D E L A P A N B E L A S

4.2K 398 33
                                    

Hari ke 51, 10.00 WIB.

Berbagai jenis makanan kucing dan anjing sudah Freen siapkan bagasi belakang mobilnya, menunggu Becky selesai dengan mandinya, bahkan sarapan nasi goreng ijo teri asin yang Becky masakan untuk Freen juga sudah ludes tanpa sisa, Freen menyukainya, bahkan keripik pisang dengan bumbu keju yang dengan iseng Becky buat juga habis dalam waktu satu jam oleh Freen.

Mendadak Becky menjadi dunianya, selalu menjadi candu terbaik dalam hidupnya, terkadang rindu yang tidak pernah Ia rasakan akhir-akhir ini cukup membuatnya kewalahan.

"Astaga Freen, yaaaak. "

Mengejutkan, sekarang kebiasaan Freen menunggu Becky di depan pintu kamar mandi dan menggendongnya ke ruang baju adalah yang Ia sukai, bahkan sangat.

Tawa yang hadir, cubitan yang terasa perih namun tidak membuatnya berhenti untuk melakukan itu, kebiasaan baru yang bahkan tidak pernah Ia lakukan dengan Becca sebelumnya, karena masa lalu dan semua ceritanya sudah Freen kubur, karena Ia tidak bisa melupakan hal itu, tapi setidaknya Ia tidak menjadikannya sebagai masalah dikemudian hari untuknya dan pasangan barunya, Becky nya.

"I love you Freen. "

"I know. "

"Tsk. "

"I love you Becky, no matter what. "

"Can i get a kiss?"

"Sure, "

Bibir lembut itu saling menempel, memejamkan matanya, mulai menikmati banyak hal yang bergejolak dalam diri masing-masing, rasa aneh yang mulai meringsek masuk di hatinya, gelenyar yang baru kali ini Ia nikmati.

"Kau menikmatinya Freen?"

Freen tersenyum, membawa tangan kanan Becky ke dadanya, membiarkan wanitanya merasakan bagaimana detak jantungnya menggila di sana.

"Bagaimana? Kau mendapatkan jawabannya Bec?"

"Hmm, thank you. "

Akhir-akhir ini yang Becky sukai bukan lagi milktea dengan 100% gula, namun pelukan Freen.

Tempat ternyaman untuknya bersandar, mulai merasa aman saat bercerita, didengar untuk setiap masalah yang ada, tempat di mana Ia bisa menukar sedihnya menjadi tawa, walaupun harus menunggu dalam waktu yang begitu lama.

"Dalam kontraknya, gak ada ditulis ciuman diperbolehkan, bagaimana jantungmu bisa mengkhianatinya?"

"Entahlah, Aku seharusnya tidak merobek kontrak itu. "

"Kenapa? Kau hanya ingin 100 hari bersamaku?"

"Tidak, bukan itu, Aku ingin mengganti harinya jadi tidak terhingga, dan menambah ciuman atau sex sekalipun adalah hal yang wajib ada. "

"Tsk. "

"Kau memerah, salah tingkah?"

"Stop Freen. "

Iya, wanitanya tidak berhenti membuat Becky merasa perutnya dipenuhi oleh kupu-kupu, menimbulkan rasa geli yang Ia sukai, semuanya mendadak menjadi satu hal yang mengasikan untuk dinikmati.

"Kita harus pergi sekarang, biarkan Aku mengganti bajuku Nona. "

"Oh oke, silahkan. "

Kedipan mata Freen membuat Becky tidak percaya, apakah gadis itu sedang menggodanya?.

🔺🔻🔺

12.00 WIB.

"Mie ayam bakso mercon?"

"Kamu belum pernah makan mie ayam?"

"Bakmie?"

"Bukan ini versi low budget nya bakmie ko Ahyiong. "

"Bakmie 80 ribu itu udah paling murah kali Bec. "

"Tsk, susah ngomong sama orang kaya, ini mie ayam cuma 15 ribu udah pakek pangsit rebus, ayok coba makan ini dijamin enak banget. "

Gerai kecil, di pinggiran kota Jakarta, di belakangnya bahkan ada kali yang bau dan tidak enak dipandang, Freen baru kali ini melihat sudut lainnya kota Jakarta dari dekat, bagaimana jalanan sempit itu tidak menjadi masalah besar untuk Mereka, rumah-rumah yang bahkan jauh lebih kecil dari garasi mobilnya, namun Mereka masih bisa tertawa dalam kesederhanaanya.

"Pemukimannya padat banget. "

"Iya, Kamu belum pernah ke sini?"

"Belum, kok Kita gak lewat jalan raya kayak kemarin aja Bec?"

"Aku sengaja, mau makan mie ayam sama bakso mercon dulu. "

Freen menatap sedikit jijik dengan sekitarnya, namun dirinya tidak bisa pergi dari sini tanpa Becky.

"Ini Mba, pesanannya, ini juga es campurnya sama es cendol dawetnya. "

"Woah, makasi Mang. "

Masing-masing dua, Becky tidak peduli Freen mau menghabiskannya atau tidak, yang Ia mau Freen harus mencobanya.

"Cobain. "

"Bec, ini kebanyakan. "

"Coba dulu aja. "

"Aku gak suka minum es. "

"Coba Freen. "

Freen memutar bola matanya malas, menyeruput es cendol dawet itu, namun keningnya berkerut, namun Ia kembali menyeruput sampai cendol yang berada di gelasnya tinggal setengah.

"Enak?"

"Banget, Aku suka Babe. "

"Es campurnya juga juara. "

"Woah, kecil-kecil gini tempatnya, tapi makanannya enak ya. "

"Makanya, don't be shallow. "

"Tsk, ya ya ya. "

Tidak berhenti di sana, sensasi rasa dari bumbu yang mie ayam itu hadirkan mampu membuat tubuh Freen bergoyang karena senang.

"Katanya berlebihan kalau goyangin tubuh saat makan?"

Seakan tersadar, Ia kembali ke mode datarnya, banyak sekali berubah, kadang Becky tidak terlalu siap dengan itu semua, namun setidaknya Ia bersyukur dengan apa yang terjadi dengan hubungannya saat ini, karena sekarang tidak hanya dirinya yang jatuh cinta, namun Freen juga.

"Eh iya Bec, Aku ada rencana. "

"Apa?"

"Rinjani, Kamu mau nemenin Aku?"

"Oke, kenapa gak, "

"Satu lagi, Aku mau Kamu ngajuin resign dan fokus buat morotin uang Aku aja. "

"Huh? Gak mau. "

"Aku beliin kucing. "

"Gak ah, Aku tu gak bisa di sogok. "

"British short hair, american short hair. "

"Apa sih, Kamu tu kira Aku wanita apa...

"dan Ragdoll. "

"Deal. "

Tidak masalah, Freen bahkan bisa menunda keinginannya untuk membeli mobil mewah lainnya hanya untuk 3 kucing itu, setidaknya Becky bisa fokus untuk menyembuhkan lukanya.

"Bec, Aku mau kulineran lagi. "

"Huh? emang Kamu belum kenyang? emang mau makan apa lagi?"

"Kamu. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After Met You (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang