🦖11

1.3K 173 29
                                    

Ini semua hanyalah khayalan semata, jangan sampai dibawa ke dunia nyata.

Happy reading.
.
.
.
.
.
.

WARNING TYPO BERTEBARAN!!



Dino menatap mingyu dengan lekat. Dirinya ingin membuka suara untuk meminta maaf dengan apa yang sudah terjadi. Jujur rasa bersalah sudah banyak menumpuk di hati dino karena peristiwa yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Dan peristiwa kali ini benar-benar sangat keterlaluan, yang mana ikut melibatkan hyungnya. Dino tidak masalah dirinya terluka asalkan jangan para hyungnya.

"Mingyu hyung..." Ucap dino pada akhirnya. Setelah mengumpulkan keberanian untuk membuka suaranya. Mingyu yang mendengar panggilan dari dino hanya menatap dengan pandangan bertanya.

"Maaf untuk semua yang sudah terjadi hari ini. Jika kalian tidak mengikuti ku tadi, kalian tidak akan celaka seperti ini. Maaf... Maaf hyung" Ujar dino dengan menahan tangisnya.

Mingyu terdiam mendengar ucapan dino. Jujur sebagian hatinya menganggap ini semua bukanlah salah dino. Namun, Mingyu tak dapat berbohong bahwa setengah dari hatinya juga mengungkapkan bahwa dino dibalik semua ini. Apalagi mendengar seokmin yang saat ini juga masih setia menutup matanya.

Dino yang melihat keterdiaman mingyu, menundukkan kepalanya dan menangis dalam diam. Nyatanya tangis yang sedari tadi ditahannya keluar juga.

Cklek...

Suara pintu terbuka terdengar gema diruangan yang sangat hening setelah pembicaraan yang singkat tadi. Seorang wanita manis yang berperan sebagai perawat berjalan masuk menghampiri mingyu dan dino.

Bibirnya tersenyum simpul sebagai tanda ramah pada dua orang yang terkenal didepannya ini. Atau hanya satu diantara keduanya saja yang terkenal sedang satunya sedikit terabaikan mungkin...

"Izin lepas jarum infusnya ya" Wanita itu berujar ramah pada mingyu, sebagai pasien pertama yang dilepas infusnya.

Setelah jarum infus terlepas. Mingyu dengan langkah tergesa keluar dari ruangan rawat. Perawat yang melihat Mingyu keluar begitu saja tanpa menunggu dino, sedikit heran. Tapi dia mencoba mengabaikan nya, lagipula bukan urusannya.

Perawat tersebut kemudian  menghampiri dino. Bibirnya lagi-lagi mengukir senyum ramah, yang dibalas senyum manis oleh pemuda didepannya ini. Uwhh benar-benar sangat menggemaskan.

"Izin membuka jarum infusnya" Ujar sang perawat yang dibalas anggukan semangat oleh dino. Namun di barengin dengan tatapan ketakutan.

Perawat terkekeh menatap dino yang sangat ketakutan namun juga tidak sabar untuk bebas dari jarum infusnya.

"Kau takut? Tutup saja matanya dan dalam sekejap semua akan selesai oke"

Dino menuruti perkataan perawat tersebut dan menutup matanya. Mulutnya bergerak acak melafalkan doa agar dia dapat terbebas dari kesakitan jarum infus. Biasanya jika dalam kondisi seperti ini pasti akan ada jeonghan disampingnya. Hyungnya itu akan memeluknya dan berkata bahwa semua rasa sakitnya tidak akan terasa karena pelukan darinya. Namun sekarang entah kemana hyungnya itu, padahal dirinya sekarang sangat membutuhkan pelukan jeonghan.

"Nah sudah selesai"

Lamunan dino buyar. Matanya melirik ke arah tangannya sendiri yang sudah terlepas dengan jarum infus. Dirinya tersenyum lebar dan segera beranjak turun dari atas brankar.

lee chan||seventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang