pacar deh bang."

"Ngaca bro. Lo juga nggak punya pacar."

"Tapi gue nggak pernah gangguin lo."

"Nggak pernah? Nggak pernah sekali maksud lo!" Bang Givarlo tersenyum smirk menatap adeknya yang membuat bulu kuduk Zaza merinding. Ia tidak mau jika terjadi sesuatu jadi Zaza mengiyakannya.

Bang Givarlo tersenyum manis sambil mengacak rambut adeknya. "Nah gitu dong, sana siap-siap."

****

"Bang rame banget! Pulang yok!" Zaza merengek menarik-narik tangan Abangnya. Melihat orang berlalu lalang dan sedikit berdesakan membuat kepalanya mendadak jadi pening. "Bang kita ngapain sih disini?"

"Main Za, dari pada lo di kamar terus. Nggak bosen apa?"

"Nggak," jawab Zaza yang membuat Abangnya gelagapan. Sebab Bang Givarlo paling tidak bisa jika di cueki oleh adik kesayangannya. Lantas ia akan berusaha untuk tidak membuatnya marah. "Za, jangan cuek dong. Lo mau beli apa? Gue beliin deh."

"Tapi habis ini pulang ya?"

Bang Givarlo menghela napas kasar lalu menampilkan senyum paksa. "Yaudah, iya tuan ratu."

"Gue mau bakaran, jasuke, corndog, hweori gamja, wedang ronde, tteokpokki, martabak asin spesial dan jagung bakar." Zaza tersenyum setelah menyebutkan list jajanan yang ia mau.

"Buset, lo mau ngerampok atau morotin gue."

"Nggak dua-duanya, tapi yang no dua mendekati," jawab Zaza cengengesan.

"Huftt, demi momy," lirih Bang Givarlo sambil berjalan menjauh dari Zaza dan menuruti permintaan sang adek. Walaupun nanti uang jajannya habis.

Flashback On

Kaset yang Berdebu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang