E M P A T B E L A S

3.9K 366 23
                                    

"Aku tidak mau jatuh cinta dengan siapapun lagi Bec, tolong berhenti. " batinnya.

"Freen, ayok, malah ngelamun. "

Genggaman seakan menjadi kebiasaan yang mulai Freen nikmati, kesederhanaan Becky yang mampu membuatnya nyaman, setiap hal yang Becky lakukan seakan membuka cakrawala baru dalam caranya berpikir.

Freen menyukai setiap emosi yang hadir di wajah wanita yang sudah 10 tahun ini menjadi istrinya, ternyata Becky seekspresif itu, tidak kaku dan penuh ketakutan seperti yang selama ini Ia temukan.

"Haha Bec, muka Kamu. "

"Kenapa?"

"Lucu banget, asem ya?"

"Iya, eww Aku gak mau makan ini. "

Mencoba makanan yang sama, muka itu mengerucut lucu, saling mentertawakan diri masing-masing, karena ekspresi yang sangat buruk, namun seakan tidak bosan, Mereka melakukannya lagi, lagi dan lagi, untuk menghibur diri.

🔻🔺🔻

18.00 WIB

Dalam genggamannya, kartu itu sudah tercetak atas nama yang tidak ingin Ia sebutkan, Heng dilema, karena bisa saja ini akan menjadi ilegal dan Ia akan bertanggung jawab penuh untuk semua kesalahan ini.

"Heng, astaga hati-ha... apa ni?"

Wajah Nam berubah, Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja Ia lihat, nama itu, tidak ini hanya bercanda.

"Please Nam, jangan kasih tau siapapun. "

"kamu gila? apa Kamu ngabulin?"

"Dia bersikeras. "

"Ini sudah dapat persetujuan prof Marco?"

Heng menggeleng, maka dari itu Ia belum menandatangi tanggal yang diminta untuk melakukan operasinya.

"Jangan Heng, "

"Keputusan Dia udah bulat Nam. "

Tidak akan ada yang merubah, apapun dan siapapun, ini perihal isi hati, dan keras kepala, semua orang tau bagaimana itu berjalan selama ini, hanya menunggu, jika ada yang mampu meluluhkan itu tidak akan pernah terjadi.

Sementara di tempat lain, ada dua wanita yang tengah beradu argumen perihal rasa pedas, satu diantara Mereka bukan seseorang yang menyukai cabai, dan menyalahkan kenapa makanan itu bisa membakar mulutnya.

"Aku gak mau makan sama Kamu lagi, boong banget. "

"Ya udah, ini padahal enak banget malah dibilang gak, "

"Ngaco, ini kripik apa sih kok bisa pedes mampus gini?"

"ghost pepper. "

"Tsk, sesuai nama banget, udah ah gak lagi. "

Freen baru tau satu hal, Becky adalah orang yang sangat ekspresif, menjelaskan banyak hal dengan emosi yang sepersekian detik bisa berubah di wajahnya, Ia juga sensitive, perasaannya terlalu gampang tersentuh, dan kadang Becky juga orang yang hanya memikirkan orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri.

"Minum. "

Susu kotak itu sengaja Freen berikan di akhir, karena Ia tau jika Becky tidak akan pernah kuat dengan rasa pedas dari cabai yang membalut kripik kentang itu, namun Ia sengaja menundanya, karena ekspresi Becky cukup menggelitik.

"Aah, oh astaga Aku kapok coba-coba. "

"Ya udah Bec, Kita cari yang lain. "

"Hmm, mending makan yang pasti. "

"Tunggu bentar, minum susunya bisa belepotan kayak gini sih. "

Bisa saja jantungnya berhenti berdetak, atau malah membuatnya bekerja jauh lebih melelahkan dari biasanya, jemari yang dengan leluasa menyeka sisa susu di bibirnya mampu membuat semua anggota tubuhnya mematung seketika.

"Ah, sorry Bec. "

"Iya, gak masalah. "

Salah tingkah, itu yang benar-benar terasa agak aneh untuk Mereka berdua, dan tertawa kikuk untuk menghilangkan rasa canggung yang tercipta adalah solusi terbaik untuk kembali dalam kewarasan.

"Pulang?"

"Boleh. "

Setelahnya hanya genggaman lembut serta suara nafas yang terdengar, seolah kebisingan yang hadir oleh campur tangan manusia lain di sekitar Mereka tidak terdengar menarik.

Becky melihat tangannya lalu tersenyum, ini semua adalah inisiatif Freen, bukan Becky yang bergerak agresif terlebih dahulu.

"Pakai sit belt nya dulu Bec. "

"Oke. "

Lagu demi lagu terdengar merdu, sesekali Freen mengikuti lirik yang Ia tau, bernyanyi seakan tidak ada lagi rasa canggung antara satu sama lain.

Becky menyukai suaranya, bagaimana gumaman yang terdengar tidak terlalu keras itu meringsek masuk ke dalam indera pendengarannya.

Apakah Ia boleh berharap?, jika suatu saat nanti, Tuhan mengijinkannya dicintai oleh Freen untuk yang terakhir kalinya sebelum Ia pergi seperti yang Freen inginkan, Becky tau ini akan sangat berat untuknya, namun dalam kontraknya, Becky lah satu-satunya orang yang harus mengalah, namun tidak masalah, gadis itu sudah menyiapkan kemungkinan terburuk dalam kisah 100 harinya ini, setidaknya untuk saat ini tolong biarkan dirinya bahagia.

"Besok mau kemana?"

"Berenang, "

"Di rumah? Atau di hotel?"

"Di rumah aja, Aku gak pernah berenang di rumah. "

"Kenapa?"

"Gak tau, sebenarnya Aku gak bisa berenang. "

"Oh, oke. "

Kembali ke mode semula, tidak masalah jika hanya respon singkat itu Ia dapatkan, setidaknya Freen mau untuk bergerak lebih dulu.

"Sorenya Aku harus bertemu Charlotte. "

"Sahabat Becca?"

"Hmm, biasanya hari rabu emang Kami ketemu, tapi semenjak bulan lalu Dia pindah ke London jadi jarang ketemu. "

"Kenapa bilang? Biasanya Kamu pergi aja. "

"Dalam kontraknya begitu kan?"

"Ah iya, oke, Kau akan pulang?"

"Tidak, mungkin Aku dan Char akan menginap di hotel milik Mamanya seperti biasa. "

"Menginap?"

"Iya, Aku dan Char serta keluarganya sering berkumpul, dan kalau malam memang kadang Aku malas pulang, jadi ya nginap. "

"Tidur berdua dengannya?"

"Iya, "

"Ah, oke. "

Berharap apa? Freen akan tau rasa cemburunya tengah di ujung kepalanya atau bagaimana?, tidak Becky tidak sekanak-kanakan itu, Freen bukan miliknya selama 10 tahun, lalu dalam waktu sebulan lebih ini Ia klaim Freen miliknya dan tidak boleh bertemu dengan siapapun? itu adalah sebuah kebodohan.

"Kau memiliki perasaan kepadanya Freen?"

"Aku tidak yakin, tapi mungkin. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After Met You (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang