RINDU YANG TAK TERBENDUNG ; PERTEMUAN YANG KESEKIAN KALINYA
Satu bulan purnama kembali datang, seseorang masih belum menepati janjinya. Xielian berdiri termenung setiap malam dibalkonnya, menatap sendu kearah Hutan merah yang cahayanya tidak seterang biasanya. Hawa malam itu begitu menyesakkan dada Xielian, bulir bening jatuh dari sudut mata xielian.
"Xielian..." seketika matanya terbuka, xielian mendengarnya! suara yang hilang sekian lama, kini diam kembali mendengarnya. Xielian berbalik pergi meninggalkan tempatnya, menelusuri seluruh tempat dikamarnya untuk menemukan sumber suara itu. Xielian terus melakukannya secara berulang-ulang hingga dia tersadar dan jatuh berlutut sambil menangis. Xielian yang sebelumnya yakin mendengar suara itu langsung merasa jatuh saat tidak berhasil menemukannya. Xielian merasa dirinya begitu menyedihkan saat ini dengan terus berpikir Huacheng akan kembali. Xielian menangis sampai tersedu-sedu, mencoba melepas emosi yang dia tahan selama ini.
Beberapa saat kemudian angin berhembus kencang malam itu. Xielian berhenti menangis saat merasakan kehadiran seseorang yang dia kenal. Saat xielian mengangkat wajahnya, dia melihat apa yang dia ingin lihat selama ini. Sosok laki-laki berpakaian merah yang dia rindukan selama ini tengah berjalan gagah kearahnya. Pria berpakaian merah tersenyum dan perlahan membuka kedua tangannya. Xielian segera bangkit berlari memeluk sosok itu, Huacheng!
Dunia seakan berhenti berputar, keduanya sama-sama larut dalam pelukan. Menyalurkan setiap perasaan rindu, sakit, dan bahagia secara bersamaan. Tidak satupun dari mereka ingin melepas atau mengendurkan pelukannya satu sama lain.
"Jangan menangis" bisik Huacheng sambil mengusap suarai panjang milik xielian. Dengan susah payah Xielian membuka mulutnya meski harus terbata-bata, dia bilang "Aku takut kau tidak akan kembali"
"Bagaimana mungkin? Aku sudah berjanji kepadamu saat itu dan aku membuktikannya saat ini"
"Terimakasih karena menungguku. Maaf karena aku telah menyusahkanmu selama ini Xielian" tambah Huacheng. Xielian sedikit mengendurkan pekukannya lalu menatap Huacheng, dia bertanya "kamu baik-baik saja? Kemana kamu pergi? Tidakkah kamu merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan Huacheng?"
Ibu jari Huacheng mengusap air mata xielian, dia tersenyum lalu berkata "biarlah itu menjadi rahasiaku tapi satu hal yang harus kamu tahu xielian, aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu. Aku terus memikirkanmu sepanjang malam, itulah aku langsung kesini setelah semuanya selesai" Xielian kembali menangis dipelukan Huacheng. Malam itu terlewat dengan cepat, saat xielian terbangun dia sudah berada diatas tempat tidurnya.
"Apa ini? Semalam aku baru saja bertemu dengannya dan sekarang aku sudah kembali merasa rindu?" gumam xielian kepada dirinya sendiri.
Hari ini xielian jelas terlihat berbeda dan itu disadari keluarga.
Inilah Xielian yang asli!
Tidak ada yang berbeda dengan sikapnya beberapa hari yang lalu tapi aura yang memancar diwajahnya jelas berbeda. Seakan semua sudah kembali seperti semua, kali ini sepenuhnya. Sungguh!
-
"Huacheng apa yang kamu lihat? Fokuskan matamu kesini bukan kewajahku" xielian sampai harus menghentak kuas ditangannya agar Huacheng fokus. Sedangkan si oknum malah tersenyum tanpa dosa dan justru bertambah berani dengan menopangkan dagunya untuk bisa menyamankan posisinya kali ini.
Xielian menarik lalu menghembuskan nafasnya panjang, dia berkata lelah "Kali ini apa?"
"Aku lelah"
"Lelah? Kita baru melakukannya sepuluh menit yang lalu dan kamu bilang kamu lelah? Aku tahu kamu sebenarnya malas, jadi jangan coba membodohiku" Xielian mengangkat telunjuknya saat kalimat ketiganya. Xielian tersentak saat tubuh kekar itu memeluknya dari belakang, merengek seperti seorang anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLE NIGHT : The grand wedding
FantasiKisah Cinta, Kesetiaan dan pengorbanan. ⚠cerita ini terjadi dimasa sekarang.