Kantor Cereptopia Com. Setelah menerima handuk yang dicampur oleh air dingin dari Jenderal Kunjito, kini Wolfie Jay menempatkan handuk di atas kepalanya. Kemudian ia menyuruh Kunjito untuk segera pulang, sebab ada tujuan nan kerjakan.
"Kunjito, apakah kamu tidak pulang hari ini?" tanya Wolfie Jay.
"Belum, Pak. Aku tidak mau pulang dengan terburu-buru," balas Jenderal Kunjito.
"Ya sudah, kalau begitu kamu duluan saja pulang. Kasian anak dan istrimu kalau pulang kemalaman, kau tidak usah mengkhawatirkan aku. Kalau aku butuh bantuan, mungkin aku akan menelpon mu." Wolfie Jay memaksa Kunjito pulang.
"Baiklah, Pak. Aku akan segera pulang, terima kasih sebab telah mengizinkan ku."
Wolfie Jay mengangguk sambil tersenyum duduk di kursi dan meja berwarna cokelat. Kemudian Jenderal Kunjito berjalan menuju lip dengan tujuan segera pulang. Setelah kepergian Kunjito, Wolfie Jay berjalan menghampiri lemari kosong, ia mendorong sekuat mungkin lalu masuk ke dalam lip berbentuk pil, lip itu turun menuju ruang rahasia bawah tanah, tempat sembunyi Cereptopia nan menghasilkan sinyal listrik untuk semua robot yang digerakkan sampai sekarang.
Dua puluh menit berlalu, kini lip mendadak berhenti dan terbuka sangat santai. Selanjutnya Wolfie Jay berjalan keluar menuju cip Cereptopia yang sedang berputar dengan ribuan kali.
"Selamat malam, alat kebanggaan ku. Berkat dirimu, aku bisa melakukan apa pun untuk menguasai dunia ini, semua manusia mematuhi diriku bahkan FBI berserah kepadaku. Bertahan lah terus, sampai sisa nyawaku telah berakhir, kau akan nyaman di sini tanpa dilihat oleh manusia siapa pun," ucap Wolfie Jay.
Selanjutnya ia berjalan menuju ruangan, untuk menciptakan peralatan terbaru kelak nanti, yang mana buat berjaga dari orang-orang nan mau menjatuhkan Wolfie Jay.
***
Dua jam berlalu, kini Kevin telah selesai bekerja dan ia sudah kekenyangan oleh makan siangnya. Sebelum pulang, ia mengabsen dengan alat teknologi yang sudah umum nya.Sembari sibuk mengabsen, Akbar datang menghampiri Kevin kekeh pergi menuju tempat karaoke.
"Nanti malam, kita pergi ke karaoke yah, Kevin. Ayolah temani aku malam ini aja, aku tidak punya teman untuk berpesta. Hanya kau nan ku kenal," ajak Akbar.
"Haduh, 'kan sudah ku bilang kalau malam ini nggak bisa, Akbar. Aku lagi nggak bisa pergi, mungkin kamu pergi sama pak manager aja. Aku ada anak dan kamu masih bujang, sudah jangan ganggu aku lebih baik aku pulang sambil rebahan. Hari ini aku lelah sekali duduk di depan monitor," balas Kevin dengan menolak ajakan Akbar.
Selepas mengobrol dengan Akbar, Kevin langsung mengabsen pulang, lalu ia meninggalkan tempat itu dan rekan kerjanya. Kemudian Kevin berjalan menuju lip berbentuk kapsul dengan menuruni pipa besar. Saat sampai di bawah, ia berjalan menuju parkiran lalu pulang dengan menggunakan sepeda motor terbang, sebelum pulang ia berhenti ke toko roti untuk membeli roti manis untuk anaknya — Rara.
***
Kota Zaitun 2.0. Matahari pun tenggelam dan malam mulai berganti, kini Nico dan Retri telah menyiapkan alat penghancur robot demi mengambil besi-besi robot yang ada di Kota Azaria 2.0 lalu diubah menjadi partikel batu hitam."Retri, apakah kamu sudah siap untuk malam ini?" tanya Nico.
"Iya, Nic. Aku sudah siap? Tapi, malam ini tidak akan terjadi seperti siang tadi kah?" tanya balik Retri.
"Bagus lah kalau begitu, santai kau tidak usah takut. Malam begini Profesor Wolfie Jay dan robot FBI sedang beristirahat, kalau kita menyamar dan tidak membuat keributan dijamin 100 persen aman," balas Nico.
Retri mengangguk dengan keadaan bimbang, ia tidak tahu apakah perkataan Nico itu berhasil atau tidak. Di lain sisi Nico juga berdengung, melihat seorang iblis yang takut dengan manusia dan robot, padahal iblis punya banyak ide lalu berkuasa dengan niat jahatnya. Mengapa iblis ini sangat berbeda?
***
Taman City Acumachi. Kevin mendarat ke lokasi itu, lalu berangkat menuju toko kue. Kebetulan toko itu masih buka, kemudian Arsen pelayan toko kue menghampiri Kevin."Pak, saya mau mesan roti manis 6 buah, toping buat naga dan nangka," pinta Kevin.
"Baiklah, Pak. Harap tunggu sebentar," balas Arsen.
Kevin tidak menyadari bahwa Arsen itu adalah ponakannya sendiri, ditambah ia sudah lama berlangganan di toko kue tersebut. Di lain sisi Arsen juga memikirkan hal yang sama kalau Kevin adalah pamannya nan sudah lama almarhum, walau wajah nya sama tapi itu sangat mustahil dapat hidup kembali.
Sembari menunggu pesanan kue, kini Kevin menerima pesan grup rekan kerja lewat Aeris, sebab Akbar mengundang banyak teman untuk pergi menuju karaoke demi menyambut hari lahir Akbar ke dua puluh lima. Meskipun banyak orang minat datang ke sana, tapi Kevin sudah sangat lelah kerja seharian, ia lebih menghabiskan bersama anaknya dibanding berkumpul dengan rekan kerja di kantor.
"Pak, ini pesanan nya. Terima kasih banyak sudah berlangganan di toko kami," ucap Arsen sembari menyodorkan sekotak kue manis dengan kemasan nan menarik.
"Wah, terima kasih banyak, Pak. Iya, saya malah suka dengan kue di sini sangat enak dan higienis. Nih harganya masih sama kayak kemarin kah?" tanya Kevin.
"Iya, Pak. Kami sangat senang mendengarnya, semoga bapak tetap betah dengan kue buatan kami. Iya, sama kayak harga biasa," balas Arsen.
"Baiklah, kalau begitu."
Usai membeli kue, Kevin pun pergi meninggalkan Arsen seraya membawa kue manis. Setelah melayani pelanggan terakhir, kini Arsen bersiap pulang ke rumah sambil membawa kue sisa untuk adiknya, yang mana kue tersebut telah dikasih oleh pimpinan pemilik toko kue itu.
***
Kota Azaria 2.0. Nico dan Retri telah datang kembali ke kota tersebut, saat tiba di sana kini kota terlihat sepi hingga tidak ada manusia melakukan aktifitas di luar sama sekali, padahal semua manusia di kota itu lagi ada acara di luar kota untuk merayakan hari ulang tahun Akbar ke dua puluh lima tahun. Kemudian mereka masih melihat beberapa robot yang dibeku oleh es, lalu ada juga robot yang hancur ditembak Arloji laser oleh Nico.Selanjutnya Nico dan Retri mengaktifkan alat penghancur robot, selepas itu berubah menjadi partikel hitam dengan bergegas.
"Ayo, Retri buruan hancurkan robot itu segera, sebelum ada manusia melihat kita," seru Nico.
"Ok, aku sedang berusaha nih," balas Retri.
Empat puluh lima menit berlalu, selama mereka sibuk menghancurkan tubuh robot FBI menjadi partikel batu hitam, kini Arjen yang baru pulang bekerja melihat Nico Westly kembali dan bersama wanita anonim lewat kacamata Aeris.
"Lah, mengapa ia masih ada di sini? Bukannya ia sudah dikirim ke pulau terlarang, terus siapa wanita anonim itu? Mengapa ia tidak terdeteksi dengan Aeris punyaku?" heran Arjen.
Selama Arjen sibuk mengamati mereka berdua, kini Nico dan Retri telah berhasil mengumpulkan partikel batu hitam dari tubuh robot FBI, kemudian mereka berdua bergegas pulang sebelum ada manusia lain atau robot menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invalible V (Terbit)
FantasySetelah puluhan tahun, kini Pulau Diamond dan Pulau Sky telah bersatu hingga membentuk Pulau Diamond 2.0 yang didirikan oleh Datuk Wolfie Jay. Selain itu ia menciptakan Cereptopia sebagai sumber tenaga listrik pertama dengan menggunakan chip hingga...