KYB 023. Sunmori Ghazanvar

20 16 0
                                    

Jangan Lupa!!
Vote dan Komen!!
Sebagai tanda jika kamu menghargai author!!

Happy Reading

"Seindah apapun masalalu, masa depan tetap menjadi tujuan" ~Edzard Rasendriya.

"Jangan jadiin orang baru sebagai tempat untuk melupakan orang lama." ~Rezyan Vijendra Danatya.

****

Barang-barang berserakan dimana-dimana. Semua anggota diam menunduk seribu bahasa. Suasana malam ini di markas Akivang sungguh mencekam. Ketuanya seakan ingin menerkam manusia hidup-hidup.

Pyarrr

Mendra membanting gelas yang ada di sampingnya. Netranya menatap tajam Arlo yang ada di depannya, lalu tangannya mencengkram kerah kaos Arlo.

"UDAH BOSEN LO JADI HACKER-NYA AKIVANG?! HAH?! NYARI PELAKU GITU DOANG NGGAK BECUS!" murka Mendra tepat di wajah Arlo yang enggan menatapnya.

"Gue kasih waktu dua hari lagi buat nyari pelakunya," lanjut Mendra lalu melepaskan cengkramannya dan pergi begitu saja.

"Capek ya? Sama, gue nggak capek."

Arlo memutar bola mata malas ketika mendengar perkataan Neo yang tidak jelas.

****

Angin malam berhembus kencang menerpa dua wajah laki-laki yang duduk bersisihan di balkon salah satu kamar markas Ghazanvar. Suasananya sedikit tegang, karena mereka membahas berita yang berhasil membuat SMA Angkasa Jaya gempar tadi pagi.

"Lio? Ulah lo?" tanya Rezyan singkat.

Edzard yang paham maksud dari sahabatnya menjawab "Dia yang nyerahin diri ke polisi."

"Gue denger juga gitu, tapi nggak masuk akal kalo masuk penjara dengan sukarela."

"Ya, siapa tau dia udah tobat."

"Tanpa gue jelasin, lo udah tau jawabannya, Rez," lanjut Edzard di dalam hatinya.

"Semoga aja. Kalo dipikir-pikir nggak mungkin juga lo lakuin hal itu, lo kan udah ada yang baru. Udah ikhlas nih ceritanya?" goda Rezyan. Ia hanya seperti ini jika bersama dengan sahabatnya. Tidak untuk yang lain.

Laki-laki yang memakai kaos oblong berwarna biru navy terkekeh kecil "Lebih tepatnya bukan ikhlas, tapi terpaksa lalu terbiasa. Gue nggak mungkin stuck di masalalu, karena di sini mau nggak mau alur cerita gue harus terus berjalan kedepan."

"Perjalanan gue masih jauh, kasian jodoh gue kalo nggak bisa ketemu sama manusia secute ini." Edzard menaruh kedua tangannya di depan dagu seraya tersenyum sampai kedua matanya membentuk bulan sabit.

"Cocok juga kalo jadi Santi dilampu merah," seru Rezyan tergelak keras.

"Godain aike dwong, Bwang." Edzard berkali-kali mencolek dagu Rezyan.

Rezyan bergidik jijik seraya menghempas tangan Edzard berkali-kali. "Udah anjing, gue tonjok ya lo!"

Edzard menyudahi aksinya dan tertawa terbahak ketika mendapati wajah Rezyan yang memerah karena kesal.

Setelah menetralkan suasana hatinya, Rezyan berdehem. "Hmm. Pesen gue, jangan jadiin yang sekarang sebagai pelampiasan."

"Kalo lo masih bertahap buat ikhlasin dan lupain yang dulu, saran gue sementara waktu lo lepasin aja yang sekarang. Kelarin dulu yang belum selesai, jangan jadiin orang baru sebagai tempat untuk melupakan orang lama."

Kaset yang Berdebu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang