Bumi menata barang barang yang ada di rumahnya. Saat dirinya meraba meja, Bumi menemukan gelang yang dulu Kiano berikan untuknya
"Kiano" Ucapnya pelan, tangan nya menggenggam gelang."Andai dirimu masih disini, Kian." Gumamnya.
Bumi meletakan foto itu lantas berjalan keluar kamar.
"Pagi Om" Sapa Bumi melihat Om rion yang sedang membaca koran di
Om rion menoleh dan mendapati Bumi yang sedang berjalan ke arah nya. Sudut bibir om Rion terangkat.
"Pagi juga Bumi" Sapa Om Rion.
Om rion melihat bumi kelihatan sangat rapi, padahal hari ini adalah hari libur.
"Mau kemana?" Tanya Om Rion penasaran.
Bumi duduk di samping Om Rion, "Mau ke luar bentar"
"Sama siapa?"
"Sama Kay Om" Jawabnya.
"Kay? Lelaki yang mengantarkan dirimu waktu ini?" Tanya Om rion kembali.
Bumi mengangguk.
"Hati hati ya, kalau ada apa apa Hubungi Om. oke?"
"Iya Om"
Ting!
Ting!Suara Bel berbunyi.
"Kayaknya itu Kay Om, Bumi pamit ya"
Om Rion tersenyum bahagia melihat anak gadisnya sudah dewasa.
Bumi membuka pintu rumah.
"Hai" Sapa Kay.
Bumi tersenyum.
"Jaga anak saya!" Pesan Om Rion yang ternyata ikut keluar.
"Tenang aja Om" Balas Kay.
Bumi dan Kay mengendarai sepeda motornya. Di perjalanan mereka berbincang.
"Bumi, lo tau?"
"Apa?"
"Lo tu kecil kaya semut"
"Haha yaudah, kamu gajah"
"Kok gajah?" Tanya Kay
"Soalnya ototnya kaya tangan gajah, besar"
"Hmm"
"Btw lo serius lagi butuh uang?"
"Bukan aku, tapi Hayla"
"Oowh, Manusia itu"
"Kay!"
Kay terkekeh Pelan.
*******
"Kak Bumi" Sapa Mozza
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi dan Kisahnya
Teen FictionAku pernah menyukainya tapi itu dulu. sebelum semuanya hilang. katanya Dunia hanyalah perihal datang, pergi dan menghilang. dan pada akhirnya semua orang akan pergi, bahkan saat mereka telah berjanji. hal yang ku takutkan adalah perpisahan, namun hi...