BENANG MERAH PENGIKAT DUA JIWA
Xielian mulai mendapat kesadarannya, kelopak matanya perlahan terbuka dan menyadari keberadaannya yang kini sudah kembali kehutan. Kilasan kejadian dirinya dikota hantu kembali terlintas. Saat itu dia mendengar teriakan seseorang yang dikenali memanggil mencarinya saat ini. Xielian segera bangun dan berjalan kesumber suara sampai pada akhirnya dia berhasil menemukan Qingxuan dan para pengawalnya.
Qingxuan berlari memeluk Xielian sambil menangis khawatir. "Kau pergi kemana Xielian?! Kami mencarimu sejak tadi, Aku sangat mengkhawatirkan mu" ujar Qingxuan dengan sesegukan. Xielian merasa bersalah dengan ini, sungguh dia tidak akan menyangka jika saudaranya sampai akan menangis khawatir seperti ini.
Xielian melepas pelukannya, dia berkata "jangan menangis. Ini salahku, jadi tolong maafkan aku" Xielian benar-benar serius dengan ucapannya, dia sangat menyesal untuk ini."Apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka pangeran?" itu suara Nan Feng.
"Aku baik-baik saja, terima kasih Nan Feng" sahut Xielian. Dilain sisi Fu Yao tidak bisa menahan emosinya saat ini, dia mencibir "seharusnya kamu tidak pergi diam-diam seperti itu pangeran, itu tidak benar! Bagimana jika terjadi sesuatu kepadamu? Raja akan menghukum kami jika itu benar terjadi"
Fu Yao orang yang paling peka diantara yang lain, dia sudah merasa curiga saat Xielian tiba-tiba ingin berburu dihutan. Padahal semua orang diistana tahu jika Xielian mahluk paling baik sampai tidak pernah ingin menyakiti hewan yang tidak berdosa itu, lalu kenapa tiba-tiba dia ingin berburu sekarang?
Dan saat Xielian pergi diam-diam, sebenarnya Fu Yao melihatnya. Namun karena terus berpikir positif akhirnya dia membiarkannya begitu saja. Jikapun dia tahu Xielian akan menghilang dalam waktu yang lama, Fu Yao tentu akan menghentikannya.
"Sudahlah lupakan! Yang terpenting Xielian selamat itu sudah cukup. Sebaiknya kita pulang saja, lagipun aku sudah merasa lelah" ucap Qingxuan menengahi meski dengan suara yang masih sesegukan. Keempatnya akhirnya pulang keistana dan telah berjanji untuk tidak memberi tahu siapapun termasuk raja dan ratu.
Xielian tengah membaringkan tubuh diatas kasur, matanya menatap memperhatikan benang merah dijari manisnya. Semakin lama semakin matanya terasa berat hingga akhirnya kelopak mata itu tertutup rapat. Angin yang masuk melalui jendelanya berhasil menggoyangkan rambut bagian depan Xielian. Sinar rembulan yang mengenai wajah Xielian membuatnya terlihat bersinar, memperjelas warna bibirnya yang terlihat berwarna merah muda. Entah sudah berapa lama Xielian sudah tertidur.
Jauh diluar istana, tiba-tiba para prajurit yang berjaga satu persatu pingsan termasuk dengan prajurit dan pelayan yang berada didalam istana. Jatuh tergeletak begitu saja tanpa ada sebab yang pasti.
Kupu-kupu perak kini terbang keluar dari hutan dengan jumlah yang sangat banyak, menggumpal berkumpul tepat didepan gerbang istana yang tiba-tiba saja terbuka dengan sendirinya. Kumpulan kupu-kupu perak itu berubah menjadi sosok pria berpakaian merah setelah masuk melewati gerbang istana. Angin yang berhembus malam itu berhasil menggerakkan rambut hitam legamnya. Suara gemerincing terdengar setiap kali pria itu melangkahkan kakinya.
Itu tidak lain ada Huacheng!
Tanpa hambatan, dia dengan mudah masuk kedalam istana Tianba. Kakinya berjalan mantap menuju kamar Xielian. Saat ini Huacheng sudah berada disana, menatap sipemilik kamar yang tertidur pulas disana.
"Xielian" ucapnya penuh kelembutan. Suara yang terbilang sangat pelan namun mampu membangun orang didepannya. Xielian masih coba memproses segalanya, dia turun dari tempat tidurnya lalu berjalan mendekat kearah Huacheng.
"Kamu? Bagimana kamu bisa-"
"Kita harus melakukan satu ritual lagi, ge" sela Huacheng. Pria itu tersenyum lalu tanpa ragu menarik tangan Xielian, membawanya keluar istana. Xielian terlihat kebingungan saat melihat semua prajurit dan pelayan tergeletak yak berdaya. Apa yang terjadi? Itulah satu-satunya pertanyaan dikepalanya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLE NIGHT : The grand wedding
FantasiaKisah Cinta, Kesetiaan dan pengorbanan. ⚠cerita ini terjadi dimasa sekarang.