Hai semuanya
Di part ini terdapat
Adegan yang tidak
boleh ditiru oleh oknum
yang belum menikah yaSelamat membaca
***
Sekarang belly sedang membujuk arland untuk kembali kerumah mereka. Ia akan melakukan rencananya malam ini. Tanpa sepengetahuan Arland tentunya."aku tidak ingin pergi. Aku mau disini sama kamu." arland merengek pada belly.
"Besok aku juga pulang kok, cuma beda satu hari aja. Kamu harus kekantor, aku gak mau kamu bangkrut. Mau dikasih makan apa anak aku nanti." belly menatap arland dengan tatapan andalannya.
"hm, baiklah. Kamu harus janji bakal pulang besok kerumah kita."
"iya sayang." balas belly dengan Semangat.
Arland yang di panggil sayang pun terkejut. Lalu mencium belly. Belly yang mendapatkan serangan mendadak pun hanya bisa melototkan matanya. Jika dia berontak maka akan ada drama lagi nanti. Jadi ia pasrah sambil sesekali membalas ciuman suaminya. Melihat belly sudah hampir kehabisan nafas, arland pindah mencium leher istrinya. Ia tidak akan puas jika hanya begini. Ia memeluk istrinya.
"Sayang, boleh kan?." tanya arland sambil menaikkan baju istrinya. Belly terkesiap, ini pertama kali nya ia akan melakukannya dengan arland dalam keadaan sadar. Tapi jika ia menolak lagi, maka arland akan menolak untuk pergi sore ini.
"Tapi pelan ya, aku baru pertama kali lakuin ini dalam keadaan sadar." Arland yang disuguhi lampu hijau langsung melepaskan kausnya. Belly hanya diam dengan mulut terbuka karena melihat suaminya melepaskan pakaiannya dengan tergesa-gesa.
"sayang, aku yang lepasin atau kamu?."
"Hah?." belly masih belum sadar. Ia masih bingung mau melakukan apa.
"ck, lama, biar aku aja." arland melepaskan pakaian istrinya. Belly hanya pasrah karena ia tak tau harus bagaimana.
"Sayang, kalo aku terlalu kasar, kamu cakar punggung aku yaa."
"apa, maksudnya?".
"ck, pokoknya ya itu."
Arland melakukannya kembali dengan istrinya. Ia sangat bahagia ternyata istrinya benar-benar sudah menerimanya.
***
Sorenya belly mengantar arland ke depan. Arland akan kembali kerumahnya, Karena besok ia akan kembali bekerja. Tetapi, Arland masih tidak mau melepaskan pelukannya."ayo, itu supirnya udah nunggu."
"sayang, coba panggil aku mas. Jangan panggil nama lagi."
"hm. Nanti."
"sekarang!".
"ck, iya sana mas arland. Itu supirnya udah nunggu dari tadi". Arland mendengus, lalu melepaskan pelukannya pada istrinya. Ia mencium seluruh wajah belly.
"ih, udah malu diliatian pak supir nya."
"ck, iya-iya. Aku pergi ya, besok harus udah ada kerumah ya." Dengan enggan arland masuk ke dalam mobil. Kalau saja stelan kerjanya ada dirumah belly, ia tidak akan pulang sekarang. Tapi ia harus bersabar, cuma sampai besok. Arland membuka kaca mobil dan melambaikan tangannya pada belly. Begitu juga dengan belly, ia juga melambaikan tangannya pada Arland hingga mobil nya keluar dari gerbang rumahnya.
"sekarang aku harus siap-siap." belly berbalik dan masuk kembali kerumahnya.
***
Belly sudah sampai di depan pintu apartemen arland. Sekarang ia harus menebak password apartemen suaminya ini. Jika ia salah, maka sabrina akan tau jika bukan arland yang datang, melainkan orang lain.Belly menekan 6 digit angka yang ia yakini adalah password apartemen suaminya. Lalu alarm terbuka tanda pintu terbuka berbunyi. Ia bernafas lega, ternyata memang benar tanggal pernikahan mereka adalah passwordnya. Tapi kenapa?. Ini akan ia pikirkan nanti saja.
Belly melangkahkan kakinya memasuki apartemen itu. Ia tidak melihat siapapun disana. Lalu ia masuk ke kamar yang ia yakini adalah kamar suaminya dulu. Lampu kamar tersebut temaran. Apa-apaan ini pikirnya. Bukan hanya itu saja, terdapat banyak sekali bunga di atas ranjangnya dan lilin dengan aroma yang menggoda juga tercium disana. Kenapa Sabrina menyiapkan semua ini untuk bertemu suaminya.
Terdengar suara pintu terbuka yang ternyata berasal dari pintu kamar mandi yang ada dikamar tersebut. Lalu keluarlah sabrina dengan pakaian yang tidak bisa di sebut pakaian. Ia seperti hampir telanjang sekarang. Sabrina kaget, ia tak menyangka jika belly yang akan menemuinya.
"Kau kaget ya?." Belly terkekeh pelan.
"Kau!. Apa yang kau lakukan disini?."
"apa lagi, aku ingin bertemu denganmu tentunya. Pakai pakainmu, aku akan menunggumu di luar."
Sabriba mendengus kesal, Sepertinya Rencana gagal kali ini. Ia bergegas memakai pakaiannya. Lalu menyusul belly keluar. Terlihat belly sedang duduk dengan anggun di sofa, kemudian ia mendekat dan duduk dihadapan belly.
"Apa yang ingin kau bicarakan?". Sabrina memulai percakapan Mereka.
"apa yang ingin kau lakukan dengan menyuruh suami ku datang malam ini?".
"tentu saja, kami akan melakukan yang harusnya kami lakukan." kata sabrina enteng.
Belly menghela nafas lelah. Perempuan ini memang tidak tau diri.
"aku mau kau meninggalkan suamiku."
"kami saling mencintai belly. Tidak ada yang bisa memisahkan kami."
"sekali lagi, aku katakan kau, tinggalkan suamiku. Jangan ganggu kami lagi."
"kau yang orang baru dihidupanya belly. Bukan aku, aku adalah cinta pertamanya dan akan menjadi wanita yang dicintainya sampai kapanpun. Jadi bermimpilah belly. Aku tidak akan meninggalkan Arland."
Mereka saling menatap. Belly sudah emosi sekarang. Tapi ia tidak boleh terpancing. Ia harus memikirkan anak nya.
Belly menarik nafas dalam-dalam dan mengehembuskannya perlahan.
"okey, karena tidak ada lagi pilihan lain dan kau masih tidak mau meninggalakan suamiku. Jadi, kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini."
"apa?!." sabrina menatap nyalang. "Kau tidak berhak mengusirku dari sini. Arland yang menyuruhku untuk tinggal disini. Jadi yang berhak menentukan boleh atau tidaknya aku tinggal disini bukan kau." melihat terdiamnya belly sabrina merasa ia sudah menang kali ini. Sabrina tersenyum lebar. Ia tau belly tidak akan Bisa melakukan apapun sekarang.
***
Berambung
Jujur aku udah hampir nyerah buat nulis ini, tapi karena liat kalian yang masih setia buat baca jadi aku lanjutin
Terima kasih yang sudah membaca
Yang baik tolong vote juga yaa hehe
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Belly's World
Romance"Belly, Aku menyukai wanita lain." ibarat bom yang meledak, Isabel kaget dengan penuturan suaminya. Ia tidak menyangka ternyata suami yang hanya di atas kertasnya itu bisa menyukai seorang wanita. Isabel berdiri dengan tenang. "Let's Divorce".