Lembaran 19

351 22 0
                                    

Sepeninggalnya Shoko, kamar Megumi mulai terasa sunyi. Hanya ada dia sendiri. Tapi sungguh dia menghargai ketenangan ini. Itu bagus untuk tubuh dan kepalanya, dan tentunya moodnya. Ia sudah menghabiskan setengah dari secangkir teh herbal yang dibuat shoko untuknya. Itu teh yang benar-benar berguna baginya. Mengingat otot dan tubuhnya yang kaku merasa mendingan tatkala ia menyesap teh tersebut. Ya, tentu saja. Itu teh herbal. Jika bukan untuk kesehatan maka itu bukan teh herbal.

Ngomong-ngomong soal mood dan tubuh, dia merasa perutnya sedikit kosong. Tidak lapar namun juga butuh diisi. Lagipula ini sudah hampir siang dan ia melewatkan sarapan. Ia berpikir untuk mencari atau membuat makanan apapun itu, namun tak yakin apakah ia masih punya cukup tenaga untuk melakukan itu. Satu-satunya yang ia inginkan sekarang hanyalah memakan sesuatu entah apapun itu selama ia bisa mengisi perutnya. Lalu berbaring seperti kucing tiduran seharian.

Ketika rasa frustasi mencoba mulai merayapi dirinya, ia baru, benar-benar baru tersadar, kalau ada setumpuk harta tepat diatas nakasnya.

"Apa?!! Apa aku buta atau aku bodoh?!!! Bagaimana aku tidak menyadari ada makanan disini????!!! Tidak sepertinya otakku dan mataku sudah bergeser?!!!"

Megumi, yang entah kesambet apa, benar-benar baru menyadari kalau ada makanan yang sudah 'disiapkan' sedemikian rupa diatas nakasnya. Sekotak nasi kare yang terlihat enak, beberapa camilan dari kombini, dan minuman isotonik yang terlihat menyegarkan. Ia berasumsi kalau Gojo menyuruh Ijichi membelikan makanan ini tepat sebelum ia berangkat misi.

Ngomong-ngomong soal misi, Megumi ingat kalau ia belum berpamitan dengan benar dengan Gojo. Bagaimana bisa jika ia pingsan seperti orang koma. Jadi ia memilih untuk menanyakan kabarnya melalui ponselnya. Yang ketika ia buka kolom chat Torunya, itu sudah ada pesan sekitar beberapa jam lalu, mungkin itu terkirim tepat saat ia berangkat.

 Yang ketika ia buka kolom chat Torunya, itu sudah ada pesan sekitar beberapa jam lalu, mungkin itu terkirim tepat saat ia berangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas pesan kekasihnya, ia meraih kare itu, dengan sedikit tenaga lebih, lalu menyantapnya dengan tenang. Dilihatnya itu adalah nasi kare dari salah satu restoran yang sering ia dan Gojo kunjungi. Ia suka nasi kare disana karena rasanya enak, terutama salah satu menu kesukaannya dimasak dengan banyak rempah jahe.

Ditambah lagi nasi kare disana selalu hangat, cukup bertahan lama hingga menghabiskannya. Kemasan nasi kare dari restoran itu juga khusus sehingga walaupun pesan take away masih tetap hangat hingga waktu yang cukup lama. Sepertinya sudah lebih dari 1 jam sejak itu dibeli namun itu masih tetap hangat.

 Sepertinya sudah lebih dari 1 jam sejak itu dibeli namun itu masih tetap hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gofushi's Daily Life -524Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang