04.

948 133 12
                                    

"ayo ke kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ayo ke kantin."

Reyan mendongak kemudian menganggukkan kepalanya. Kapan lagi kan Marvin mengajaknya pergi ke kantin bersama? Biasanya juga selalu Reyan yang memaksa.

Haga dan Bianca saling tatap dengan masing-masing menahan senyum.

"Kalian ikut gak?" tanya Reyan pada dua sahabatnya yang duduk di belakangnya.

Haga dan Bianca kompak menggeleng. "Duluan aja, Rey. Ntar gue sama Haga misah aja bareng Jeff. Gak mau ganggu hehe.." sahut Bianca

"Ya udah deh."

Reyan menerima uluran tangan Marvin. Keduanya berjalan sembari bergandengan tangan. Lebih tepatnya Marvin yang menggenggam erat tangan Reyan.

Sepanjang koridor banyak yang menatap keduanya penuh kagum. Dua orang yang sangat dikenal "friendzone"

Saat sudah sampai di kantin, Marvin langsung memilih tempat duduk yang berada di pojok menghadap langsung ke arah lapangan futsal.

Tanpa bertanya, Marvin langsung meninggalkan Reyan untuk memesan makanan tanpa berkata apapun membuat Reyan berdecak kesal.

"Dasar orang gila" ujar Reyan sinis.

Sepuluh menit terlewat hingga akhirnya Marvin datang dengan satu nampan penuh berisi dua piring batagor dan dua gelas es teh.

Reyan menatap dengan berbinar.

"Makasih, Marvin." ucapnya dengan tersenyum manis. Setelah itu langsung melahap batagornya membuat Marvin tersenyum tipis dengan tangan mengusak gemas surai Reyan.

Keduanya makan dengan tenang. Benar-benar tak ada obrolan. Hening. Sebelum akhirnya seorang gadis turut duduk di samping Marvin dengan nampan makanannya.

Reyan melirik.

Itu rupanya Mikayla. Yang datang dengan tersenyum.

"Hai Marvin! Hai Reyan gemes!" sapanya.

"H-hai" Reyan menyahut dengan gagap karena sembari menelan kunyahan batagornya.

"Gabung sini gak pa-pa kan?" tanya Mikayla entah pada siapa.

Marvin menyahut. "Gak pa-pa"

Diam-diam Reyan mendelik. Merasa kesal karena waktu berduanya di ganggu oleh Mikayla.

"Kurang kan? Ini abisin punya gue" Marvin menukar piring kosong milik Reyan dengan miliknya yang masih tersisa. Marvin sudah hafal di luar kepala.

Reyan itu tidak pernah cukup untuk batagor hanya seporsi. Makanya setiap bersama Reyan, Marvin selalu menyisakan untuk Reyan.

Reyan tersenyum menampakkan gigi. "Makasih, Marvin."

"Iya, sama-sama."

Mikayla sendiri melihat itu dengan gemas sembari makan. Rasanya ia ingin mencubit habis-habisan pipi Reyan yang terlihat gembul ketika makan.

Rebutan [disc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang