KYB 018. Secarik Kertas

27 18 0
                                    

Jangan lupa!!
Vote dan komen!!

Sebagai bentuk menghargai si penulis dan memberikan semangat untuk selalu update!!

Happy Reading

"Mencari karakter seseorang di dalam diri orang lain adalah hal yang sia-sia, sebab kita diciptakan dengan ciri khas kita masing-masing yang nggak akan ada duanya." ~Edzard Rasendriya

****

Keringat mengucur membanjiri kening Edzard yang terus menendang dan meninju kicking pad yang di pegang Kean. Dengan gerakan gesit dan cepat ia melakukannya sampai membuat Kean kewalahan.

Bahkan sesekali Kean terpental dan terjatuh sebab tendangan dan tinjuan Edzard yang terlalu kuat dan Kean yang sudah lelah.

"Bos udah ya! Gue capek!" teriak Kean ngos-ngosan. Ia menjatuhkan badannya di hamparan lahan luas yang berada di samping markas Ghazanvar.

Kean tidak sanggup lagi jika terus menyeimbangi gerakan Edzard yang semakin lama semakin gesit dan kuat.

"Cih, lemah." Edzard mengcopy paste perkataan Rayan saat pertama kali bertemu dengannya. Ia membaringkan badannya di samping Kean yang masih mengatur napas dan menjadikan tangannya sebagai bantal.

"Bos, lo nggak ada niatan buat nembak Zaza?" tanya Kean tiba-tiba setelah napasnya sudah teratur.

"Nggak ada. Gue mau langsung nikah aja sama dia."

"Widih, mainnya sat-set."

"Iyalah, dari pada lo. Tabungan uang kosong, tapi tabungan dosa penuh. Pacar lo berapa sekarang?"

"Dikit doang bos. Cuma dua puluh," jawab Kean santai.

"Dua puluh lo bilang cuma? Overdosis cewek lo lama-lama."

"Lo nggak takut kalo kena karma?" tanya seseorang yang akan membaringkan tubuhnya di sebelah Edzard.

"Sedang mendengarkan buaya menasehati kawanan-nya," sindir Edzard yang membuat Ghazlie dan Kean terkekeh.

"Btw bos, lo udah move on sama Nay?" tanya Ghazlie penasaran.

"Kal—" ucapan Edzard terpotong.

"Woi! Ayo sholat berjamaah!" teriak Rayan setelah mereka mendengar adzan maghrib.

Lantas mereka kembali ke markas dan melaksanakan sholat berjamaah bersama. Setelah selesai mereka berkumpul lagi di ruang santai.

"Mau kemana lo?" tanya Rayan saat melihat Kean mengambil kunci motor yang ada di meja.

"Jalan sama cewek gue dong. Makan di restoran sambil sayang-sayangan. Nonton bioskop sambil pegangan tangan. Duh, enaknya punya banyak pacar." Kean memamerkan beberapa kegiatan pacarannya.

Hal itu membuat Edzard tergelak tiba-tiba "Lawak. Bangga kok sama perbuatan maksiat."

"Walaupun lo nggak pacaran sama Zaza, tapi lo juga selalu berduaan sama dia. Apa bedanya gue sama lo? Sama-sama zina kan?"

Edzard cengengesan menampilkan gigi rapinya "Iya sih."

"Hadeh, punya temen nggak pernah mirror semua," cibir Ghazlie. "Kan gue jadi ketularan."

Mereka semua terkekeh mendengar pengakuan Ghazlie.

"Lo nggak ngapelin Zaza bos?" tanya Rayan di sisa kekehannya.

"Nggak deh. Gue pengen di sini."

"Kangen sama gue ya?" Ghazlie menaik-turunkan alisnya sambil tersenyum.

Kaset yang Berdebu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang