KUTUKAN DAN JANJI ; KARMA RATUSAN TAHUN LALU
"Bisa kita lanjutkan?" suara dingin itu membuyarkan pembicaraan keduanya. Ketiga segera memulai ronde kedua.
Ronde kedua selesai, permainan kali ini dimenangkan oleh He Xuan. Cukup lama He Xuan terdiam menatap kearah Qingxuan, selama itu juga jantung Qingxuan berdetak cepat. Sadar atau tidak Qingxuan menatap He Xuan dengan tatapan memohon dan itu disadari oleh He Xuan, Qingxuan hanya berharap jika orang didepannya tidak melakukan hal-hal yang mengacaukan kegembiraan Xileian hari ini.
"Tuan! Katakan apa yang kamu inginkan, mereka akan melakukannya sesuai keinginanmu" ujar hantu bertubuh gempal.
"Kupikir dia akan memilih chengzu untuk kembali ke kelompoknya""Aku juga berpikir sama"
"...Aku ingin dia keluar dari permainan" Telunjuk He Xuan lebih cepat dibanding kalimat yang keluar dari mulutnya. Xielian yang ditunjuk secara tiba-tiba tentu saja merasa kebingungan, dia bahkan sempat menoleh kearah Huacheng. Dimana saat itu Huacheng mengangkat bahunya sebagai jawaban. Xielian mengurungkan niatnya untuk bicara saat Huacheng menahannya, mau tidak mau dia kembali duduk dan menelan kembali kata-katanya.
"Aku minta maaf, jika permintaanku memberatkanmu" ucap He Xuan dengan suara yang lembut, suara yang pertama kali didengar Qingxuan karena sebelumnya He Xuan sering kali berbicara dengan nada yang dingin.
Xielian yang mendengarpun entah kenapa merasa tersentuh dengan itu, dia tersenyum lalu berkata "tidak, itu tidak benar. Kamu bisa meminta apapun, sesuai peraturan diawal" Xielian bangkit berdiri disamping Huacheng untuk melanjutkan permainan ronde selanjutnya diantara Qingxuan dan He Xuan.
Tanpa berlama-lama ronde ketigapun dimulai, Qingxuan orang pertama yang mengocok dadunya. Mata dadu yang keluar berjumlah enam, dia kembali meraih dadunya untuk sekali lagi mengocoknya dan jumlah yang sama didapat Qingxuan. Di lain sisi seseorang kini terlihat sangat miris, siapalagi?
Xielian!
Dia meratapi keberuntungan milik Qingxuan yang jauh berbeda dengan keberuntungan miliknya yang dikata cukup buruk. Hembusan napas bahkan terdengar dari mulutnya membuat kekehan kecil dari Huacheng.
Huacheng berbisik "ada apa gege? Apa kamu merasa bosan?"
"Tidak, hanya saja aku merasa iri. Keberuntungan Qingxuan sangat baik, berbeda denganku. Bagaimana dia bisa mendapat mata dadu enam secara berulang-ulang? Aku bahkan tidak pernah menyentuh angka 3"
Huacheng semakin mencondongkan tubuhnya, dia menjawab "apa gege tidak tahu?"
"Apa?" Xielian langsung membeku seketika saat menoleh, pasalnya jarak wajah antara keduanya begitu dekat. Dia bahkan bisa merasakan hangatnya nafas Huacheng diwajahnya.
Huacheng tersenyum lalu kembali berbicara "Kupikir kalian berdua sudah sering memainkannya. Kulihat dia tahu cara mengocok dadu yang benar, karena itulah dia bisa mendapatkan mata dadu enam secara berulang-ulang"
Xielian menyeritkan alisnya, bingung dengan perkataan Huacheng saat ini. Dia bertanya dengan polosnya "jadi maksudmu ada trik untuk bisa mendapat mata dadu enam?"
"Mn" Huacheng mengangguk, meyakinkannya.
"Aku tidak tahu jika untuk mengocok dadu saja harus dengan trik" Entah Xileian sadar atau tidak saat dia mengatakannya, mata Huacheng tidak pernah lepas dari bibirnya.
"Aku tahu triknya. Aku juga bisa membaginya jika gege mau" ucap Huacheng dengan santainya. Xielian tentu saja merasa senang, tanpa berpikir panjang dia langsung mengangguk. Tanpa aba-aba Huacheng langsung saja meraih tangan Xielian untuk membawanya pergi namun Xielian langsung menghentikannya dan bertanya "kemana kita akan pergi? Permainannya belum selesai Huacheng..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLE NIGHT : The grand wedding
FantasiKisah Cinta, Kesetiaan dan pengorbanan. ⚠cerita ini terjadi dimasa sekarang.