13. LEMBANG DAN CITA-CITA

12 2 0
                                    

"Indah dan cantik, dua kata yang selalu bersama ketika seseorang melihat sebuah maha karya yang begitu mempesona."

Selamat membaca..



Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kecamatan ini berjarak sekitar dua puluh dua Kilometer dari ibu kota kabupaten Bandung Barat. Pusat pemerintahannya berada di Desa Lembang.

Menempuh jarak lebih dari empat jam yang menyebabkan tubuh kehilangan tenaga secara keseluruhan. Semua sudah dikeluarkan untuk menuju ke tempat yang indah ini.

Empat anak manusia yang langsung merebahkan diri ketika sampai di penginapan setelah membersihkan tubuh. Menempuh jarang beratus-ratus kilometer mampu membuat tubuh yang semula dalam keadaan bugar menjadi lemas seketika. Maka dari itu untuk memulihkan tenaga yang hilang, mereka berempat beristirahat sejenak di kasur yang terasa nyaman nan empuk.

Hingga tidak terasa waktu yang digunakan untuk melepas lelah sudah habis. Adzan sudah berkumandang dari ponsel milik pemuda Maret itu, menandakan waktu Maghrib sudah tiba. Perlahan terlihat pergerakan si lelaki muda itu.

Kini Reza pun bangun dan membuka matanya dengan perlahan setelah mendengar alarm yang berbunyi. Mengumpulkan nyawa, tenaga, serta niat untuk menuju ke kamar mandi mengambil air wudhu. Tetapi sebelum itu, ia membangunkan adiknya yang masih terlihat pulas disebelahnya.

"Nin, bangun. Udah Maghrib." Ujar Reza seraya mengusak lembut puncak kepala sang adik.

"Hmm." Lenguh Nina dengan meregangkan kedua tangannya ke atas kepala.

Selelah apapun badan, jika sudah adzan berkumandang, maka segeralah melaksanakan apa yang sudah diperintahkan. Menjalankan kewajiban harus dengan penuh niat dan ikhlas. Bersimpuh dan memohon pengampunan serta permohonan agar apa yang disemogakan akan dikabulkan oleh Sang Pemilik Kehidupan.

Reza yang sudah melihat adiknya bangun pun segera menuju ke kamar mandi. Sedangkan Nina, dia sedang merapihkan selimut yang ia dan kakaknya pakai. Walaupun nanti malam juga digunakan lagi.

Selesai dengan kegiatannya, Nina segera menyusul Reza menuju ke kamar mandi. Sambil menunggu, Nina menyenderkan kepala serta bahunya di sisi kiri pintu, melihat Reza yang sedang membasuh kedua tangannya sebanyak tiga kali menggunakan air yang mengalir dari shower. Hingga tidak terasa Reza sudah selesai dengan kegiatannya berwudhu. Melihat Nina yang melamun, Reza pun iseng mencipratkan sisa air yang ada ditangannya ke wajah Nina. Sontak Nina yang sedang melamun pun terkejut atas perlakuan Reza.

"Ihh Abang dingin tau." Keluh Nina yang lantas masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil wudhu. Mengabaikan tawa Reza yang melihat adiknya ngambek.

"Lagian kamu malah ngelamun, udah wudhu cepatan." Perintah Reza yang masih didepan kamar mandi, memperhatikan Nina yang belum juga menyentuh air.

"Dingin ga bang airnya?" Tanya Nina yang masih enggan bersentuhan dengan benda cair tersebut.

"Ngga begitu Nin, udah wudhu nanti keburu abis waktu Maghrib ya." Setelah mengatakan itu, Reza berlalu untuk mengambil sajadah, sarung, serta peci. Tidak lupa ia menyiapkan mukenah dan sajadah milik Nina.

Beberapa saat kemudian, Nina sudah selesai berwudhu dan segera memakai mukenahnya. Dan Reza segera mengucapkan iqamah, menandakan bahwa sholat akan segera dimulai. Setelah selesai menyerukan panggilan untuk sholat, mereka segera melaksanakan ibadah dengan tiga rakaat tersebut.

Pukul tujuh malam pun tiba. Mereka semua keluar dari penginapan dan menuju halaman depan untuk menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membakar sosis dan jagung.

Semua Belum Usai || Renjun Ft NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang