Bab 4

13.2K 469 0
                                    

Arland sekarang berada di apartemen belly. Ia tadi memaksa belly untuk kembali kerumah mereka. Tentu saja belly menolak, karena ia tidak ingin lagi kembali ke tempat yang hanya mengingatkannya pada luka di hatinya. Belly tidak mau kembali ke sana, karena itulah Arland yang memaksa kembali ingij ikut dengan belly, dengan alasan dokter menyuruh istrinya untuk merawatnya.

Arland mengikuti belly masuk ke dalam kamarnya. Belly semakin kesal dibuatnya.

"Arland, bisakah kau tidak mengikutiku?".

"aku tidak mengikuti mu, aku hanya mau istirahat.".

Belly mengernyit bingung.

"kau akan tidur di kamar ku?"

"Lalu aku harus tidur dimana lagi belly, kamar di apatemen mu hanya satu yang bisa digunakan."
"kau tidak berniat membiarkan aku tidur di sofa kan belly?".

"tentu saja kau harus di tidur di sofa." belly berkacak pinggang.

"baiklah, jika aku tidur di sofa badanku akan pegal-pegal dan membuat kesembuhanku semakin lama, jadi kau harus lebih lama lagi merawatku." kata Arland seraya berdiri ingij keluar dari kamar. Akan tetapi Belly menghentikannya.

"kau boleh tidur dikamar ini." putusnya kemudian. Lagipua apa yang ditakutkannya. Arland tidak akan bernafsu padanya. Buktinya selama pernikahan mereka ia tidak pernah di sentuh oleh pria itu. Lalu belly masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Belly telah selesai dengan rutinitasnya. Ia keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe yang mengekspos paha putihnya. Arland yang sedang duduk memainkan handphonenya melihat belly. Arland meneguk ludah, hanya karna melihat paha putih belly. Ada apa dengan ku, kenapa aku tiba-tiba ingin menyentuhnya pikirnnya.

"hei, kenapa kau melihatku begitu?".

"Ah,, tidak." Arland gelagapan.

Belly masuk ke dalam walk in closet untuk mengganti bajunya. Setelah selesai ia keluar karena ingin makan sesuatu. Ntah kenapa tiba-tiba ia jadi lapar. Beberapa hari ini ia tidak nafsu makan.

"mau kemana?" suara arland menghentikan langkahnya.

"aku mau makan sesuatu."

"aku ikut, aku juga lapar."

Dengan sedikit kesusahan ia berdiri dan berjalan mengikuti belly. Mereka sampai di tempat makan yang dekat dengan apatemen belly. Belly memesan makanan dan begitu juga dengan Arland.

Belly makan dengan lahap. Arland sampai heran melihatnya. Sampai tiba-tiba belly menghentikan makannya. Ia melihat sebuah keluarga yang sangat Harmonis. Seorang pria menyuapi istrinya yang sedang menggendong anak mereka. Seketika air mata belly jatuh, tetapi ia dengan cepat menghapusnya. Arland yang sadar dengan apa yang dilihat belly tersentak. Ia keget melihat belly sampai menangis melihat keluarga itu. Ia tau belly juga ingin memiliki keluarga yang seperti itu. Akan tetapi Arland mematahkan harapannya.

Mereka sampai di apartemen belly. Belly yang hanya diam membuat Arland serba salah. Ia tidak tau caranya untuk memulia pembicaraan. Belly keluar dengan memakai baju tidur. Lalu ia melihat Arland yang kesusahan mengganti bajunya. Belly langsung membantunya. Arland melihat wajah istrinya dari dekat. Belly sangat cantik pikirnya. Kenapa ia tega menyakiti perempuan secantik dan sebaik belly.

Belly hanya diam dan menaiki kasur. Lalu ia tidur dengan membelakangi Arland. Terdengar suara nafas teratur dari sebelah nya. Arland menggumam maaf, ia memeluk belly dan ikut terlelap.

---------------------------------------------------------

To be continued

Belly's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang