S E B E L A S

4K 395 17
                                    

Langit senja tidak pernah gagal memberikan keindahannya, warna jingga berpadu padan dengan sejuknya kota Jakarta, Becky tidak mengalihkan pandangannya dari langit-langit mobil yang Ia minta untuk dibuka, tersenyum seakan semua ini tidak sementara.

"Kau menyukainya?"

"Senja atau Kau?"

"Senja. "

"Ya, walaupun sesaat setidaknya Aku bisa menikmatinya. "

Freen menepikan mobilnya, jalanan cukup ramai, namun Ia tidak peduli, membiarkan Becky setidaknya 5 menit saja bisa melihat Senja dengan leluasa.

"Pandangin dulu aja, seengaknya bisa sedikit lebih lama. "

"Thank you. "

Menurunkan sandaran kursinya ke posisi yang tepat, terlentang menatap betapa lukisan sore ini mampu memabukkan pandangan.

Entah bagaimana, Freen mulai menyadari ada yang jauh lebih indah dari senja, yaitu senyuman Becky.

"Apa ada hidup setelah kematian Freen?"

"Hmm? Tiba-tiba?"

"Jika Aku bisa mengulang, mungkin harusnya Aku yang menghilang. "

Ada rasa sakit yang tidak bisa Freen jelaskan, bagaimana satu kalimat itu mampu mendebarkan jantungnya, bukan perihal Becca, tapi sebuah penyesalan yang tidak menemui ujungnya.

"Hmm, seharusnya. "

"Maaf, "

"Untuk?"

"Kehilanganmu, seharusnya bukan Kau yang mengalaminya. "

"Kita jalan lagi ya, nyari makan. "

Becky mengangguk, memejamkan matanya membiarkan bulir air itu mengalir membasahi pipinya, lalu menyekanya perlahan dan tersenyum setelahnya, rasa sakitnya masih sama, menjelaskan saja yang berbeda-beda setiap harinya.

"Kalau hari itu bukan Aku dokternya, mungkin Becca masih ada. "

"Bec, stop. "

"Aku mau berhenti, tapi tidak bisa Freen, karena kebencianmu kepadaku berawal dari itu semua. "

"Lalu menurutmu, jika bukan Kau, Ia juga akan mati?"

Diam, bahasa apa yang mampu menjelaskan atas setiap pertanyaan Freen tentang kematian, Becky tidak mampu mencerna isi kepalanya, karena yang ada hanya penyesalan dan rasa bersalah.

"Aku membencimu, bahkan sampai hari ini. "

"Kau ingin mempercepat kontraknya?"

"Bec, Aku bilang berhenti, kenapa Kau mempermainkan semua ini kalau Kau sebenarnya tidak yakin?"

"Aku yakin Freen, tapi dosaku terlalu besar. "

"Kau mau pelukan?"

"Freen maaf. "

"Hmm, pelan-pelan, "

Hanya sebuah anggukan, dan senyuman kecil yang dipaksakan, Becky tau tidak semua hal bisa dilupakan namun bisa dimaafkan, dan tidak semua kesalahan akan selalu menjadi ingatan buruk, Ia percaya semua akan selesai dengan waktunya.

🔺🔻🔺

Hari 35, 09.00 WIB.

Di tangan kanannya ada hasil check up, Ia sehat namun dengan riwayat POTS, mencoba bernegosiasi dengan seseorang yang paham dengan hal ini, walaupun awalnya ragu, tapi sekarang Ia mantap untuk melakukannya.

"Bec, "

"Bisa kan Heng?"

"Kau yakin?"

"Hmm. "

After Met You (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang