Disinilah belly sekarang, dirumah orang tuanya. Ia duduk berhadapan dengan orang tuanya di ruang keluarga. Ayah belly terlihat masih emosi. Ibunya juga masih menangis. Ibunya tak menyangka anak semata wayangnya akan di perlakukan seperti itu.
"Nak, bagaimana caramu menghadapi ini semua?".
"aku gak pa-pa kok bu". Belly menggenggam tangan ibunya. Ia meyakinkan Ibunya bahwa ia memang baik-baik saja sekarang.
"ibu dengar wanita itu hamil. Apakah itu anak suamimu?".
"Bukan bu, anak itu bukan anaknya mas Arland. Wanita itu hamil dengan pacarnya, tetapi pacaranya kecelakaan dan meninggal. Lalu ia kembali lagi kesini dan bertemu dengan mas Arland."
"Tapi suamimu tidak punya tanggung jawab pada wanita itu. Jadi kenapa ia ingin menikahinya?." pertanyaan ini keluar dari ayahnya. Belly gelagapan, ia tak tau harus menjawab apa.
"Mas Arland hanya ingin membantunya yah." jawab belly lirih.
"Tapikan tidaj harus menikahinya dan menceraikan kamu."
"iya yah, tapi sebenarnya aku yang minta cerai sama mas arland. Dia tidak ingin menceraikan aku yah."
"sudahlah, lupakan saja dia. Ayah akan menghubungi papa mertuamu. Kita akan menyelesaikan masalah ini." belly terperangah. Bagaimana ini, pikirnya. Ia akan benar-benar berpisah dengan suaminya. Ia tau ayahnya tidak akan memaafkan suaminya.
***
Arland duduk termenung di ruang tamu rumahnya. Ia bingung bagaimana ayah mertuanya bisa tau masalah keluarganya. Tidak mungkin belly yang memberitahu mereka. Jika itu belly, maka sudah lama belly akan di bawa oleh orang tuanya.
Sabrina.
Arland tertawa lirih. Bagaimana ia bisa melupakan wanita itu. Jika benar wanita itu yang melakukannya, ia akan mengahancurkannya. Ia tidak akan melepaskan wanita itu.
Terdengar suara mesin mobil memasuki pekarangan rumahnya. Arand mengernyir heran. Siapa yang datang kerumahnya malam-malam begini.
Plak
Ia terperangah. Sudah dua kali ia ditampar hari ini. Pertama oleh ayah mertuanya. Sedangkan yang kedua oleh ibunya sendiri. Arland memegang pipinya yang masih terasa panas.
"Kamu keterlaluan arland. Bagaimana kamu bisa melakukan hal itu pada istrimu sendiri. Apakan kamu bisa bayangkan bagaimana sakitnya hati belly." Arland semakin mengernyit.
"kamu tidak tau kalu selama ini belly mencintai kamu. Bahkan jauh sebelum kalian menikah?."
Jder
Arland terkejut, ia mengusap wajahnya frustasi.
"kamu benar-benar tidak tau?. Dia yang menjaga kamu ketika kamu sakit Arland. Ia yang merawat kamu."
Arland semakin menundukkan wajahnya.
"kamu benar-benar mirip seperti papamu. Kalian sama sama tidak akan sadarkan diri jika sudah sakit."
"sekarang apa yang akan kau lakukan?. Ayah belly meminta kami untuk datang dan menbicarakan perpisahan kalian."
Arland terkesiap. Ia langsung berlutut memeluk mamanya.
"Ma, Bantu aku, aku tidak ingin berpisah dengan belly. Ia sedang mengandung anakku ma."
Kedua orang tua Arland terkejut.
"maksudmu kau ingin menceraikan istrimu yang sedang hamil arland?".
Papanya bertanya dengan nada dingin. Ia terlalu kecewa pada putranya. Ia merasa sudah salah mendidik anaknya sendiri."bukan pa, aku tidak pernah ingin menceraikan belly." Arland menceritakan semuanya. Ia salah paham terhadap perasaannya sendiri. Ia kira ia masih menyukai Sabrina, akan tetapi itu hanya sebatas rasa kasihan, karena Sabrina hanya sebatang kara.
"apa maksudmu sabrina sebatang kara?".
"ia masih punya orang tua Arland."
Deg.
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Belly's World
Romance"Belly, Aku menyukai wanita lain." ibarat bom yang meledak, Isabel kaget dengan penuturan suaminya. Ia tidak menyangka ternyata suami yang hanya di atas kertasnya itu bisa menyukai seorang wanita. Isabel berdiri dengan tenang. "Let's Divorce".