Ini semua hanyalah khayalan semata, jangan sampai dibawa ke dunia nyata.
Happy reading.
.
.
.
.
.
.WARNING TYPO BERTEBARAN!!
"Tolong... Tolong menjauh dari seventeen"
Dino termenung memikirkan perkataan Hyung nya. Apa maksud dari Hyung nya. Dia menjauh dari seventeen, bangaimana caranya? Dia sama sekali tidak mengerti dengan perkataan dari leader grupnya itu.
Apa memang dia terlalu menyusahkan para Hyung nya, sehingga seungcheol menyuruhnya menjauh. Apa dia terlalu jahat karena menyebabkan hal ini terjadi.
Tapi jika dipikir-pikir hal ini terjadi memang karena kesalahannya. Karena dirinya pembawa sial dalam grup makanya ini semua terjadi. Benar kata seungcheol Hyung dia harus menjauh dari seventeen, ini semua demi keamanan semuanya.
"Ak... Aku harus keluar dari seventeen. Hanya ini kan caranya menjauh dari para Hyung" Dino kembali menangis. Apa sudah saatnya dia berhenti. Tapi banyak impiannya yang belum terwujud bersama seventeen.
"Tak apa dino... Daripada menghancurkan mimpi para Hyung, lebih baik menghancurkan mimpi sendiri kan" Ujarnya dengan menenangkan hatinya.
Tangannya terulur mencari HP nya disaku celana. Dirinya menekan satu nomor untuk menghubunginya.
"Eomma"
"Oh chan! Kemana saja kau hah? Sudah beberapa hari tidak mengabari eomma, sudah melupakan eomma heuh?"
"Kkk... Mana mungkin aku melupakan eomma"
"Aish ada apa menelpon hm? Ini sudah sangat larut. Bangaimana kabar dirimu? Bangaimana juga kabar member yang lain?"
"Aku baik dan para member juga baik. Eomma...."
"Ya?"
"Aku akan pulang"
"Pulang? Kau sudah mendapat hari libur ya? Baguslah kalau begitu.. Apa yang ingin kau makan, eomma akan memasakkan makanan yang kau inginkan nanti"
"Apa saja makanan eomma pasti aku makan"
"Baiklah eomma akan memasak makanan yang enak, kapan kira-kira kau pulang"
"Lusa. Lusa aku akan pulang. Sudah dulu ya eomma"
"Baiklah.. Jaga diri baik-baik ya, eomma akan menunggu mu"
tut.
Dino termenung menatap ke depan. Bolehkah dia bertindak dengan egois untuk tidak meninggalkan seventeen. Tapi dia tidak bisa egois, dia akan sangat jahat jika bertindak egois.
Tangannya menghapus air mata di pipinya. Dirinya bangkit dari tempat duduk dan melangkahkan kakinya keluar rumah sakit. Dia akan pergi ke agensi. Dia harus segera menjauh dari seventeen.
Sebelum kakinya menapak diteras rumah sakit. Kakinya harus terhenti karena melihat banyak sekali wartawan didepan. Sekarang bangaimana caranya dia keluar. Matanya meliar melihat ke kiri ke kanan. Melihat apakah ada orang yang dapat dimintai bantuan.
Lalu netranya menemukan johan yang sedang berdiri tak jauh dari tempat pengambilan obat. Dengan segera dino menghampiri johan.
"Jo!"
"Dino? Apa yang sedang kau lakukan disini?"
"Salah satu member ada yang sakit dan harus dirawat"
"Owh pantas saja diluar sangat banyak wartawan"
"Begitulah. Bisa minta bantuannya jo?"
"Tentu"
"Aku ingin ke agensi tapi aku pasti tidak bisa keluar karena mereka mengenali aku"
"Oh begitu... Pakailah jaket, topi dan masker ini. Aku akan mengantar dirimu ke agensi"
"Hah benarkah?" Ujar dino yang dibalas anggukkan oleh johan.
"Terimakasih jo!" Ujarnya seraya memeluk johan karena sangking senangnya mendapat bantuan.
"Tapi bangaimana dengan obatmu?"
"Ah aku sudah mendapatkan nya, tadi aku hanya menunggu keadaan sedikit sepi" Ujarnya johan sambil menunjukkan kertas obatnya.
Dino hanya menganggukkan kepalanya. Dirinya langsung memakai jaket dan topi yang diberikan oleh johan. Mereka berdua melangkah beriringan menuju keluar rumah sakit. Berjalan cepat ke arah mobil johan.
"Untung mereka tidak sadar" Ujar dino menghela napas nya lega.
"Terimakasih jo, aku tidak tau bangaimana jika tidak berjumpa dengan mu" Ujar dino sambil tersenyum manis.
"Tidak masalah, kita kan teman memang harusnya saling membantu"
"Kkk benar sekali, jadi kalau kau sedang kesulitan jangan sungkan untuk menghubungi aku oke"
Johan hanya menganggukkan kepalanya. Raut wajahnya yang tadi tersenyum sekarang berubah menjadi datar. Dirinya mengeluarkan sebuah suntikan yang berisi obat bius. Lalu dengan cepat menyutikkannya pada dino.
Dino yang kaget dengan aksi johan yang tiba-tiba pun kaget. Belum sempat melawan ataupun berteriak dirinya sudah melemah karena bius yang diberikan. Belum lagi habis di gebukin oleh Hyung nya tadi.
Pandangannya memburam, sebelum matanya tertutup sempurna dirinya sempat melihat johan yang tersenyum lebar menatapnya. Dan itu adalah senyuman yang menakutkan.
🦕🦕🦕
"Eungh..." Dino melenguh. Bangun dari pingsannya. Dengan pandangannya yang memburam dan kepala yang sangat pening luar biasa. Benar-benar sangat menyiksanya.
Saat matanya sudah dapat melihat dengan sempurna. Dirinya melihat bahwa kini dia berada di sebuah kamar yang sangat berantakan. Botol alkohol dimana-mana. Dan ada foto dirinya dengan para member di sebuah papan. Dengan foto dirinya tertancap panah.
Cklek..
"Owh dino sudah bangun?" Kepala dino menoleh dengan cepat setelah mendengar sapaan tersebut.
"Hyung?"
Tbc.
Siapa yang senang mai double up
Tepuk tangan🤸♀️Baca pelan-pelan yang sayang ku semua, kalau gak sanggup baca dibiarkan saja dulu, nanti baca lagi...
Soalnya chapter 14 udah panjang tambah lagi chapter ini yang lumayan panjang, jadi pelan pelan saja...
Jangan banyak berharap sama cerita ini ya! Takutnya sakit nanti🤸♀️
Vote and comment 🤸♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
lee chan||seventeen
Narrativa generaleDino bingung dengan apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Semua hal yang terjadi padanya. Rasanya ingin membuat dia menyerah dan pergi meninggalkan seventeen. CERITA INI HANYALAH KARANGAN SEMATA! TIDAK ADA SANGKUT PAUT NYA DENGAN KEHIDUPAN NYAT...