-Takdir-
Di dalam kamar, Kay memegang sebuah foto yang menunjukan masa kecilnya. Ia melihat wajah wanita yang memegang nya. Ia sedikit menunduk menahan rasa nyeri di dadanya, terbayang akan kasih sayang yang harusnya ia dapatkan.
"Buu.." Ucapnya pelan.
Kay meletakan foto itu lalu bergegas keluar kamar, dan segera menuruni anak tangga. Pukul 19.00, adalah jam makan malam, Ia melihat Ria yang sedang menikmati hidangan.
"Telat lo, udh habis" Ucap Ria dengan wajah mengejek.
Kay yang mendengar itu, tak ada tanggapan sama sekali. Ia melihat hidangan yang tersisa.
"Kay kamu makan ini ya" Ucap Lila sembari mengambilkan sepotong Dada Ayam, namun belum sempat ia taruh Kay langsung memegang tangan.
Lila melihat Kay, "kenapa?."
"Gw ga mau itu" Ucap Kay datar.
Ayah yang melihat prilaku Kay yang seenaknya dengan Lila tidak tinggal diam. "Makanlah apa yang dirimu sukai, jika tidak ada silakan pergi" Ucap Alvaroz ayah Kay.
Kay bangkit dari kursi makannya, ia memilih pergi dari pada harus makan dengan suasana yang tidak baik.
"Sebelum kamu pergi, minta maaflah dengan mama mu! " Ucap Ayah yang masih duduk di kursi meja makan.
Langkah Kay terhenti, ia menoleh ke Ayahnya dan memandangnya dengan tajam sejenak. "Mama gw gada disini" Ucap nya sebentar lalu bergegas pergi dan keluar rumah.
Alvaroz memandang lila dengan tatapan bersalah. Dirinya tak tau harus berkata apa.
"Maaf" Ucap Alvaroz
Lila tersenyum, ia memegang tangan kanan Suaminya itu, dengan penuh rasa.
"Ini bukan salah mu, tidak apa apa"
"Ma, pa. Ria duluan ya" Ucap Ria sembari bangun dari kursi, makannya sudah habis.
Kini hanya tersisa Lila dan Alvaroz.
"Sudah kamu beristirahat lah. Aku menyayangi kay seperti anak ku. Aku tidak masalah dengan perbuatan nya pada ku" Ucap Lila
Alvaroz tersenyum sejenak, lalu pergi dari meja makan.
Lila tersenyum sejenak, ia menatap vas bunga yang ada di sebelah meja makan. Di sana terdapat foto yang Alvaroz sembunyikan. Ia melangkah mendekat dan menyingkirkan vas bunga.
"Ariska, kau adalah gadis yang malang" Ucap Lila pelan.
*******
"Hayla. Kamu ngapain disini?" Tanya Bumi sembari memegang bahu gadis itu.
Hayla menoleh ke samping dan mendapati bumi yang menatapnya.
"Gapapa" Jawab hayla.
"Serius?"
Hayla memeluk bumi erat, ia tak bisa menahan air matanya lagi. Bumi yang merasakan ada sesuatu yang aneh dengan Hayla, memeluk nya balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi dan Kisahnya
Teen FictionAku pernah menyukainya tapi itu dulu. sebelum semuanya hilang. katanya Dunia hanyalah perihal datang, pergi dan menghilang. dan pada akhirnya semua orang akan pergi, bahkan saat mereka telah berjanji. hal yang ku takutkan adalah perpisahan, namun hi...