MIDDLE NIGHT : Vol. 11

190 8 1
                                    

HARI TERSISA DIMILIKI QINGXUAN SEBELUM DATANG HARI PENGHAKIMAN DARI JIWA YANG MARAH

Xielian datang menemui Qingxuan dengan membawa nampan makanan ditanganya. Dia masuk setelah mendapat izin dari Qingxuan sendiri, saat hendak keluar Qingxuan justru menghentikan xielan hanya untuk sekedar memeluknya beberapa saat. Xielian merasa sangat bingung, ingin sekali dia bertanya tapi takut akan membuat Qingxuan merasa tidak nyaman. Keduanya kembali berpisah tanpa mengatakan apapun.

Tak lama setelah kepergian Xielian, Qingxuan dikejutkan dengan kedatangan He Xuan yang mengurung tubuhnya diantara dinding dibarengi dengan tatapan yang sangat menakutkan.

"Apa yang coba kau tunjukkan dengan sikapmu seperti ini?" ucap dingin He Xuan, membuat Qingxuan mengerutkan dahinya.

"A-aku tidak mengerti ucapanmu"

"Aku tidak ingin Xielian sampai tahu mengenai hal ini. Jangan biarkan dia mengingat kejadian buruk itu, aku ingatkan jangan!" He Xuan mengatakannya dengan penuh penekanan diakhir kalimatnya. Bulu kuduk Qingxuan berdiri saat melihat senyum mengerikan itu kembali terlihat diwajah He Xuan.

"Tidak, tidak! Jangan lagi, aku juga tidak ingin mengingatnya, kumohon jangan lakukan. Tidak!!!" Qingxuan terus berteriak menghindari jari He Xuan yang akan menyentuh dahinya untuk memperlihatkan kejadian dimasa lalu menggunakan penglihatannya.

Cahaya putih yang menyilaukan datang dan hilang secara perlahan. Yang pertama kali dilihat Qingxuan adalah kerumunan orang yang tengah melempari batu. Qingxuan coba melihatnya dari jarak yang lebih dekat, dan sosok Fang Ye kembali tertangkap matanya. Fang Ye dengan kejam memecut pasangan paruh baya yang coba melindungi seseorang ditengahnya. Entah apa yang terjadi hingga Fang Ye tiba-tiba memerintahkan anak buahnya untuk membawa suami istri itu, barulah seseorang yang coba mereka dilindungi perlahan menampakkan wujudnya. Seseorang dengan pakaian putih yang sudah dipenuhi noda tanah bercampur darah, rambutnya berantakan, wajahnya penuh luka sayat membuat Qingxuan tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena darah hampir menutupi seluruh wajahnya.
Kengerian dirasakan Qingxuan melihat kejadian yang sangat tidak manusiawi itu.

Perhatian Qingxuan teralih saat mendengar suara teriakan yang terdengar tidak asing ditelinganya, suara yang mirip sekali dengan kedua orang tuanya. Qingxuan dengan cepat berlari mendekat kegerombolan pertama yang membawa sepasang suami istri sebelumnya, betapa terkejutnya dia saat tahu jika suara itu tidak lain adalah suara mereka yang kemungkinan orang tua orang berpakaian putih tadi. Jantung Qingxuan seakan berhenti, bersamaan dengan air mata yang turun membasahi pipinya.

Mereka ayah dan ibu?

"Tidak, itu tidak mungkin. Tidak!!!" Qingxuan berteriak histeris, berlari menghalangi orang-orang membawa mereka namun semua yang dilakukannya sia-sia, tidak seorangpun yang bisa melihat atau mendengar tangisannya saat itu. Hatinya sakit melihat kondisi pasangan paru baya tersebut, berantakan dan menyedihkan. Qingxuan terus menangis tanpa bisa melakukan apapun untuk membantu sepasang suami istri itu, meski dengan wajah yang berbeda Qingxuan tetap bisa merasakan jika keduanya memanglah ayah dan ibunya dimasa sekarang.

Penderitaanya belum selesai, Qingxuan kembali dilanda ketakutan saat sosok Fang Ye kembali terlihat didepan matanya memerintahkan anak buahnya untuk membawa pasangan suami istri itu. Qingxuan mengikuti mereka hingga sampailah disebuah tanah lapang dengan banyak orang yang hadir menyaksikan disana. Jantung Qingxuan berdetak kencang, dia sudah bisa menebak apa yang sekiranya akan terjadi. Benar saja anak buah Fang Ye membawa pasangan paruh baya itu kehadapan orang-orang dengan batu berukuran besar sudah disiapkan disebelahnya. Tidak tahu hukuman apa yang akan diterima ayah dan ibunya saat itu namun perasaan takut dihati Qingxuan benar-benar mengendalikannya.

MIDDLE NIGHT : The grand weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang