Halo guys
Ini cerita baru aku. Aku udah post di Karyakarsa. Part 1 bisa di baca secara gratis ya. Terima kasih pembaca setia💞.
Sinopsis:
Lamaran pernikahan datang dari istana untuk seorang gadis. Ia adalah Alyra. Putri seorang Duke di kerajaan Arrantadia. Kerajaan yang makmur karena kekayaannya yang melimpah.
Alyra menerima lamaran itu karena ia sudah lama menyukai sang Putra Mahkota. Akan tetapi setelah pernikahannya, ternyata Altan Sang Putra Mahkota menjalin hubungan dengan Pelayannya.
Alyra sangat menderita. Ia juga terkena penyakit yang menular sehingga tidak ada seorang pun yang menemaninya hingga akhir hayatnya.
Akan tetapi, Tiba-tiba ia terbangun kembali. Ia kembali tepat seminggu sebelum ia menikah dengan Putra Mahkota. Di kehidupan kali ini, Ia berjanji akan hidup lebih baik dengan orang-orang yang menyayanginya.
***
ini penyakit kulit yang menular, Yang Mulia Putra Mahkota. Kita harus melakukan karantina pada Yang mulia Putri Mahkota".
"Lakukan apapun". Altan beranjak dari sana diikuti oleh pelayannya, syaca. Altan dan Syaca sudah dekat sedari kecil. Karena ibu syaca adalah Pelayan yang mengurus Altan sejak ia masih bayi.
Alyra sendirian sekarang. Ia benar-benar sendirian. Tidak ada Orang yang bisa menemaninya.
"Ayah, aku merindukanmu" Alyra menangis.
Beberapa hari kemudian, keadaan Alyra semakin parah. Tidak ada yang bisa menyembuhkannya.
Hey. Sedang apa kau didalam? Tidak bisa bergerak heh?"
"Syaca?" alyra membuka matanya kembali.
"Ya, ini aku. Aku ingin memberitahumu sesuatu Alyra. Aku sedang hamil anak Altan"
"A-pa?"
"Ya, bagaimana perasaanmu sekarang? Ahahahaha" Syaca tertawa puas.
"kau bohongkan?"
"untuk apa gunanya aku berbohong padamu. Jika kau ingin mati sekarang maka kau bisa meminum ini." syaca memasukkan sebuah botol di celah pintu. "racun ini bereaksi sangat cepat. Jadi tenang saja, kau tidak akan merasakan sakit yang lama. Ahahahaha".
"Aaarrggggght" Alyra berteriak. Bagaimana ini bisa terjadi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belly's World
Romance"Belly, Aku menyukai wanita lain." ibarat bom yang meledak, Isabel kaget dengan penuturan suaminya. Ia tidak menyangka ternyata suami yang hanya di atas kertasnya itu bisa menyukai seorang wanita. Isabel berdiri dengan tenang. "Let's Divorce".