Happy Reading
"Laki-laki sejati itu dilihat dari caranya bertindak, bukan berbicara." ~Edzard Rasendriya.
"Ternyata semenyakitkan ini jika melepaskan hati untuk menjaga hati sahabat sendiri." ~Edzard Rasendriya.
****
"Ke, bantuin gue angkatin bahan-bahan yang ada di mobil," titah Edzard yang datang membawa kantung plastik besar berisi cemilan.
"Shap, Bos. Semangat gue kalo banyak makanan," kekeh Kean melenggang pergi meninggalkan sahabatnya yang sedang menyiapkan alat untuk barbeque.
"Makan sama cewek aja yang ada di otak lo," pekik Rayan.
"Biarinlah, Ray. Ketimbang lo? Satu aja nggak punya," seru Ghazlie.
"Belain aja spesias lo. Kalo gue mau juga pasti punya, sayangnya gue nggak mau."
"Aelah, bilang aja cewek yang lo taksir nggak mau sama lo."
"Monyet lo, mana bener lagi," gumam Rayan di akhir kalimatnya yang terdengar di telinga Ghazlie.
"LO BERDUA! NGOBROL MULU! BANTUIN SINI!" pekik Kean kesal seraya meletakan bahan-bahannya di dekat pemanggang.
Mereka membagi tugas agar cepat selesai. Edzard membuka kemeja hitam yang ia kenakan dengan menyisakan kaos oblong berwarna hitam. Ia mulai membakar daging dan sosis, setelah di kelola oleh Kean, Rayan dan Ghazlie.
Malam semakin larut, akhirnya semua sosis dan daging yang Edzard beli telah terbakar semua. Mereka mulai duduk melingkar seraya menyantap makanan yang tersedia di depannya sembari mengobrol ringan.
"Abis ini ngapain lagi nih?" tanya Kean.
"Kalo main Truth or Dare gimana?" usul Ghazlie.
"Boleh-boleh," seru Edzard tersenyum smirk seperti ada niat terselubung di dalamnya.
"Sekarang aja kalo gitu," sahut Rayan mengambil botol kosong yang tidak jauh dari-nya, lalu diletakan di tengah.
"Misal milih truth, tapi nggak bisa jawab, harus makan satu cabe gimana?" lanjut Rayan mengusulkan memberi hukuman.
"Setuju!" teriak mereka serempak kecuali Rezyan.
"Gimana, Rez?" tanya Edzard
"Terserah."
"Gue puter ya." Ghazlie mulai memutar botol. Lantas mereka menunggu botol berhenti berputar dan akhirnya mengarah ke Kean.
"Truth or dare?" tanya Ghazlie.
"Karena gue cowok pemberani, gue pilih dare."
"Putusin semua pacar lo, tanpa terkecuali," sahut Rezyan.
"Astaga, masa seorang Kean jomblo," ujar Kean meratapi nasibnya.
"Buktiinlah katanya pemberani," cibir Rayan.
"Laki-laki sejati itu dilihat dari caranya bertindak, bukan berbicara," sahut Edzard mengomentari.
"Iya-iya, gue lakuin, besok kan bisa cari lagi." Kean tersenyum seraya menaik turunkan alisnya. Ia mengotak-atik ponselnya, lalu beberapa menit di berikan kepada teman-temannya sebagai bukti.
"Lanjut." Sekarang giliran Kean yang memutar botolnya dan tertuju ke arah Rayan.
"Truth or dare?" tanya Kean.
"Truth."
"Siapa cewek yang lo suka?" tanya Ghazlie.
"Insial R."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaset yang Berdebu (End)
Fiksi Remaja#Jangan lupa follow dan tambahkan di library agar bisa dilanjut!!! Debu di kaset yang harus dibersihkan agar sebuah film tetap berlanjut. "Ternyata sakit ya mencintai seseorang yang belom selesai sama masalalunya," ungkap seorang perempuan yang ber...