Hari ini hari pertama Jisoo akan berangkat ke kampus. Ia sudah semester 5 tahun ini. Ia sangat benci menerima kenyataan bahwa Ia akan selesai kuliah karena Ia sangat malas menjalankan skripsi yang katanya ribet itu.

Hari ini Ia memakai crop blazer hitam dan celana panjang berwarna cream. Ia tak ingin melewatkan apapun dikampus barunya ini!
Jisoo tersenyum disaat semuanya sudah Ia masukkan kedalam tas ranselnya. Ia segera keluar menuju meja makan untuk sarapan yang sudah Ia siapkan sejak pagi tadi.
08.00 WIB
Jisoo melirik jam dinding itu. Ia menatap ragu pada pintu kamar Eunwoo yang berada di seberang ruang makan. Apakah suaminya itu sudah bangun? Atau sudah berangkat? Haruskan Ia ketuk?
Jisoo menautkan alisnya. Bingung. Ia menghembuskan nafasnya setelah memilih untuk mengetuk pintu itu. Toh, Nyonya Cha meminta Ia untuk berangkat bersama Eunwoo dan kelas akan dimulai pukul 09. 300 WIB.
TOK TOK TOK
Pintu kayu itu tak menjawab ketukan Jisoo. Jisoo kembali mengetuk pintu Eunwoo dan mengajaknya sarapan, mungkin Eunwoo sedang mandi.
"Eunwoo, kamu udah bangun? Ayo sarapan dulu." Katanya lebih keras.
KLEK

Pintu itu terbuka menampakkan pemiliknya yang memakai pakaian serba hitam. Jisoo tertegun melihat Eunwoo pagi ini, tak bisa Ia pungkiri bawa laki-laki ini memang sangat... sempurna. Bau woody maskulin sangat cocok dengan auranya yang gagah ini.
"A-aku sudah menyiapkan sarapan. Kalo kamu mau, a-aku akan menyiapkan untukmu." Katanya gugup saat tubuh Eunwoo mendekat ke arahnya karena Ia sedang menutup pintu kamarnya.
Eunwoo melihat Jisoo sejenak. Ia menghela napas pasrah, "Terserah deh." Katanya sambil berjalan menuju meja makan.
Jisoo dengan segera mengambil piring dan gelas untuk mereka berdua. Ia memang harus berhati-hati mendekati suaminya ini.
Sedari tadi Jisoo nampak sibuk merangkai kata untuk bertanya perihal kampsunya ini. Ia sebagai mahasiswa baru pastinya tidak hapal dengan denah dan tempat kampusnya. Bagaimana ini? Ia tak berani bertanya kepada Eunwoo, apalagi memintanya untuk berangkat bersama.
Saat Eunwoo terlihat akan beranjak dari kursinya, Jisoo dengan segera menarik tangan kekar itu untuk berhenti dan berkata, "Tunggu!"
Eunwoo yang melihat hal itu menatap Jisoo tajam. Jisoo segera menarik tangannya. Merutuki perbuatannya. Beraninya Ia memegang kulit Eunwoo tanpa izin.
"M-maaf Eunwoo. Aku tak bermaksud apa-apa!" Katanya gugup, "A-aku tidak tahu alamat dan denah kampusnya. Mamah minta aku untuk berangkat denganmu hari ini," Jisoo mencuri pandang ke arah Eunwoo yang menatapnya malas, "T-tapi, kamu bisa nurunin aku di jalan dekat kampus kok. A-aku tak akan mengganggumu. Janji!"
Eunwoo berdecak kesal, "Tsk. Cepetan." Katanya sambil berjalan menuju rak sepatu.
Jisoo mengangguk dan dengan cepat menaruh piring-piring kotor itu ke dapur. Ia akan mencucinya nanti. Jisoo segera memakai tasnya dan menyusul Eunwoo yang terlihat duduk di kursi kecil sebelah rak sepatu.
Setelah mengunci pintu, mereka berjalan bersama menuju lift. Koreksi, Jisoo berjalan membuntuti Eunwoo. Saat berada di dalam lift, mereka bertemu dengan seorang ibu-ibu paruh baya yang juga akan turun ke basement. Mereka saling melemparkan senyum menghormati.
"Apa kalian penghuni baru disini? Aku sebelumnya tak pernah melihat kalian." Tanya ibu itu memecah keheningan.
"Iya, bu. Kami baru pindah 4 hari yang lalu." Jawab Jisoo sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in the haze (Jisoo × Cha Eun Woo)
RomansaBenci jadi cinta? Cinta datang karena terbiasa? Ya, mungkin kedua hal itu yang mampu mendeskripsikan pernikahan Kim Jisoo dan Cha Eun Woo. Dimulai karena hutang budi keluarga Kim terhadap keluarga Cha yang menjadikan Kim Jisoo harus melaksanakan p...