Terimakasih buat lebih dari seribu pembaca.
***
"apa?!." sabrina menatap nyalang. "Kau tidak berhak mengusirku dari sini. Arland yang menyuruhku untuk tinggal disini. Jadi yang berhak menentukan boleh atau tidaknya aku tinggal disini bukan kau." melihat terdiamnya belly sabrina merasa ia sudah menang kali ini. Sabrina tersenyum lebar. Ia tau belly tidak akan Bisa melakukan apapun sekarang.
*
**
Setelah beberapa saat pintu apartemen terbuka. Sabrina yang melihat siapa yang datang langsung berdiri dengan sopan. Belly yang ingin berdiri langsung disuruh duduk kembali.
"belly duduk saja sayang."
"silahkan duduk, tante." sabrina tersenyum lebar.
"langsung saja, ku dengar kau tidak ingin meninggalkan anakku, benarkah begitu?".
"Kami saling mencintai tante, kami tidak mau berpisah." sabrina memilin tangannya gusar. Ia sangat takut pada ibu arland, setelah apa yang ia lakukan dulu pasti wanita paruh baya didepannya ini sangat membencinya.
"kau!. Jika kau tidak ingin meninggalkan Arland. Kemasi barangmu dan pergi dari sini." belly yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.
"sayang, kamu tidak boleh marah-marah. Nanti terjadi sesuatu pada bayimu."
Sabrina terperangah.
'tadi mereka bilang apa, bayi?' batinnya.Sabrina menepis fikirannya.
"kau tidak berhak mengusirku belly.""siapa bilang tidak?". Apartemen ini atas nama belly."
"hah, apa maksudnya ini?."
"kau berfikir anakku memberikan apartemen ini untukmu, begitu?".
Sabrina tidak bisa berkata-kata lagi. Ia diam membisu, ia sudah tidak punya senjata apapun lagi saat ini. Ia harus memikirkan sesuatu.
"sebenarnya anak yang aku kandung adalah anak arland." mereka yang mendengar itu tak habis pikir. Mau sampai kapan drama ini berakhir.
"kau mau mengada-ada apa lagi Sabrina. Aku sungguh lelah menghadapi wanita muka tembok seperti mu."
"itu faktanya." Sabrina sudah kehabisan akal pun ikut emosi.
"lalu mana buktinya?". Belly menanggapi ucapan Sabrina
"kalau pun itu benar, anak itu sudah tidak ada kan sekarang. Jadi anakku tidak ada tanggung jawab lagi padamu."
"ini, uang untukmu. Kemasi barang mu dan segeralah pergi dari sini." belly dan mama mertuanya bediri, tetapi belum sempat mereka melangkahkan kakinya, terdengar suara pintu terbuka kembali.
Arland masuk dan kaget setengah mati karena melihat istri dan mamanya di sana. Belly tidak kalah kagetnya.
"Sayang, apa yang kamu lakukan disini?."
"Harusnya aku yang menanyakan itu, sedang apa kau disini suamiku?."
Jawab belly dengan menahan emosinya.Sabrina yang mendengar suara arland pun langsung berlari kearah arland. Tetapi belly menahan tangannya. Belly mencengram tangannya kuat.
"Belly, lepaskan aku, sayang ia menyakitiku. Tangan aku sakit." kata sabrina seolah-olah ia adalah orang yang sangat tersakiti disini.
"sayang, lepaskan dia ya, jangan marah sayang. Nanti baby kita ikutan marah. Tenang ya sayang ya." Belly melepaskan tangan sabrina. Tapi sabrina pura-pura terdorong hingga tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belly's World
Romance"Belly, Aku menyukai wanita lain." ibarat bom yang meledak, Isabel kaget dengan penuturan suaminya. Ia tidak menyangka ternyata suami yang hanya di atas kertasnya itu bisa menyukai seorang wanita. Isabel berdiri dengan tenang. "Let's Divorce".