KYB 024. Dikerjai Neo

20 16 0
                                    

Happy Reading

"Dunia memang tempatnya capek, makanya diciptakan yang namanya istirahat." ~Arrayan Ravindra.

"Jangan berlari terlalu kencang untuk mengejar apa yang kita mau, karena semua sudah ada jalannya." ~KYB

****

Dua laki-laki bertos ria dan berpelukan ala cowok sebagai pengungkapan rasa rindu, karena sudah satu minggu lamanya tidak saling bertemu seperti biasanya.

Sebelumnya hampir dua puluh empat jam mereka selalu bersama, jadi wajar saja jika mereka merasakan kekosongan dalam hidup setelah salah satunya memutuskan untuk menyerah.

"Gue belum bisa nemuin orang yang udah neror lo."

"Thanks, lo selalu ada buat gue. Saran gue lebih baik lo hentiin proses penyelidikan lo. Gue udah ikhlas nerima hukuman ini, karena ini semua emang salah gue yang nggak mau tanggung jawab dan lepas tangan gitu aja."

"Tapi, Yo...." Mendra menghentikan ucapannya dan menghela napas kasar seraya menyenderkan punggungnya di belakang kursi. "Terserah lo deh."

Lio terkekeh mendengar Mendra hampir mengelak.

"Nggak usah ketawa, nggak ada yang lucu," seru Mendra sewot.

"Jelas lucu lah. Kan gue yang masuk jeruji besi dan di teror, tapi kenapa jadi lo yang kekeh nyari pelakunya."

"Tanpa di jelasin, gue yakin lo udah tau alasannya."

"Iya-iya, karena lo udah nganggep gue sodara kan?"

"Bukan sodara, tapi babu."

"Sialan lo."

Sedetik setelah Lio mengatakan itu, sontak membuat mereka tertawa bersama. Di balik tembok yang dekat dengan mereka berdua, ternyata sejak tadi ada seseorang yang sedang mengamati gerak-gerik mereka.

****

"Capek banget." Kean menidurkan badannya di atas karpet berbulu.

Setelah sunmori dan membagikan sedikit rezeki kepada orang yang membutuhkan. Mereka memutuskan untuk berkumpul kembali di markas Ghazanvar. Namun saat ini hanya tinggal beberapa orang yang masih menetap di sini.

"Wajarlah namanya juga dunia, kalo mau nggak capek tidur sono di alam baka," sahut Rayan yang berada di sebelahnya.

Kean menonyor kepala Rayan. "Jangan bawa-bawa akhirat ege, merinding nih gue."

"Kenapa? Keiinget dosa lo yang bejibun ya?" tanya Edzard meledek.

"Gue kan manusia, jelas banyak dosalah," jawab Kean membela diri.

"Sotoy lo. Allah itu maha pemaaf, kayak tau aja bentuk dosa kayak gimana," sahut Ghazlie.

"Masalahnya kita beda tuhan, cok," seru Kean.

"Sttt diem," lanjut Kean berdiri seraya membekam mulut Rayan yang akan berbicara.

Pretttt Dutttt

"KEAN JANCOK!! KENTUT LO BAU BANGKAI ASU!!" teriak Rayan, Ghazlie dan Edzard serempak.

Kean yang sudah berdiri di tengah tangga tertawa terbahak mendengar amukan dan umpatan dari sahabatnya.

Kaset yang Berdebu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang