D U A

5K 434 17
                                    

Becky POV.

"Freen, Aku mau ngomong. "

Aku yakin, tidak setiap harapan akan terkabul, tidak setiap do'a akan didengar, namun Aku mencoba segala cara untuk membuat keadaan berbalik.

Seperti saat ini, Aku dihadapannya, menatap duniaku dengan lembut, namun Ia seakan sedang menatap nerakanya.

Kalau ditanya kenapa? Aku juga akan bertanya hal yang sama.

Aku dan Freen, dua pribadi yang memaksakan diri untuk bersama, Aku kira menikah akan membuat pelakunya bahagia, tapi nyatanya tidak.

Sekarang Aku percaya suatu kalimat yang mengatakan "menikahlah dengan orang yang tepat, karena seumur hidup itu lama. "

Jujur, Aku mulai mencintainya di 3 tahun pernikahan Kami, Aku tidak menyukai pribadinya, tapi hatinya.

Freen sebenarnya orang yang lembut, namun tertutup karena kebenciannya terhadapku.

Mungkin semua orang bertanya, kenapa Aku bisa bersamanya?, Aku akan menjawabnya.

Becca, kembaranku, Kakakku, duniaku, kecintaanku.

Becca, terlahir dengan masalah jantung yang buruk, sedari kecil Ia jauh lebih lemah dari pada Aku, dan membuat semua orang melimpahkan dunianya kepada Kakak tercintaku itu.

Aku tidak pernah cemburu akan itu, namun hanya satu ketika, saat Kita sama-sama berkuliah dibidang kedokteran, Aku menemukan semestaku, namun sialnya gadis yang Aku pilih itu malah mencintai Kakakku, Aku kira Ia baik kepadaku karena perasaan Kita sama, ternyata hanya Aku yang terlalu kepedean.

Singkat cerita, Becca memilikinya, bertahun-tahun menjalani hubungan, dan Aku patah hati, obatnya hanya sekolah lagi, Aku melanjutkan pendidikanku mengambil bidang specialis jantung, dan keinginanku untuk menyembuhkan Becca masih sangat besar.

Tidak lama, Aku mendapatkan apa yang Aku ingin, dan bonusnya Aku menjadi pegawai negeri sipil, hidupku jauh lebih mulus dibandingkan Becca, ya itu pikirku, tapi Aku salah tentang itu.

Dan ya, pernikahan Mereka ternyata sudah dibicarakan lebih awal, tanpa Aku? Lagian siapa juga Aku untuk Mereka?.

Tapi siapa yang bisa mengelak dari takdir Tuhan, satu hari sebelum pernikahan gadisku, Becca menemui ajalnya, di tanganku, di mana Aku yang menjadi dokter penanggung jawab saat operasi itu berlangsung, dan semua mata menyalahkanku, termasuk Ayah, satu-satunya orang yang Ku miliki selain Becca, karena Bunda sudah berpulang lebih dulu.

Tapi Papa Marco tidak mau tau, pernikahannya harus berjalan, lelaki itu sudah banyak sekali menolong keuangan keluargaku ternyata, dan mengorbankan kebahagiaan Kami, di mana saat mayat kembaranku, masih ada di dalam peti matinya, namun ikrar cinta Kami menggelora di atas altar, dalam balutan do'a, Tuhan mengijinkanku menjadi istrinya, namun ternyata hari itu adalah di mana hari kehancuran yang Ku ciptakan sendiri untuk seumur hidupku.

"Kau ingin bicara apa?"

"Aku ingin melakukan penawaran. "

"Aku lagi tidak ingin main-main Bec. "

"10 tahun Freen, Aku kira Kita sudah sama-sama dewasa. "

Tatapan meremehkan itu sangat melukai harga diriku, tapi Aku bisa apa?, saat semua hal ini adalah pilihanku?.

"Aku tidak pernah mencintaimu, Aku terpaksa menikahimu, dan apa lagi yang Kau harapkan?, bahkan berceraipun Aku akan kehilangan semua harta benda ini?, setelah Aku kehilangan Becca dan diriku sendiri. "

"Bagaimana jika Aku meminta 100 hari saja, Kau dan Aku mencoba menjalani hidup seperti sepasang kekasih yang saling mencintai, setelah itu Aku berjanji akan menceraikan Mu jika 100 hari itu tidak merubah apapun, dan akan Ku pastikan tidak ada yang hilang dari hidupmu. "

"Apa maksudmu?"

"100 hari, dengan panggilan Sayang misalnya, sarapan, makan siang, atau makan malam bersama, dan tidur berdua di satu kasur. "

"Tsk, tidak akan Aku lakukan. "

"Jika Kau menginginkan perceraian, akan Aku kabulkan, tapi tolong Kau kabulkan 100 hari yang Aku minta terlebih dahulu. "

Mungkin dalam pikirannya, Aku akan mengemis untuk cinta, walaupun jawabannya adalah iya, tapi Aku ingin memastikan sesuatu, apakah benar cinta itu tidak pernah layak untukku?.

"Kenapa Kau melakukannya?, Kau tau persis Aku benci denganmu. "

"Harapan. "

"Mending Kau buang harapanku jauh-jauh Bec, karena tidak akan pernah terjadi hal yang Kau inginkan itu di antara Kita. "

Iya, Aku juga pesimis dengan itu, tapi setidaknya sekali seumur hidupku, Aku merasakan bagaimana bahagianya dicintai seseorang yang juga Aku cintai.

"100 hari, atau begini saja, sukses ataupun tidak 100 hari itu, Aku akan tetap menceraikanmu, atau Kau yang menceraikanku, bisa Kau pilih. "

"100 hari? oke deal, setelah itu Kau pergi dari hidupku sejauh mungkin hingga Aku tidak akan pernah lagi bisa menemukanmu. "

Aku terdiam sejenak, bagaimana kebencian itu memakan hati nuraninya?, namun Aku tidak bisa menghapus apapun, karena bagaimanapun Aku menjelaskannya, Ia tidak akan peduli, dan Aku akan tetap menjadi pembunuhnya.

"Baik, Aku akan pergi sejauh mungkin, dan Kita tidak akan pernah bertemu lagi Freen. "

Dan setelahnya, Aku hanya ingin menceritakan bagaimana 100 hari itu berjalan seperti apa yang Aku pikirkan, walaupun nantinya, ada dua pilihan, Aku akan tetap bersamanya, atau Kita sama-sama tidak akan pernah lagi untuk bertemu.

Dan setelahnya, Aku hanya ingin menceritakan bagaimana 100 hari itu berjalan seperti apa yang Aku pikirkan, walaupun nantinya, ada dua pilihan, Aku akan tetap bersamanya, atau Kita sama-sama tidak akan pernah lagi untuk bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After Met You (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang