S E M B I L A N B E L A S

4.2K 409 18
                                    

Hari ke 55, 11.00 WIB.

Becky POV.

Lombok, tiba-tiba Aku berada di sini, menghirup udara yang baru pertama kali Aku nikmati, Aku mengabulkan keinginannya, mendaki gunung rinjani, katanya bagus untuk pendaki pemula, Aku cukup penasaran.

Udaranya, suasana terbaik yang belum pernah sekalipun Aku sentuh, Aku menikmatinya, bahkan senyuman itu, wanita yang hangat, Dia milikku.

Seakan Aku sedang berkelana di alam mimpi, tolong jangan bangunkan Aku, biarkan semua halusinasi ini bekerja seperti apa mestinya, mencintainya, seperti layaknya sebuah wahana permainan mengerikan, namun Aku punya adrenalin itu, dan Aku memilih untuk tidak berhenti.

Dia bagaikan candu, yang membuatku terbelenggu dalam rindu, sulit untukku mengontrol semua kondisi yang ada dalam hatiku.

"Bec, di sini. "

Langkah kakiku menuju tempat terbaik yang Freen pilihkan, senyumnya benar-benar membuatku mabuk, bagaimana pahatan Tuhan begitu sempurna terlihat.

"I love you Bec, "

"Tiba-tiba?"

"Memangnya kenapa?"

"Tempat ini indah ya. "

"Hmm, seindah Kamu. "

"Aku?"

"Kenapa? Kau tidak ingin dianggap bagian dari itu?"

Aku mencintai setiap caranya melukiskan perasaannya, Freen yang tidak ekspresif mencoba untuk menjadi bagian terbaik dari cerita yang coba Ia tulis sendiri.

"Teriak, lepaskan semua yang selama ini Kamu rasakan. "

"Huh?"

"Iya, teriak, semua lukamu Kau tinggalkan di sini, bawalah obat yang bisa menyembuhkan setelahnya. "

Mengikutinya, menghirup udara sebanyak mungkin, dan berteriak sekeras yang Aku bisa, Dia benar, rasanya benar-benar lega, meluapkan emosi yang tertahan selama ini, rasa takut yang tersimpan jauh di lubuk hati, tersimpan dengan baik karena trauma yang berkepanjangan.

Aku telah lelah menangis, kadang emosi sedih itu sudah tidak mampu lagi Aku mainkan, berharap semua luka ini akan selesai di sini, di tempat di mana Aku ingin meninggalkan sebagai kenangan yang harusnya Aku hapuskan.

"Jika Aku bagian dari lukamu, Kau bisa mendorongku ke dasar jurang. "

Tidak, itu gila, Aku tidak akan mungkin melakukannya, dan lihatlah betapa jahilnya wanitaku, Dia tertawa sembari menghindar dari cubitan Ku, kehilangan lagi? Aku tidak akan pernah sanggup.

"Becca, Aku wujudkan keinginan Kamu untuk ke sini, semoga Kamu dari sana merasakan apa yang Aku rasakan ya. "

Nafasku serasa habis karena berteriak keras, namun demi Tuhan Aku benar-benar merasa jauh lebih baik setelah melakukannya.

"Becca pasti bangga punya Kamu Becky. "

"Hmm, Dia selalu mengatakan itu. "

Hangat peluknya, terasa benar-benar menenangkan, seakan semua sisi arogannya hilang begitu saja, meninggalkan sikap manis yang mulai merepotkan perasaanku.

"Kita buat tenda di sana, katanya matahari terbenam itu secantik Kamu. "

"Freen ih. "

"Loh, kenapa? Wah mukanya merah, Kamu salah tingkah ya? lucu banget. "

"Tsk, ya udah bangun tendanya, Aku masak buat makan siang. "

"Siap Sayang. "

Aku bilang juga apa, sikap Freen tidak baik untuk kesehatan jantungku.

Mencuri pandang, seperti yang dirinya lakukan padaku, kadang Aku merasa seperti Kita baru pertama kali jatuh cinta, baru merasakan suka, dan pertama kali juga untuk jalan berdua. Padahal semua keadaan ini sudah berjalan sangat lama.

"Babe, tendanya kecil banget. "

"Kan Kamu yang sewa, ini sih sempit, Kamu gak apa?"

"Gimana kalau Kita nikmati malam aja? kalau ngantuk ya tidur, kalau gak ya bertahan aja sampai pagi. Ah gak gitu, kita harus tidur tapi sambil pelukan, gimana?"

"Kamu sengaja nyewa yang kecil ya?"

"Hehe. "

Dan banyak hal gila yang mulai aneh pada Freen, atau sebenarnya sifat abstrak itu adalah dirinya yang sebenarnya? Entahlah.

"Sip, tendanya udah, Aku laper. "

"Mie dulu ya. "

Bibirnya mengerucut lucu, demi apapun Dia benar-benar menggemaskan.

"Kenapa alam bisa sejujur ini dalam keindahan?"

"Hmm, Aku setuju, Aku menyukainya, kalau Kau?"

"Aku menyukaimu. "

Keningku berkerut, entah berapa kali Freen membuat jantungku kewalahan sedari tadi, tapi Dia benar-benar seakan tidak peduli dengan itu semua.

"Aku kehilangan waktuku yang sangat lama, padahal mencintaimu semenyenangkan ini. "

"Benarkah?"

"Hmm, duduk di sini, di pangkuanku, akan Ku cerita betapa detak jantungku menggila karena mu. "

Aku menuruti keinginannya, di kursi itu, Aku duduk di pangkuannya dengan menumpukan seluruh tubuhku pada tubuhnya.

"Bagaimana? Kau menyukai iramanya?"

"Are you oke Freen? Ini terlalu kencang. "

"Hmm, Aku tidak baik-baik saja. "

"Freen. "

"Wo wo wo Aku bukan kena jantung koroner atau semacamnya, detak jantungku ini hadir karena mu, Ia begitu kewalahan. "

"Makasih. "

"Untuk?"

"Selalu mencoba mencintaiku. "

"Hmm, Aku tidak pernah mempermasalahkan ini semua Bec. "

Pelukannya kembali membalut tubuh kedinginan Ku dengan hangat, menutup mata menikmati detak jantung itu sampai Aku tertidur di pangkuannya.

"Aku terlalu pengecut untuk mengakui jika Kau adalah yang hatiku inginkan Bec. "

Ku biarkan Dia mengatakan apapun yang dirinya inginkan, Aku mendengarnya dengan baik, walaupun rasa kantukku beberapa kali mengalahkan Ku.

"Tidak perlu menjadi Becca untukku, karena Kau adalah versi terbaik dirimu sendiri, dan Kau tau, Aku menyukainya, senyumanmu, kesederhanaan mu, si aneh yang menggemaskan, anak kecil yang terjebak dalam tubuh tua, Aku mencintai itu semua Bec. "

"Kau bisa berhenti Freen?"

"Ah, Aku bukan sedang menggobalimu, kenyataan yang harus Kau tau, jadi tidak ada alasan lagi untukmu menanyakan kenapa Aku bisa berubah seperti ini. "

"Aku cukup terkesima dengan jawabanmu Nona, dan terima kasih sudah membalas perasaanku. "

"Hmm, mari memulainya dari awal, lupakan perjanjiannya, dan tetap bersamaku. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After Met You (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang