Kami akhirnya pulang dari acara makan malam keluarga pak Kim. begitu sampai di mobil aku langsung bernapas lega, dan pak Kim hanya tersenyum melihatku. Ia menepati janjinya, berarti dia tidak akan diare selama seminggu ini. Aku sangat berterima kasih pak Kim mau melakukan hal itu untukku. Selama acara makan malam aku tidak bisa menikmati apapun. Itu karena aku terus gugup dan beberapa kali sempat diajak ngomong oleh sepupu-sepupu dari pak Kim. Meskipun aku melihat Kim Taehyung, lelaki itu sama sekali tidak mendekati kami. Aku bingung kenapa malam ini ia lebih diam daripada biasanya. Karena sepanjang malam aku tidak ingin menarik perhatian, aku jadi tidak menyapanya. Aku hanya tidak ingin Taehyung menganggapku berlebihan karena bersikap sombong saat di acara makan malam keluarga. Aku juga masih perlu menjelaskan sesuatu padanya, mungkin jika waktu yang tepat tiba, aku akan mengundangnya untuk bicara empat mata. Aku hanya tidak bisa bertemu dengannya dalam waktu dekat ini.
Esok paginya pak Kim dan aku bersiap untuk ke Ulsan. Kami pergi pagi-pagi ke stasiun dan tiba di rumah sakit sebelum jam makan siang,sehingga ibu bisa beristirahat. Ayah belum juga sadar. AKu ingin sekali menemani ibu disaat-saat seperti ini, namun aku tidak bisa langsung kembali karena masih terhalang jadwal kuliah dan acara keluarga pak Kim kemarin malam.
Aku keluar dari kamar rawat dan bertemu pak Kim yang baru saja kembali dari makan siang, dan aku pun mencegatnya.
"Pak... kurasa kita harus bicara." kataku dan pak Kim mengikutiku.Kami tiba di taman rumah sakit yang tak jauh dari kamar rawat ayah dan duduk di bangku.
"Pak Kim, apa pak Kim kembali mendaftarkan kembali pernikahan kita?" tanyaku dan pak Kim menggeleng. Aku menautkan alis mendengar hal itu. Bukannya kita harus kembali mendaftarkan pernikahan kita karena sudah rujuk, ya? Biasanya pak Kim yang mengatur semua hal itu. "Kenapa?" tanyaku kemudian, penasaran.Pak Kim menatapku, sorot matanya berbeda dari biasanya. "Karena kupikir, ini jalan terbaik." ucapnya, dan aku mengrnyitkan dahi. Ia kemudian melanjutkan, "Untuk sekarang, kurasa ada baiknya hanya mengumumkan pada keluarga." ucap pak Kim kemudian. Ada rasa aneh di dadaku saat ia mengatakan hal itu. Seakan-akan pak Kim akan memutuskan kontrak pernikahan kami untuk kedua kalinya. Untuk sekarang mungkin belum, karena belum ada satupun dari kita yang mencapai tujuan masing-masing. Aku yang menginginkan ayahku pulih kembali, dan pak Kim yang menginginkan keamanan jabatannya di perusahaan.
"Begitu, ya... Kurasa pak Kim ada benarnya." ujarku denga lesu. Aku merasa bahwa pernikahan kontrak kedua ini tak akan berlangsung lama. Aku jadi merasa sayang. Sayang rasanya menghabiskan waktu yang singkat dengan pak Kim. Aku ingin bersamanya lebih lama, egois memang. Namun, sepertinya hatiku kembali mengarah kepadanya setelah beberapa bulan ini kami terus bersama.
Pak Kim tiba-tiba mengusap kepalaku lembut. Hanya sebentar, dan ia berkata, "Jangan terlalu dipikirkan. Tenang saja, kali ini status pernikahan ini kupastikan tidak akan membawa masalah apapun." setelah mengatakan hal seperti itu pak Kim bangkit berdiri dan mengajakku kembali masuk ke dalam ruang rawat ayah.
***
Tak terasa sudah lewat beberapa bulan semenjak kami rujuk. Pak Kim tidak membicarakan apapun soal perusahaan, dan ayah masih terus dirawat tanpa kepastian. Beberapa waktu yang lalu ayah sempat gawat, untunglah saat itu aku dan pak Kim sedang berada di sana. Dokter mengatakan untuk tetap tegar dan bersabar. Selama itu ibu terlihat tertekan, aku tak tega meninggalkannya sendiri, dan beberapa kali ingin tetap di Ulsan, namun pak Kim menolongku dan mengingatkanku tentang ujian akhir yang kian mendekat. Dan mau tak mau aku harus kembali ke Seoul untuk meneruskan kuliah agar cepat selesai. Aku duduk dekat jendela beranda, menatap langit malam kota Seoul. Entah sudah berapa kali aku menghela napas berat, hingga pak Kim datang membawa secangkir teh.
"Minum dulu. Kau terlihat banyak pikiran." ucap pak Kim dan menemaniku duduk. "Yeoreum kenapa duduk di lantai seperti ini. Lantainya dingin, ayo duduk di sofa saja." kata pak Kim namun aku tak bergeming. Pak Kim pun tetap duduk bersamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real: VS
Teen FictionPercaya atau tidak, aku sudah menjanda lebih dari 5 tahun. Dan aku baru saja berulang tahun yang ke-27 tahun ini.