14. CANTIK, SEPERTI IBUN DAN NINA

24 4 0
                                    

"Tidak perlu berlari, cukup berjalan dan lihatlah semua hal yang ada di sekitar kita," - Mark Lee

Suasana di Selasa pagi hari yang disuguhkan dengan awan sedikit mendung menyambut seluruh insan manusia yang baru saja sadar dari tidur lelapnya. Kicauan burung yang biasanya menjadi alunan musik menenangkan secara alami pun kini senyap, tidak ada nyanyian indah. Mereka yang bernyanyi menyembunyikan diri di balik sarang, menunda kicauan dan memilih mengengram telur-telur mereka yang akan menjadi calon buah hati mereka.

Disini, dua insan yang berada di satu ruangan yang sama. Mereka yang masih berada di alam mimpi harus segera disadarkan jika tidak ingin terlambat ke tempat yang akan mereka tuju hari ini.

Nina dan Reza segera bangun dari tidurnya setelah mendengar alarm yang berasal dari ponsel milik pemuda sembilan belas tahun tersebut. Sebenarnya yang bangun terlebih dahulu itu Reza, sedangkan Nina? Tidak mungkin gadis itu bangun secara suka rela. Ia harus di teriaki lebih dahulu agar cepat bangun.

Reza yang melihat adiknya masih tidur membiarkan dahulu, lalu ia segera menuju ke toilet untuk mandi. Suhu di Lembang memang sedikit lebih dingin dari pada Jakarta di pagi hari, maka dari itu, Reza menggunakan fasilitas air hangat agar air yang akan ia gunakan untuk mandi tidak terlalu dingin. Perbandingan air hangat dan air dingin sama besarnya. Yaitu lima puluh persen untuk air hangat dan lima puluh persen lagi untuk air dingin, jadi tidak akan terasa lebih panas ataupun lebih dingin.

Seusai memakan waktu lima belas menit, Reza keluar dari toilet dengan sudah berpakaian rapi. Lalu ia menuju ke ranjang tidur dan membangunkan sang adik untuk segera mandi. Untung saja hari ini Nina tidak susah dibangunkan, jadi tidak memakan waktu lama hanya untuk drama mandi.

Menuju ke koper dan mengambil pakaian ganti. Setelah mendapatkannya Nina segera masuk ke dalam toilet. Sama seperti yang dilakukan Reza, Nina pun mencampur air hangat dengan air dingin. Dirasa cukup ia pun langsung mandi.

Waktu sebentar untuk membangunkan tidak berlaku untuk waktu mandi Nina. Ia sudah hampir setengah jam di dalam sana dan belum ada tanda-tanda menyudahi mandi yang ia lakukan. Karena Reza yang tidak sabaran, akhirnya ia pun mengetuk pintu toilet, menanyakan sang adik apakah sudah selesai atau belum.

Tok

Tok

Tok

"Nin, lama banget mandinya. Buruan nanti keburu siang." Ujar Reza.

"Lima menit lagi bang." Jawab Nina dari dalam sana.

"Yaudah cepetan, Abang tunggu." Kata Reza sambil menunggu Nina dengan bermain ponsel.

Lima menit yang dijanjikan Nina sudah berlalu, dan gadis itu sungguhan keluar dari toilet dan sudah berpakaian rapi. Nina pun menuju ke meja rias untuk mempercantik dirinya dengan riasan yang natural. Memakai bb Cream sebagai alas make up, lalu ia timpa dengan bedak tabur bayi. Kemudian memakai lip Cream berwarna nude dan diakhiri dengan warna merah hati di bagian tengah dalam bibir untuk memberi kesan dua warna, yang biasa anak zaman sekarang menyebutnya dengan ombre lips.

Rambut Nina tidak ia apa-apakan. Hanya digerai biasa. Nina memang tidak akan pernah mau berurusan dengan rambut. Katanya rambut aku gausah diapa-apain juga udah bagus. Ya memang benar adanya sih. Jadi jika ada acara yang mengharuskan rambutnya di hias, maka ia akan meminta bantuan Reza. Jangan salah, Reza ini walaupun seorang lelaki, tapi ia bisa mendandani adiknya, kecuali untuk urusan make up. Reza hanya bisa menghias Surai panjang Nina. Alasannya sederhana, karena sejak Nina kecil, Reza selalu menemani Nina untuk bermain salon-salonan. Dan pada akhirnya ia secara sendirinya bisa membentuk berbagai macam kepangan di rambut Nina.

Semua Belum Usai || Renjun Ft NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang