'Like a child who has grown up, like a tree that is left alone
Look at the world of someone that is lonely and exhausted
In the end, I can't find what I hoped and longed for
Look at the hidden scars that those who were pushed away try to hide'...........
SELAMAT MEMBACA
.
.......
Liandra berjalan menyelusuri koridor rumah sakit menuju pintu keluar, jadwal laki-laki itu sudah selesai karena janji temu pasiennya hanya dua orang hari ini, dan entah kenapa satu darinya tidak datang padahal Liandra sudah menunggu sekitar dua jam sebelumnya.
Lelaki itu memutuskan untuk mampir di meja pendaftaran, setidaknya bertanya jika saja pasiennya itu sempat datang namun Ia tidak ada di ruangan sehingga mereka tidak bertemu.
"Sus, tadi pasien saya ada yang gak sempet ketemu sama saya gak ya? Soalnya satu pasien saya tidak memenuhi janji temu hari ini." Ujar Liandra bertanya pada seorang suster yang berjaga di meja pendaftaran tersebut.
Wanita berusia 30-an itu mengerutkan dahinya dan menggeleng, "Sepertinya tidak ada Pak, karena saya selalu berada di meja sedari pagi." Ia menatap Liandra, "Boleh saya tau siapa nama pasiennya?"
"Atas nama–" Liandra menggantungkan ucapannya, menoleh ke kanan kiri, memastikan jika tidak ada seseorang yang terlintas dipikirannya berada di sekitarnya sekarang, "Anastasia Amanda?"
"Tunggu sebentar ya Pak." Suster tersebut mengutak-atik komputer didepannya, "Apa maksudnya Ny. Wilson?"
"Ya, Amanda Wilson."
"Hm, tidak ada pak. Tapi pasien ini sempat datang dua hari sebelumnya."
"Oh ya?" Liandra mengerutkan keningnya, "Tapi waktu itu saya tidak ada janji temu dengan dia karena ada pasien lain kan?"
"Ya, benar pak, hari itu Pak Liandra ada janji temu dengan pak Arren." Si lawan bicara mengangguk membenarkan, "Kalau tidak salah, hari itu pasien juga sempat menanyakan ruangan Dokter Malverick tetapi saya tidak memberitahukannya karena dia tidak ada janji temu."
Liandra tertegun sebentar, sepertinya Amanda pergi kerumah sakit untuk mengunjungi Malven, namun kenapa gadis itu mendaftar untuk membuat janji temu dengannya? Apakah ada yang ingin Amanda sampaikan pada dirinya?
Liandra lalu menghela nafas pelan, "Baik kalau begitu, terima kasih sus, saya pulang dulu."
"Sama-sama pak Lian, selamat istirahat."
Liandra mengangguk dan tersenyum, mengepalkan tangannya di depan dada sebelum melanjutkan langkahnya, memberikan semangat pada suster tersebut yang kini masih harus melanjutkan tugasnya sebelum pergantian shift tiba.
Di tengah-tengah keheningannya menikmati bau rumah sakit serta derap langkah kaki yang berlalu lalang. Seseorang dari belakang arah selatan kini berlari kecil menghampirinya dan memanggilnya beberapa kali.
"Woy Neraka!"
Liandra memutar bola matanya malas, menatap sosok yang kini sudah berhasil mengambil tempat untuk berjalan disampingnya. Lelaki yang tidak lain tidak bukan adalah Attharazka, sosok jangkung yang mengalungkan kamera di lehernya.
"Apa Norojo?!"
Azka mendengus, "Gue panggil dari ujung Sabang lo gak denger juga."
"Gak, gue di Merauke soalnya."
Azka kembali mendengus jengah, memang Liandra ini selalu bisa membalas ucapan orang lain dengan tepat sasaran. Sesuai dengan tabiatnya yang suka mencari keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Home [NCT DREAM]
FanfictionO N G O I N G Katanya hidup adalah tentang bertahan. Bertahan untuk penyesalan, bertahan untuk ketertinggalan, bertahan untuk kesempatan, bertahan untuk kewarasan, bertahan untuk harapan, bertahan untuk melanjutkan perjalanan, juga bertahan untuk se...