DUA PANGERAN PENGIKAT HATI RAKYAT TIANBA
Dibawah sinar mentari pagi, pangeran Xielian terlihat tengah berjongkok menabur sesuatu ditangannya untuk memberikan merpati-merpati itu makan. Burung kecil juga ikut mendarat untuk bisa mendapatkan makanan dari tangan Xielian. Kicauan burung pagi itu terdengar lebih berisik dibanding biasanya. Terdengar seperti sebuah ucapan terima kasih, seakan merasa senang dengan keberadaan pangeran Xielian disana. Pelayan istana yang menyaksikan dibuat terpukau kembali dengan penampilan Xielian pagi itu, tubuhnya seakan mengeluarkan sinar membuatnya terlihat seperti seorang peri dengan hanfu putihnya. Mereka menerima fakta jika pangeran Tianba memiliki kecantikan diwajah mereka untuk layaknya seorang pria. Hal itu benar sangat menakjubkan!
Dilain sisi Qingxuan memilih untuk berjalan-jalan ditaman istana dengan temani dua pelayan wanita yang selalu berada disampingnya. Sudah sekian lama sejak dia pergi untuk pendidikan, begitu banyak perubahan diistana ini. Dia sangat mengagumi kerja keras ayahnya sebagai raja selama ini, membangun kerajaan Tianba dengan sepenuh hati. Bahkan saudaranya Xielian menganggap raja adalah sosok inspirasinya dari kecil hingga saat ini. Barulah Qingxuan menyadari alasan dibalik itu semua, jika ayahnya memang sosok yang bijaksana dan peduli kepada rakyatnya. Ayahnya selalu mementingkan kebutuhan rakyat diatas kebutuhannya sendiri.
Qingxuan menghentikan langkahnya saat berada didekat danau yang dipenuhi bunga teratai diatasnya. Entah kenapa tiba-tiba dia mengingat bocah yang diceritakam Xielian dimalam festival itu. Qingxuan berjalan ke tepi danau untuk berjongkok beberapa saat. Senyum dibibirnya terlihat saat sepasang angsa menyatukan kepala mereka membentuk sebuah 'love'. Tanganya berulur hendak meraih teratai didekatnya namun segera dihentikan oleh pelayan.
"Maaf pangeran, apa yang akan anda lakukan?" ujar salah satu diantara keduanya. Qingxuan sedikit menoleh kerah mereka lalu dengan santai menjawab "Kalian tenang saja, aku tidak akan loncat ke danau. Aku hanya ingin mengambil Teratai itu" Mengarahkan telunjuknya dikalimat terakhirnya.
"Kalau begitu biar kami saja yang mengambilkannya untukmu, pangeran" ucap pelayan lainnya.
Qingxuan mengendus, "tidak perlu. Aku bisa mengambilnya sendiri" Gerakannya lebih cepat dibanding ucapan kedua pelayannya itu. Dia menaruh lututnya untuk bisa meraih teratai itu dengan tangannya. Senyum mengembang diwajahnya saat Qingxuan berhasil mendapatkannya. Dia segera berdiri, menunjukkannya kepada pelayannya itu lalu berlari meninggalkan keduanya. Tidak tinggal diam kedua pelayan itu ikut berlari mengejar pangeran Qingxuan. Didepan sana Qingxuan tidak memperdulikan panggilan kedua pelayan itu, dia tetap fokus berlari dengan teratai ditangannya. Saat ini dia berlari menghampiri Xielian yang masih fokus memberi makan burung-burung ditaman.
"Xielian! Lihat apa yang kubawa untukmu!" teriak Qingxuan dari kejauhan dan berhasil mengalihkan atensi Xielian. Xielian memperhatikan pakaian Qingxuan yang terlihat kotor dibagian tertentu. Qingxuan menyodorkan teratai itu kepada Xielian. Saat itu Ingatan tentang bocah difestival malam itu terlintas dibenak Xielian. Dia masih ingat dengan jelas manik mata yang menatapnya malam itu. Janji yang diucapkan bocah itu juga kembali berdengung ditelinganya. Xielian tersenyum lalu meraih teratai itu, melihatnya lebih lama lagi.
"Aku tau, kamu pasti teringat dengan bocah dimalam festival itu kan?" tebak Qingxuan, dan Xielian tersenyum sambil mengangguk setelahnya. Qingxuan berpikir sejenak lalu tiba menarik Xielian untuk duduk bersama. Dengan antusias Qingxuan berkata "Ceritakan tentang bocah itu, aku sangat penasaran"
Xielian terdiam beberapa saat, barulah saat itu dia bicara "aku tidak tahu harus menceritakan apa tentang bocah itu, tapi.."
"Tapi apa?" sela Qingxuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLE NIGHT : The grand wedding
FantasiKisah Cinta, Kesetiaan dan pengorbanan. ⚠cerita ini terjadi dimasa sekarang.